Keamanan produk pemutih gigi pasaran bagi kesehatan rongga mulut adalah hal yang penting untuk diperhatikan. Hal ini mengingat bahwa prosedur pemutihan gigi telah menjadi salah satu perawatan estetik yang banyak diminati selama dua dekade terakhir. Kondisi ini juga sejalan dengan semakin berkembangnya produk pemutih gigi pasaran (over-the-counter product / OTC).[1]
Pada dasarnya, terdapat tiga pendekatan dalam prosedur pemutihan gigi, yaitu:
In-office bleaching, prosedur sepenuhnya dilakukan oleh dokter gigi dan menggunakan produk pemutih berkonsentrasi tinggi (25-40% hidrogen peroksida)
At-home bleaching, prosedur dilakukan oleh pasien dirumah tetapi dibawah pengawasan dokter gigi, dengan menggunakan produk pemutih berkonsentrasi rendah (10-20% karbamid peroksida setara dengan 3,5-6,5% hidrogen peroksida)
- Pemutihan gigi dengan over-the-counter product, dimana prosedur pemutihan gigi diaplikasikan oleh pasien sendiri dengan menggunakan produk pemutih gigi pasaran berkonsentrasi rendah (3-6% hydrogen peroksida). Produk ini biasanya tersedia dalam bentuk gel pemutih gigi, benang pemutih gigi, permen karet, pasta gigi pemutih, atau strip pemutih gigi[1-3]
Secara umum, pendekatan at-home bleaching telah menjadi gold standard dan telah terbukti efektif meskipun hasilnya dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti jenis noda pada gigi, usia pasien, konsentrasi zat aktif, waktu, dan frekuensi perawatan. Kekhawatiran yang timbul adalah terkait keamanan dari produk pemutih gigi pasaran (OTC), yang diperjual-belikan secara bebas tanpa pengawasan ahli profesional. Muncul berbagai kontroversi mencakup keamanan produk apabila digunakan dalam jangka panjang, penyalahgunaan produk pemutih gigi pasaran serta kemungkinan timbulnya efek samping pada kesehatan mulut tanpa adanya diagnosa yang mendasari.[3-5]
Komposisi Produk Pemutih Gigi Pasaran
Produk pemutih gigi pasaran yang beredar di masyarakat umumnya mengandung bahan aktif dan nonaktif. Bahan aktif utama meliputi hidrogen peroksida dan karbamid peroksida. Bahan nonaktif pada produk pemutih gigi terdiri dari bahan pengental, pembawa, surfaktan dan dispersant pigmen, pengawet, dan perisa aroma.
Bahan Pengental
Karbopol (carboxypolymethylene) adalah zat pengental asam poliakrilat dengan berat molekul tinggi. Polimer ini berfungsi untuk meningkatkan viskositas bahan pemutih sehingga memungkinkan terjadi retensi gel pemutih yang lebih baik di dalam tray. Fungsi lainnya yaitu meningkatkan waktu pelepasan oksigen aktif pada bahan pemutih hingga 4 kali. Konsentrasinya biasanya antara 0,5% dan 1,5%.[3,5-7]
Pembawa
Pembawa berfungsi untuk menjaga kelembaban produk dan pelarut komposisi lainnya. Gliserin dan propilen glikol adalah zat yang paling banyak dijadikan sebagai pembawa pada produk pemutih pasaran.[3,5-7]
Surfaktan dan Dispersan Pigmen
Kedua bahan tersebut bertindak sebagai agen pembasah permukaan produk yang memungkinkan bahan aktif pemutih untuk menyebar.[3,5-7]
Pengawet
Metil, propil paraben, dan sodium benzoate merupakan zat yang biasa digunakan sebagai bahan pengawet. Zat ini memiliki kemampuan untuk mencegah pertumbuhan bakteri pada produk pemutih gigi.[3,5-7]
Perisa aroma
Digunakan untuk menambah aroma agar dapat ditolerir oleh konsumen. Perisa aroma yang banyak digunakan misalnya peppermint, spearmint dan pemanis seperti sakarin.[3,5-7]
Manfaat Produk Pemutih Gigi Pasaran
Terdapat berbagai macam produk pemutih gigi pasaran yang tersedia. Kebanyakan produk pemutih gigi pasaran menjadi semakin populer karena biaya relatif lebih murah bagi konsumen dan teknik pemasaran yang menarik oleh perusahaan manufaktur. Akan tetapi tentu saja manfaat dari berbagai jenis produk pemutih gigi masih menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam menentukan sediaan yang akan dipilih.[3-5]
Pasta Gigi Pemutih
Pasta gigi pemutih umumnya mengandung bahan abrasif yang lebih keras dan lebih tinggi jumlahnya daripada pasta gigi konvensional. Pada umumnya pasta gigi pemutih mengandung karbamid peroksida atau hidrogen peroksida dalam konsentrasi rendah sebagai agen pemutih. Hal ini bertujuan untuk menghapus noda eksternal yang menempel pada permukaan gigi. Pada umumnya pasta gigi dengan tingkat abrasi yang tinggi tidak hanya akan menghilangkan noda yang menempel tetapi juga mengikis permukaan email disekitar noda. Oleh karena itu, penting untuk membatasi penggunaanya mengingat potensi kerusakan pada lapisan luar gigi (enamel dan dentin yang terbuka).[3-5]
Obat Kumur Pemutih
Obat kumur pemutih mengandung hidrogen peroksida konsentrasi rendah (1,5%) yang bereaksi dengan kromogen dan memiliki natrium heksametafosfat yang memiliki keberhasilan tingkat sedang. Obat kumur tidak mengandung bahan abrasif seperti hal nya pasta gigi pemutih.[3,11,12]
Benang Gigi Pemutih
Di pasaran juga tersedia benang gigi pemutih yang biasanya dilapisi dengan silika abrasif. Hingga saat ini belum ada laporan klinis yang dipublikasikan terkait efektifitas penggunaanya.[11,12]
Permen Karet Pemutih
Sediaan permen karet pemutih gigi, umumnya mengandung natrium heksametafosfat. Akan tetapi, kinerja dalam pemutihannya tidak lebih baik secara signifikan dari permen karet biasa.[11,12]
Strip Pemutih Gigi
Strip pemutih gigi merupakan lapisan tipis strip plastik yang dapat dibentuk sesuai dengan permukaan bukal gigi. Strip pemutih gigi mengandung gel peroksida dan beredar di pasaran disertai dengan instruksi yang berbeda-beda.Strip ini digunakan dua kali sehari selama 30 menit selama 14 hari. Peningkatan kecerahan warna gigi dapat diamati dalam beberapa hari. Metode ini umumnya dapat mencerahkan gigi hingga 2 tingkat warna.[1-5]
Gel Pemutih Gigi
Gel pemutih gigi berbahan dasar peroksida, dapat diaplikasikan secara langsung ke permukaan gigi, menggunakan kuas kecil atau dengan menggunakan tray, dengan atau tanpa aktivasi lampu. Produk ini biasanya diaplikasikan di malam hari. Perubahan kecerahan warna dalam 1 atau 2 tingkat biasanya dapat terlihat dalam beberapa hari pemakaian.[4,7-12]
Risiko Produk Pemutih Gigi Pasaran
Risiko dari produk pemutih gigi pasaran dibedakan menjadi risiko lokal dan sistemik. Hal ini dikarenakan produk pemutih gigi dapat memberikan efek samping sesuai dengan konsentrasi dari komposisi zat aktif (hidrogen/karbopol peroksida), durasi perawatan, dan komposisi non aktif dari produk pemutih yang digunakan.[7,12]
Risiko Lokal
Peningkatan sensitivitas gigi biasanya terjadi pada saat perawatan dan dapat berlangsung selama beberapa hari. Penetrasi molekul peroksida melalui email, dentin, dan pulpa, dapat meningkatkan reaksi hipersensitivitas. Hal ini disebabkan oleh radikal bebas yang berasal dari oksidan zat aktif. Sebelum pengaplikasian, gingiva perlu dilindungi terlebih dahulu untuk mengurangi kemungkinan terjadi iritasi gingiva dan jaringan mukosa oral.[7,12,14]
Risiko tambahan lainnya meliputi erosi gigi, peningkatan potensi demineralisasi gigi, hingga kerusakan pulpa. Mekanisme kerja molekul peroksida dapat mengganggu morfologi dan struktur gigi. Hidrogen peroksida dengan konsentrasi 15% merupakan konsentrasi efektif dan maksimum. Apabila konsentrasi melebihi 15%, dapat meningkatkan kemungkinan perubahan pada kepadatan email tanpa meningkatkan efek pemutihan. Produk pemutih gigi juga dapat mengurangi sifat perekatan pada bahan restorasi/tambalan gigi.[10-14]
Risiko Sistemik
Risiko sistemik dari produk pemutih adalah sensitivitas alergi dan efek sitotoksik. Dosis yang saat ini digunakan dalam perawatan pemutihan gigi kebanyakan hampir mendekati ambang batas di mana efek sitotoksik dapat terjadi. Zat peroksida yang digunakan sebagai agen pemutih memiliki potensi toksik karena bersifat oksidatif dan melepaskan radikal bebas. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan semua hal di atas. Beberapa negara telah mengatur produk pemutih dengan membatasi kandungan peroksida di dalamnya. Pada beberapa kasus, penggunaan produk pemutih tersebut dibatasi dan hanya diizinkan untuk diaplikasikan oleh dental professional atau dibawah pengawasan dokter gigi.[7,10-14]
Pertimbangan Penggunaan Produk Pemutih Gigi
Pemutihan gigi sangat dianjurkan untuk dilakukan dibawah pengawasan dental profesional. Pasien yang tertarik dengan prosedur ini disarankan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dental profesional. Penting untuk dilakukan evaluasi awal terhadap kondisi gigi dan penyebab perubahan warna gigi, agar dapat diperoleh diagnosa secara tepat dan diberikan terapi yang sesuai.[6,9,12]
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan produk pemutih gigi meliputi risiko produk pemutih, penyebab perubahan warna gigi, susunan gigi pasien, monitoring, dan riwayat penyakit pasien sebelumnya.
Risiko Produk Pemutih Gigi
Bahan pemutih gigi dapat mempengaruhi bahan restorasi yang ada pada rongga mulut dan juga dapat mengakibatkan distorsi warna gigi dengan restorasi yang telah ada. Hal ini merupakan salah satu evaluasi yang tidak dapat dilakukan atau ditentukan oleh konsumen sendiri atau individu.
Etiologi atau Penyebab Perubahan Warna Gigi
Beberapa kasus perubahan warna gigi yang disebabkan oleh faktor intrinsik atau kondisi gigi non-vital, tidak hanya melibatkan faktor estetika, tetapi juga harus disertai perawatan endodontik dan diakhiri dengan pemutihan gigi secara inta-mahkota. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh dokter gigi dan dikerjakan pada ruang kerja dokter gigi (in-office procedure).
Susunan Gigi Pasien
Pemutihan gigi di rumah (home bleaching) biasanya menggunakan tray. Tray yang tersedia di pasaran (stock tray) umumnya untuk susunan gigi tanpa adanya anomaly susunan gigi atau ukuran lengkung rahang. Tray seringkali harus disesuaikan dengan bentuk susunan gigi pasien yang dibuat secara personal (individual tray) dan disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Adanya individual tray bertujuan untuk mengurangi jumlah gel yang dibutuhkan untuk mencapai efektivitas maksimal dengan meminimalkan kontak gel pemutih dengan jaringan lunak.
Monitoring Tahap Pemutihan Gigi
Evaluasi kemajuan pemutihan gigi harus dilakukan secara berkala oleh dokter gigi agar dapat mendeteksi dini efek samping yang mungkin terjadi pada jaringan rongga mulut, mengurangi risiko penyalahgunaan produk pemutih gigi, serta mendeteksi apabila ada prosedur aplikasi yang tidak tepat.
Riwayat Medis Pasien
Ada beberapa kondisi medis yang menjadi kontra indikasi penggunaan bahan pemutih gigi, yaitu: memiliki riwayat alergi terhadap komponen bahan pemutih gigi atau bahan sendok cetak, pasien dengan riwayat gigi sangat sensitif, pasien dengan gangguan sendi temporomandibular (TMJ), wanita hamil, pasien dengan restorasi gigi anterior yang berubah warna.[2,5-7]
Kesimpulan
Prosedur pemutihan gigi telah menjadi salah satu perawatan gigi estetik yang paling populer. Namun, pemutihan gigi adalah proses yang sangat kompleks yang bergantung pada beberapa faktor.
Konsumen yang tertarik untuk melakukan pemutihan gigi sebaiknya berkonsultasi dengan dental profesional untuk mengetahui penyebab awal perubahan warna gigi dan menentukan perawatan pemutihan yang paling tepat. Hal ini penting untuk diperhatikan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat gigi sensitif, memiliki restorasi pada gigi, dan susunan gigi yang tidak rapi.
Perubahan warna gigi dapat dapat disebabkan oleh masalah patologis yang tidak dipengaruhi oleh agen pemutih dan memerlukan terapi lebih lanjut. Selain itu, evaluasi tahap pemutihan gigi juga perlu dilakukan secara berkala untuk mencegah risiko penyalahgunaan dan mendeteksi efek samping produk.[1,2,6,7]