Efek Samping dan Interaksi Obat Bupivacaine
Efek samping yang perlu diwaspadai saat memberikan bupivacaine adalah efek kardiovaskular dan sistem saraf pusat. Bupivacaine memiliki interaksi dengan obat vasokonstriktor, propranolol, penghambat neuromuskular, dan obat-obat lain.
Efek Samping
Bupivacaine menimbulkan efek samping sistemik yang lebih sering dibandingkan obat anestesi lokal lainnya, seperti lidocaine. Munculnya efek samping ini biasanya karena peningkatan konsentrasi obat di plasma yang disebabkan oleh dosis yang terlalu tinggi, absorpsi yang terlalu cepat, pemberian berulang, penurunan fungsi hepar, adanya kondisi asidosis yang menyebabkan penurunan ikatan obat dengan protein, jumlah protein yang berkurang, adanya kompetisi dengan obat lain, adanya obat yang masuk ke intravaskular, atau metabolisme yang terlalu lambat. Efek samping ini lebih sering ditemukan pada pasien neonatus, pasien yang mengalami asidosis atau penyakit sistemik, dan adanya obat lain yang berinteraksi dengan bupivacaine.
Efek toksik terhadap sistem saraf dan jantung merupakan efek samping yang paling sering membahayakan saat menggunakan bupivacaine sehingga pengawasan terhadap kedua sistem ini saat pemberian bupivacaine diperlukan. Efek pada sistem saraf lebih sering ditemukan pada konsentrasi obat yang lebih rendah dibandingkan dengan efek samping terhadap jantung. Efek samping pada sistem pernapasan juga perlu diperhatikan jika pasien diberikan obat preanestesi, analgesik atau sedatif intraoperasi, dan manipulasi saat pembedahan.
Kardiovaskular
Efek samping kardiovaskular yang bisa muncul adalah hipotensi, bradikardia, hipertensi, henti jantung, aritmia jantung, penurunan curah jantung, blok jantung, takikardia ventrikel, fibrilasi ventrikel, depresi miokardium, dan kolaps kardiovaskular.
Sistem Saraf
Efek samping sistem saraf pusat yang bisa terjadi antara lain parestesia, nyeri kepala pasca injeksi duramater, pusing, paresis, distesia, kejang, parestesia sirkumoral, penurunan kesadaran, tremor, disartria, paraplegia, paralisis, neuropati, araknoiditis, cedera nervus perifer, blok spinal total secara tidak disengaja, kehilangan kontrol sfingter, meningismus, palsi nervus kranial, sinkop, blok spinal total, bicara terbata-bata, hematoma spinal, dan disgeusia.[1,2,10,11]
Efek Samping Lain
Efek samping lain yang perlu diperhatikan adalah methemoglobinemia. Pasien yang mengalami methemoglobinemia akan menunjukkan tanda dan gejala berupa perubahan warna kulit menjadi sianosis, nyeri kepala, takikardia, sesak napas, dan pusing. Kondisi ini dapat terjadi seketika pasca pemberian atau sampai beberapa jam setelahnya. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah menghentikan pemberian dan memberikan terapi suportif, seperti terapi oksigen dan hidrasi. Beberapa pasien dapat membutuhkan penanganan lebih lanjut seperti terapi dengan metilen biru, transfusi tukar, atau oksigen hiperbarik.[10]
Beberapa obat anestesi dapat menimbulkan hipertermia maligna, namun kejadiannya pada bupivacaine belum diketahui secara pasti. Awalnya, pasien akan mengalami takikardia, takipnea, penurunan dan peningkatan tekanan darah, serta asidosis metabolik. Jika hal ini terjadi, maka pasien akan jatuh ke kondisi hipertermia. Penanganan pertama untuk kasus ini adalah pemberian oksigen, terapi suportif, dan pemberian dantrolen.[10,11]
Efek samping selengkapnya dilampirkan pada Tabel 1.[18]
Tabel 1. Efek Samping Bupivacaine
Sistem Organ | Efek Samping |
Kardiovaskular | Hipotensi, bradikardi (>10%); hipertensi (1–10%); henti jantung, aritmia jantung (<0.1%); penurunan curah jantung, blok jantung, takikardi ventrikel, fibrilasi ventrikel, depresi miokardium, kolaps kardiovaskular |
Sistem saraf pusat | Parestesia, nyeri kepala pasca injeksi duramater, pusing (1–10%); paresis, distesia, kejang, parestesia sirkumoral, penurunan kesadaran, tremor, disartria (0,1–1%); paraplegia, paralisis, neuropati, araknoiditis, cedera nervus perifer, blok spinal total secara tidak disengaja (<0,1%); kehilangan kontrol sfingter, meningismus, palsi nervus kranial, sinkop, blok spinal total, bicara terbata-bata, hematoma spinal, disgeusia |
Gastrointestinal | Mual (>10%); muntah (1–10%); inkontinensia feses, kesulitan menelan, rasa baal pada lidah |
Lokal | Anestesia persisten, edema |
Geniotourinari | Retensi urin, inkontinensia urin (1–10%); kehilangan sensasi di perineal, kehilangan fungsi seksual |
Respirasi | Depresi napas (<0,1%); henti napas (terutama pada pemberian di area leher), edema laring, bersin, paralisis respiratori, hipoksia, hiperkarbia |
Sistem Indra | Hiperakusis, tinitus, gangguan penglihatan (0,1–1%); diplopia (<0,1%); pandangan buram, konstriksi pupil |
Sistem Imun | Reaksi alergi, syok anafilaksis (<0,1%) |
Psikiatri | Cepat lelah, ansietas, depresi, agitasi, euforia, kebingungan |
Hematologi | Methemoglobinemia |
Hepar | Gangguan fungsi hari (peningkatan SGOT dan SGPT) |
Kulit | Urtikaria, pruritus, eritema, angioedema, keringat berlebih, lesi kutan |
Muskuloskeletal | Kelemahan pada otot, nyeri punggung, kejang otot (0,1–1%); nyeri sendi, kaku, penurunan atau kehilangan range oof motion, kondrolisis (terutama saat pemberian anestesi melalui infus kontinyu intraartikular) |
Interaksi Obat
Bupivacaine dapat berinteraksi dengan berbagai obat sehingga meningkatkan risiko efek samping.
Penggunaan bupivacaine dengan hyaluronidase dapat meningkatkan risiko kejadian reaksi sistemik anestesi. Penggunaan dengan verapamil meningkatkan risiko blok jantung.
Bupivacaine dapat meningkatkan efek hipnotik propofol. Penggunaan bersama dengan ropivacaine dapat meningkatkan efek intratekal. Penggunaan bersamaan dengan propranolol meningkatkan efek toksik.
Risiko bradikardia, hipotensi, dan penurunan kesadaran meningkat jika bupivacaine digunakan bersama dengan Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) seperti captopril.
Pemberian bupivacaine dengan cisatracurium dan rapacuronium meningkatkan efek blok neuromuskular.[1,2,10,11]
Tabel 2. Interaksi Obat Lain dengan Bupivacaine
Interaksi | Obat |
Meningkatkan kejadian reaksi sistemik anestesi | Hyaluronidase |
Meningkatkan risiko blok jantung | Verapamil |
Meningkatkan efek hipnotik obat lain | Propofol |
Meningkatkan efek intratekal | Ropivacaine |
Meningkatkan toksisitas bupivacaine | Propranolol |
Bradikardi, hipotensi, penurunan kesadaran | ACEI |
Meningkatkan efek blok neuromuskular | Cisatracurium, rapacuronium |
Selain interaksi dengan obat di atas, sediaan bupivacaine terkadang juga disertai dengan epinefrin, sehingga interaksi antara epinefrin dengan obat lain juga perlu diperhatikan. Tidak ada interaksi antara bupivacaine dengan makanan, etanol, atau pemeriksaan laboratorium.[1,2,10,11]