Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Cefoperazone annisa-meidina 2023-06-28T14:15:15+07:00 2023-06-28T14:15:15+07:00
Cefoperazone
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Cefoperazone

Oleh :
dr.Monica
Share To Social Media:

Indikasi cefoperazone adalah untuk terapi infeksi bakteri yang rentan terhadap obat ini, seperti pada endometritis, penyakit radang panggul, peritonitis, dan septikemia. Cefoperazone tidak diindikasikan untuk pasien pediatrik. Dosis yang biasa dipakai adalah 1-2 g setiap 12 jam, diberikan secara intravena atau intramuskuler. Pada infeksi berat, dosis bisa ditingkatkan hingga 12 g per hari dalam 2-4 dosis terbagi.[2]

Indikasi

Perlu diperhatikan bahwa cefoperazone hanya digunakan pada infeksi bakteri yang diduga secara kuat rentan terhadap obat ini. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya resistensi.

Berikut merupakan bakteri yang umumnya rentan terhadap cefoperazone:

  • Infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Group A beta-haemolytic streptococci, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli, Proteus mirabilis, dan Enterobacter sp

  • Peritonitis dan infeksi intraabdomen lain yang disebabkan oleh coli, P. aeruginosa, dan basil gram negatif anaerob termasuk Bacteroides fragilis

  • Septikemia yang disebabkan oleh pneumoniae, S. agalactiae, S. aureus, P. aeruginosa, E. coli, Klebsiella spp., Clostridium spp., dan kokus gram positif anaerob
  • Infeksi pada kulit yang disebabkan oleh aureus, S. pyogenes, dan P. aeruginosa

  • Infeksi urogenital, seperti penyakit radang panggul, endometritis, dan infeksi lain pada alat kelamin wanita yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, Staphylococcus epidermidis, coli, Clostridium spp., B. fragilis, dan kokus gram positif anaerob

Perlu diperhatikan bahwa cefoperazone tidak memiliki aktivitas melawan Chlamydia trachomatis. Oleh karena itu, ketika cefoperazone akan digunakan dalam penanganan penyakit radang panggul dan infeksi C. trachomatis dicurigai, maka perlu ditambahkan antibiotik lain dengan cakupan anti-klamidia.[1,2]

Dosis

Dosis cefoperazone pada dewasa yang biasa digunakan adalah 1-2 g diberikan setiap 12 jam. Pada infeksi derajat berat, dosis dapat ditingkatkan hingga 12 g/hari, diberikan dalam 2-4 dosis terbagi.[2,9]

Endometritis

Dosis yang umum digunakan adalah 1-2 g intravena (IV) ataupun intramuskuler (IM) setiap 12 jam, dilanjutkan sampai 48 jam setelah perbaikan klinis diamati. Obat dapat dilanjutkan dengan terapi antibiotik oral yang sesuai hingga total 14 hari terapi.[9]

Penyakit Radang Panggul

Dosis yang umum digunakan adalah 1-2 g IV atau IM setiap 12 jam, dilanjutkan sampai 48 jam setelah perbaikan klinis diamati. Selanjutnya, terapi diikuti dengan antibiotik oral yang sesuai dan dilanjutkan sampai 14 hari terapi telah selesai.

Jika pasien dicurigai mengalami infeksi chlamydia, berikan tambahan terapi doxycycline selama 7 hari jika pasien tidak hamil, atau azithromycin dosis tunggal.[9]

Infeksi Intraabdominal

Dosis yang umum digunakan adalah 1-2 g IV atau IM setiap 12 jam, selama 7 sampai 14 hari.[9]

Peritonitis

Dosis yang umum digunakan adalah 1-2 g IV atau IM setiap 12 jam, selama 10-14 hari.[9]

Infeksi Sendi

Dosis yang umum digunakan adalah 1-2 g IV atau IM setiap 12 jam, selama 3-4 minggu. Terapi yang lebih lama, yakni 6 minggu atau lebih, mungkin diperlukan pada kasus infeksi sendi prostetik.[9]

Pneumonia

Dosis yang umum digunakan untuk pneumonia adalah 1-2 g IV atau IM setiap 12 jam, selama 7-21 hari, tergantung pada organisme penyebab.[9]

Pyelonephritis

Dosis yang umum digunakan untuk pyelonephritis adalah 1-2 g IV atau IM, setiap 12 jam, selama 14 hari.[9]

Bakteremia

Dosis yang umum digunakan adalah 2 g IV atau IM setiap 12 jam, selama 14 hari.[9]

Infeksi Kulit atau Jaringan Lunak

Dosis yang umum digunakan adalah 1-2 g IV atau IM setiap 12 jam, selama 7 hari atau hingga 3 hari setelah radang mereda, tergantung pada sifat dan tingkat keparahan infeksi. Untuk infeksi yang lebih berat, seperti infeksi jaringan lunak pada pasien diabetes, terapi mungkin diperlukan selama 14-21 hari.[9]

Infeksi Saluran Kemih

Dosis yang umum digunakan untuk infeksi saluran kemih adalah 1 g IV atau IM setiap 12 jam, selama 3-7 hari.[9]

Penyesuaian Dosis

Pada pasien dengan gangguan ginjal, penyesuaian dosis jarang diperlukan karena urin bukan rute eliminasi utama cefoperazone. Meski begitu, pada pasien dengan disfungsi ginjal yang signifikan, dosis cefoperazone tidak boleh melebihi 1-2 g setiap hari tanpa pemantauan ketat konsentrasi serum.

Pada pasien dengan gangguan hepatobilier, batasi dosis hingga 4 g per hari karena cefoperazone mayoritas dikeluarkan melalui empedu. Jika dosis yang lebih tinggi harus digunakan, lakukan pemantauan konsentrasi serum obat sesuai indikasi.[2]

Referensi

1. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 44187, Cefoperazone. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Cefoperazone. Accessed June 4, 2023.
2. FDA. Cefoperazone. 2015. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2015/050551s043lbl.pdf
9. Drugs.com. Cefoperazone. 2023. https://www.drugs.com/dosage/cefoperazone.html

Formulasi Cefoperazone
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Red Flag Nyeri Epigastrium
    Red Flag Nyeri Epigastrium
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 20 Juli 2023, 20:21
Pemberian terapi antinyeri pada pasien GI tract bleeding
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya bila pasien di IGD ada keluhan nyeri misal pada pasien peritonitis sangat nyeri perut vas scale 7-8, tapi pasien tersebut OT PT...
dr.Euginia Natalia Bato
Dibalas 11 April 2023, 08:29
Penanganan awal pasien curiga endometritis di faskes primer
Oleh: dr.Euginia Natalia Bato
1 Balasan
Alo Dokter. saya punya pasien ibu Nifas hari ke 11 partisipasinya pervaginam di Puskesmas. Dibawa ke IGD PKM dg keluhan Demam tinggi sudah 3 hari, Nyeri...
dr. Adi Nugraha
Dibalas 12 Maret 2019, 17:17
Konsul tatalaksana pasien suspek peritonitis e.c ulkus/perforasi gaster
Oleh: dr. Adi Nugraha
4 Balasan
Alo dokter, mohon konsul dok (cito). Sy baru mendapat pasien suspek peritonitis e.c ulkus gaster. Pasien 71 thn Status generalisata pasien somnolen. Vital...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.