Terapi Komplementer dan Alternatif untuk Penyakit Reumatik Berdasarkan Basis Bukti Ilmiah

Oleh :
dr.Eduward Thendiono, SpPD,FINASIM

Meskipun manajemen farmakologis pada penyakit reumatik terus mengalami kemajuan, pengobatan komplementer dan alternatif tetap populer di kalangan penderita. Contoh dari penyakit reumatik adalah rheumatoid arthritis (RA), osteoarthritis (OA), fibromialgia, gout, dan lupus eritematosus sistemik (SLE). Secara garis besar, terapi konvensional pada penyakit reumatik mencakup obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), disease-modifying antirheumatic drugs (DMARDs), dan agen biologik. Tetapi, ada sejumlah pasien yang tidak berespon dengan baik terhadap jenis pengobatan tersebut dan kemudian mencari bentuk pengobatan lain.[1-3]

WHO mendefinisikan terapi komplementer dan alternatif sebagai spektrum luas praktik kesehatan yang bukan bagian dari tradisi negara dan tidak terintegrasi pada sistem pelayanan kesehatan masyarakat yang dominan. Pada beberapa negara, termasuk Indonesia, jenis terapi ini sering juga disebut ‘Pengobatan Tradisional’.[2]

Risiko Penggunaan Terapi Komplementer dan Alternatif pada Penyakit Reumatik

Referensi