Pengawasan Klinis Linezolid
Pengawasan klinis penggunaan linezolid diperlukan terkait risiko efek samping sindrom serotonin dan supresi sumsum tulang. Awasi juga adanya tanda neurotoksisitas, termasuk pandangan kabur atau gangguan penglihatan lainnya.[2,7]
Perbaikan Gejala
Perlu dilakukan evaluasi terhadap gejala infeksi awal dan perubahan kondisi klinis pasien secara berkala untuk memastikan efektivitas terapi.[2]
Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemantauan laboratorium seperti hitung darah lengkap perlu dilakukan setiap minggu untuk memantau adanya myelosupresi yang merupakan salah satu potensi efek samping linezolid. Pemantauan ini terutama dilakukan pada pasien yang mendapat linezolid selama lebih dari 2 minggu.[1,2]
Pemantauan Efek Samping
Selanjutnya, penting untuk memantau kemungkinan efek samping linezolid seperti sindrom serotonin, terutama jika pasien sedang mengonsumsi obat lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom tersebut. Pengamatan terhadap tanda-tanda depresi sistem saraf pusat seperti kebingungan, gelisah, atau perubahan suasana hati perlu dilakukan.
Dalam hal interaksi obat, perlu diperhatikan potensi interaksi linezolid dengan obat-obatan lain, terutama monoamine oxidase inhibitors (MAOI). Beri jeda setidaknya 2 minggu antara pemakaian linezolid dan MAOI.[1,2]
Pemeriksaan Laboratorium Lainnya
Pemeriksaan laboratorium lain tidak dilakukan secara rutin dan hanya dipertimbangkan jika ada indikasi medis saja. Ini mungkin mencakup tes fungsi hati untuk memantau kadar laktat sebagai deteksi dini asidosis laktat, maupun pemeriksaan kadar gula darah karena linezolid dapat menyebabkan hipoglikemia.[1,2,7,8]