Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Cefazolin
Penggunaan cefazolin pada kehamilan dan ibu menyusui boleh dilakukan. Tidak ada bukti yang menunjukkan gangguan pada fetus atau bayi yang sedang mendapat ASI akibat penggunaan sefalosporin.[5,6]
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori B (FDA): studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.[6]
Kategori B1 (TGA): tingkat penggunaan oleh ibu hamil dan wanita usia reproduksi tidak tinggi. Tidak ditemukan peningkatan frekuensi malformasi atau efek berbahaya bagi fetus manusia. Studi pada binatang percobaan tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko gangguan fetus.[6]
Cefazolin boleh digunakan selama kehamilan apabila manfaatnya melebihi risiko yang mungkin ditimbulkan. Cefazolin dapat menembus sawar plasenta dan masuk ke darah umbilikus dan cairan amnion. Pemeriksaan antiglobulin langsung dan tidak langsung (Coombs) dapat menunjukkan hasil yang positif pada neonatus yang lahir dari ibu yang menggunakan sefalosporin sebelum persalinan.[6]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Cefazolin boleh digunakan pada ibu menyusui. Cefazolin diekskresikan ke dalam ASI dalam jumlah yang minimal. Kadar cefazolin yang rendah dalam ASI tidak ditemukan berbahaya bagi bayi.[6]
Dalam beberapa kasus, terjadi perubahan flora gastrointestinal bayi yang menyebabkan diare dan kandidiasis oral. Namun, kondisi tersebut masih membutuhkan evaluasi lebih lanjut, dengan adanya kemungkinan sensitisasi sebagai penyebab.[6]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur