Formulasi Thiamphenicol
Formulasi thiamphenicol atau tiamfenikol yang tersedia di Indonesia saat ini hanya dalam bentuk peroral. Sesungguhnya, thiamphenicol juga memiliki sediaan aerosol dan parenteral yang berisi kombinasi thiamphenicol glycinate (TG) atau thiamphenicol glycinate acetylcisteinate (TGA). Keduanya memiliki daya larut lebih tinggi dan cepat sehingga meningkatkan aktivitas antibakteri.[3,4,11]
Bentuk Sediaan
Sediaan thiamphenicol yang tersedia di Indonesia terdiri dari kapsul 250 mg dan 500 mg. Sediaan untuk anak dalam bentuk sirup, yaitu sirup kering dengan kandungan 125 mg/5 mL dan sirup kering forte dengan kandungan 250 mg/5 mL. [4,11]
Cara Mengonsumsi
Thiamphenicol sediaan kapsul sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan perut kosong, atau diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Thiamphenicol peroral sukar larut dalam air sehingga mengonsumsi kapsul dalam perut kosong dapat mempertahankan efikasinya.[11,16]
Untuk meminimalkan efek samping gastrointestinal seperti mual dan muntah, maka dapat diberikan obat thiamphenicol dosis terkecil yang memberikan efek dengan jangka waktu yang paling singkat. Selain itu, juga dapat diberikan obat yang dapat memproteksi mukosa lambung seperti proton pump inhibitor (PPI) sebelum pemberian thiamphenicol.[11,16]
Cara Penyimpanan
Penyimpanan thiamphenicol sebaiknya terhindar dari cahaya, panas, dan lingkungan lembab. Thiamphenicol stabil jika disimpan dalam wadah yang tertutup.[7,8]
Kombinasi dengan Obat Lain
Thiamphenicol dalam bentuk glycinate (TG) merupakan thiamphenicol dalam bentuk parenteral yang dikembangkan karena thiamphenicol oral yang bersifat kurang larut dalam air, sehingga mempengaruhi efek antibakterinya. TG memiliki solubilitas/daya larut yang tinggi dan cepat diubah menjadi thiamphenicol ketika disuntikkan ke sirkulasi darah, sehingga meningkatkan efek antibakterinya, yang dapat berguna untuk melawan kuman Gram positif maupun negatif. TG terutama digunakan untuk terapi infeksi saluran napas, brucellosis, demam tifoid, salmonellosis, dan penyakit infeksi menular seksual seperti gonore.[1,3]
Selain itu, kombinasi thiamphenicol dengan asetilsistein (TGA) digunakan terutama untuk terapi infeksi saluran napas dengan sekret kental. Kombinasi tersebut dapat meningkatkan aktivitas antibakteri thiamphenicol karena asetilsistein dapat menghambat adhesi bakteri dan mengeluarkan bakteri dari sel epitel saluran napas. Kombinasi thiamphenicol dengan asetilsistein (TGA) ataupun bentuk glycinate (TG) sayangnya belum tersedia di Indonesia.[1,18]