Efek Ketukan Binaural untuk Memperbaiki Tidur

Oleh :
dr.Soeklola Muliady SpKJ

Terdapat teori yang mengindikasikan bahwa ketukan binaural bermanfaat dalam memperbaiki kualitas tidur. Gangguan tidur merupakan masalah medis signifikan yang mempengaruhi perubahan neurologis, perilaku, fisiologis dan kualitas hidup seseorang. Kualitas tidur sendiri dikatakan menjadi prediktor suasana hati seseorang di esok harinya (post-sleep mood), serta gangguan tidur berhubungan dengan peningkatan risiko gangguan mood.[1-4]

Salah satu cara memperbaiki kualitas tidur adalah menginduksi tidur secara cepat. Penggunaan farmakoterapi untuk menginduksi tidur merupakan cara tersering yang digunakan, namun, penggunaannya sering kurang efektif dan banyak risiko efek samping. Penggunaan stimulus auditorik, seperti ketukan binaural, dapat menjadi salah satu cara efektif dalam memperbaiki kualitas tidur dengan efek samping minimal.[1-7]

Binaural untuk Memperbaiki Tidur

Mekanisme Kerja Ketukan Binaural terhadap Perbaikan Tidur

Analisis gelombang otak menunjukkan terdapat 4 tahapan tidur, yaitu tiga tahap non-rapid eye movement sleep (NREM) atau disebut dengan N1, N2 dan N3, serta tahap rapid eye movement (REM). Tahap N1-N3 merupakan tahap semakin dalamnya siklus tidur, dengan tidur terdalam di N3.

Kedalaman tidur ini ditandai perubahan gelombang otak mulai dari kesadaran penuh di gelombang beta menuju ke kondisi rileks atau mengantuk di gelombang alfa; dan turun ke gelombang theta di N1 (tidur ringan) hingga ke gelombang delta di N3 (tidur terdalam); kemudian kembali ke gelombang beta di fase REM.[2,4,8]

Apa Itu Ketukan Binaural dan Caranya Mempengaruhi Tidur

Stimulus auditorik, seperti ketukan binaural, mampu menghasilkan perubahan gelombang otak yang diperlukan untuk masuk ke tahap tidur maupun kondisi rileks. Ketukan binaural merupakan ilusi auditorik yang terjadi ketika dua nada murni yang mirip (dengan frekuensi yang sedikit berbeda) diperdengarkan pada setiap telinga secara bersamaan menggunakan headphone.

Selanjutnya, otak akan mengenali perbedaan frekuensi telinga kanan dan kiri tersebut dan memunculkan persepsi adanya nada ketiga. Ketukan binaural ini akan menimbulkan entrain aktivitas kortikal tergantung frekuensi ketukan yang dihasilkan, mulai dari perubahan mood, persepsi nyeri, keseluruhan gelombang otak, maupun tingkat kesadaran seseorang.[1-5,7]

Ketukan binaural sebesar 3 Hz telah dilaporkan dapat menginduksi aktivitas delta yang selanjutnya akan meningkatkan durasi N3. Ketukan binaural 6 Hz akan menginduksi aktivitas theta di regio frontal dan parietal-sentral yang menginduksi timbulnya efek meditasi. Sementara itu, saat ketukan binaural 15 Hz akan menginduksi aktivitas beta di keseluruhan otak yang bermanfaat untuk peningkatan memori kerja.[2,4,5,7]

Penelitian Efikasi Ketukan Binaural dalam Perbaikan Tidur

Penelitian di tahun 2019 terhadap 24 peserta berusia 20–40 tahun menunjukkan bahwa penggunaan ketukan binaural memiliki besaran efek 0.46 untuk perbaikkan kualitas tidur dan 0.43 untuk insomnia. Penelitian ini menggunakan ketukan binaural 0.5 Hz pada nada pembawa 174 Hz yang berfungsi untuk menginduksi gelombang delta. Ketukan diperdengarkan sesaat sebelum tidur setiap malam, selama tiga minggu.[3]

Data tersebut sejalan dengan pengamatan yang dilakukan pada tahun 2021 terhadap perubahan gelombang otak ke gelombang delta dan theta pada penggunaan ketukan binaural 4-8 Hz terhadap 12 orang responden selama 45 menit.[4]

Pengukuran tentang kualitas tidur dan post-sleep mood juga dilakukan terhadap 20 orang sehat berusia 20-30 tahun menggunakan ketukan binaural 3 Hz dengan nada pembawa 174 Hz. Post-sleep mood yang diukur berupa ansietas, depresi, marah, semangat, kelelahan, dan kebingungan. Intervensi dilakukan selama 1 minggu dengan setiap harinya mendengarkan ketukan tersebut selama 90 menit sebelum tidur malam.

Hasilnya menunjukkan latensi tidur memendek, durasi terbangun di antara tidur memendek, dan lama tidur memanjang secara signifikan dibandingkan basal (1 minggu sebelum intervensi). Sekitar 70% peserta merasa kualitas tidurnya meningkat dan 80% peserta mengatakan perasaan setelah bangun di pagi hari menjadi lebih baik setelah menggunakan intervensi.[1]

Efek Samping Penggunaan Ketukan Binaural

Tidak ada efek samping yang terlalu berbahaya akibat penggunaan ketukan binaural. Intervensi ini sangat sederhana dan tidak invasif. Adapun efek samping bersifat serupa dengan mendengarkan musik yang terlalu keras.

Pada kasus yang jarang, ketukan binaural dapat menyebabkan pusing, ansietas dan depresi. Hal ini mungkin terkait perubahan gelombang di amigdala. Meski begitu, belum ada penelitian lanjutan mengenai pengaruh ketukan binaural terhadap emosi subjektif.[1,2]

Kesimpulan

Gangguan tidur berdampak serius terhadap penurunan fungsi fisik, fungsi mental dan kualitas hidup seseorang. Ketukan binaural dianggap berpotensi untuk perbaikkan tidur dengan efek samping minimal. Ketukan binaural bekerja dengan menimbulkan entrain aktivitas kortikal ke gelombang otak yang diharapkan.

Adapun penggunaan ketukan binaural 0.5 hingga 4 Hz memungkinkan terjadinya entrain gelombang otak menuju gelombang delta, yaitu gelombang yang sama pada tahap N3 (fase tidur paling dalam). Data penelitian mengenai efikasi ketukan binaural terhadap kualitas tidur masih terbatas. Studi yang ada mengindikasikan bahwa ketukan binaural berpotensi memperbaiki kualitas tidur, induksi tidur yang lebih baik, dan meningkatkan post-sleep mood.

Referensi