Pendahuluan Pregabalin
Pregabalin diindikasikan untuk pengelolaan nyeri neuropatik yang terkait dengan neuropati perifer diabetik, neuralgia postherpetik, fibromyalgia, nyeri neuropatik yang terkait dengan cedera tulang belakang, dan sebagai terapi tambahan untuk pengobatan kejang onset parsial. Pregabalin adalah turunan 3-isobutil dari asam gamma-amino butirat (GABA) dengan aktivitas antikonvulsan, antiepilepsi, ansiolitik, dan analgesik.[1]
Pregabalin is also used off-label in clinical practice for restless legs syndrome, generalised anxiety disorder, and for patients with pruritus resistant to preferred therapies.[12-19]
Pregabalin tidak boleh dihentikan mendadak karena terdapat kemungkinan peningkatan frekuensi kejang. Penghentian pregabalin secara tiba-tiba telah dikaitkan dengan insomnia, mual, sakit kepala, dan diare. Penghentian terapi harus dilakukan bertahap dalam periode lebih dari 1 minggu, kecuali jika ada aspek keamanan yang menyebabkan penghentian harus lebih cepat.[1,2,20]
Pregabalin dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Kenaikan berat badan tampaknya tidak terkait dengan indeks massa tubuh (BMI), jenis kelamin, atau usia.
Hal lain yang penting diketahui adalah bahwa obat antiepilepsi seperti pregabalin telah dilaporkan meningkatkan risiko ideasi dan perilaku bunuh diri. Lakukan pengawasan dan evaluasi berkala.[1]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Pregabalin
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antiepilepsi[1] |
Subkelas | Antiepilepsi[1] |
Akses | Resep[3] |
Wanita hamil | Kategori FDA: C.[2] Kategori TGA: B3[4] |
Wanita menyusui | Pregabalin dikeluarkan ke ASI.[5] |
Anak | Keamanan dan efikasi penggunaan pada anak berusia di bawah 4 tahun belum jelas.[2] |
FDA | Approved[2] |