Pengawasan Klinis Oxycodone
Pengawasan klinis pada penggunaan oxycodone atau oksikodon perlu dilakukan terutama saat memulai pengobatan atau menaikkan dosis. Oxycodone dapat menyebabkan efek samping depresi napas berat yang mengancam nyama. Obat ini juga bisa menyebabkan adiksi, gejala putus obat, dan overdosis.[2,6,9]
Ketika memberikan oxycodone kepada pasien, ada beberapa hal yang sebaiknya dipantau, yaitu:
- Nyeri yang dialami pasien
- Status mental
- Gejala depresi napas
- Tekanan darah
- Fungsi gastrointestinal
- Tanda dan gejala penyalahgunaan atau adiksi
- Tanda dan gejala hipogonadisme atau hipoadrenalisme
Evaluasi terhadap pemberian oxycodone dilakukan dalam 1‒4 minggu setelah memulai terapi atau menambah dosis oxycodone. Evaluasi selanjutnya dilakukan setiap 3 bulan atau lebih cepat bila pasien berisiko mengalami overdosis atau penyalahgunaan obat opioid. Perlu dilakukan pemeriksaan urin sebelum memulai terapi dan setiap tahunnya untuk memantau penggunaan oxycodone.[6]
Populasi Khusus
Penggunaan oxycodone pada pasien lansia atau kakeksia harus dilakukan dengan hati-hati, karena risiko depresi napas akan meningkat. Selain itu, oxycodone juga perlu diberikan secara hati-hati dan membutuhkan penyesuaian dosis pada pasien dengan komorbiditas seperti gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, gangguan sirkulasi, dan pada pasien yang sudah mendapatkan obat yang mendepresi sistem saraf pusat lain.[2,6,9]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini