Pengawasan Klinis Bupivacaine
Pengawasan klinis yang diperlukan selama pemberian bupivacaine adalah pemantauan tanda vital, tingkat kesadaran, fungsi ginjal, fungsi hepar, dan pemantauan janin saat persalinan.
Pemantauan Tanda Vital dan Gejala Toksisitas
Pemantauan kedua sistem ini merupakan hal yang penting karena pemberian bupivacaine intravena secara tidak disengaja dalam dosis yang tinggi akan menyebabkan henti jantung dan kematian. Pemantauan yang dibutuhkan antara lain EKG secara kontinyu, saturasi oksigen, dan tekanan darah. Pemantauan tingkat kesadaran juga perlu dilakukan secara berkala.
Pasien juga perlu dipantau terkait timbulnya gejala toksisitas seperti adanya rasa baal pada mulut atau bibir, rasa besi pada mulut, adanya telinga berdenging, atau tremor. Jika ditemukan gejala tersebut, maka pemberian bupivacaine sebaiknya langsung dihentikan.
Adanya perubahan warna kulit menjadi sianotik atau perubahan warna yang abnormal pada pasien yang berisiko mengalami methemoglobinemia perlu dipantau. Apabila terjadi tanda methemoglobinemia, pemberian bupivacaine dihentikan dan pasien segera diterapi lebih lanjut.[10,11,17]
Pemantauan Janin
Penggunaan bupivacaine selama persalinan dapat menimbulkan bradikardia dan distres pada janin. Oleh karena itu, pemantauan denyut jantung janin secara kontinyu diperlukan selama proses persalinan.[10,11,17]
Pemantauan Fungsi Ginjal dan Fungsi Hepar
Pemantauan fungsi ginjal dan fungsi hepar, terutama pada pasien geriatri, dibutuhkan karena ada risiko penurunan fungsi ginjal atau fungsi hepar pada populasi ini.[10,11,17]