Kontraindikasi dan Peringatan Midazolam
Penggunaan midazolam dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap midazolam serta glaukoma sudut sempit akut. Midazolam memiliki black box warning, di mana dapat menyebabkan depresi pernapasan dan henti jantung, serta gangguan hemodinamik terutama pada pemberian intravena bolus cepat.
Kontraindikasi
Midazolam dikontraindikasikan pada beberapa kondisi yaitu :
- Hipersensitivitas terhadap midazolam
Glaukoma sudut sempit akut
- Kehamilan
- Menyusui
- Pasien dengan syok
- Hipotensi
- Pasien pengguna obat–obatan adiktif, seperti amphetamine and cocaine use disorder[2,6]
Peringatan
Midazolam merupakan obat yang menekan sistem saraf pusat (SSP), sehingga dapat menyebabkan depresi pernapasan. Risiko ini akan lebih tinggi pada pasien yang mengkonsumsi obat opioid dan barbiturat secara bersamaan, serta pada pasien dengan penyakit kardiopulmoner.
Maka dari itu, pemberian midazolam harus dalam pantauan dokter atau tenaga medis lainnya. Selalu menyediakan alat–alat resusitasi dan monitoring setiap kali memberikan injeksi midazolam. Antidotum dari midazolam adalah flumazenil dan dapat diberikan pada pasien overdosis akut midazolam.[1–3,6]
Pemberian injeksi midazolam secara bolus cepat dapat menyebabkan hipotensi dan kejang pada neonatus. Obat–obatan anestesi umum dan obat sedasi pada anak dan ibu hamil mengganggu perkembangan otak.[2,6]
Adapun kondisi–kondisi yang harus diperhatikan pada pemberian midazolam, antara lain pasien dengan myasthenia gravis, insomnia pada psikosis, depresi berat, kerusakan otak berat, insufisiensi pernapasan, usia lanjut, ibu hamil, bayi dan anak–anak, serta gangguan hati dan ginjal.[2,6]
Midazolam dapat menyebabkan ketergantungan. Hindari penghentian tiba–tiba pada penggunaan obat ini. Penurunan dosis harus dilakukan perlahan, terutama pada lansia. Mengemudi atau mengoperasikan mesin berbahaya pada 1–6 jam setelah mendapat obat harus dihindari.[1–3,6]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli