Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Amphotericin B general_alomedika 2022-12-27T12:14:29+07:00 2022-12-27T12:14:29+07:00
Amphotericin B
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Amphotericin B

Oleh :
dr. Bunga Saridewi
Share To Social Media:

Efek samping amphotericin B yang tersering adalah reaksi akut seperti demam dan menggigil. Selain itu, amphotericin B juga bersifat toksik terhadap ginjal, jantung, hati, dan darah.

Efek Samping

Reaksi akut pada pemberian amphotericin B intravena yang tersering adalah demam dan menggigil. Selain itu, dapat juga terjadi takipnea, stridor respirasi, dan hipotensi. Bronkospasme dan reaksi anafilaksis lebih jarang terjadi. Nyeri kepala, nausea, muntah, malaise, penurunan berat badan, dan flebitis dapat terjadi terkait infus perifer.

Disamping itu, gangguan ginjal (termasuk hipokalemia, hipomagnesemia, asidosis tubulus renal dan azotemia) dan toksisitas ginjal, toksisitas jantung (termasuk aritmia), gangguan neurologis (kehilangan pendengaran, diplopia, kejang, neuropati perifer), gangguan fungsi hati, gangguan darah (anemia normositik normokrom pada penggunaan jangka panjang karena rendahnya kadar eritropoetin.[7,11,12,21]

Toksisitas

Keterbatasan amphotericin B deoxycholate adalah toksisitasnya, yaitu reaksi akut terkait infus (acute infusion-related reaction) dan nefrotoksisitas terkait dosis (dose-related nephrotoxicity). Oleh karena itu, dosis maksimal penggunaan amphotericin B yang dapat ditoleransi adalah sekitar 0,7–1,0 g/kg/hari.

Toksisitas terkait infus pada amphotericin B memiliki gejala seperti demam dan menggigil, kaku, arthralgia, nausea, muntah, dan nyeri kepala. Gejala nefrotoksisitas tampak pada 53% pasien yang mendapat terapi amphotericin B untuk aspergillosis invasif ditandai dengan peningkatan serum kreatinin.[3]

Amphotericin B liposomal mempunyai efek hepatotoksisitas yang lebih tinggi dibanding amphotericin B konvensional. Namun, tidak ada perbedaan reaksi terkait infus atau nefrotoksisitas antara kedua obat tersebut.[21]

Pemberian beberapa obat-obatan seperti hydrocortisone sodium succinate 100 mg intravena, paracetamol, dan antihistamin sebelum infus dapat mengurangi efek samping amphotericin B, yaitu demam dan menggigil. Pemberian rehidrasi dengan cairan salin normal 1 liter akan membantu mengurangi nefrotoksisitas.[10,12]

Interaksi Obat

Penggunaan bersamaan antara amphotericin B dan obat-obatan nefrotoksik seperti aminoglikosida, capreomycin, colistill, cisplatin, methoxyflurane, pentamidine, polymyxin B, vancomycin harus dihindari karena memiliki potensi toksik terhadap ginjal.

Penggunaan amphotericin B bersamaan dengan flusitosin memiliki efek sinergisme, namun juga dapat meningkatkan toksisitas dari flusitosin dengan kemungkinan meningkatkan uptake seluler dan/atau mengganggu ekskresi pada ginjal.

Interaksi antara amphotericin B dan imidazol (ketokonazol, mikonazol, klotrimazol, fluconazole) telah diteliti secara in vitro dapat menginduksi resistensi jamur terhadap amphotericin B, meskipun dampak tersebut belum jelas secara in vivo. Dengan demikian, terapi kombinasi kedua obat tersebut perlu diberikan secara hati-hati pada pasien imunokompromais, seperti pasien HIV.

Penggunaan amphotericin B bersamaan dengan kortikosteroid dan kortikotropin (ACTH) berpotensi menyebabkan hipokalemia dan dapat menjadi predisposisi disfungsi kardiak.

Hipokalemia juga dapat berhubungan dengan penggunaan dengan digoxin dan menyebabkan rabdomiolisis. Toksisitas pulmonal akut juga dapat terjadi pada pemberian amphotericin B intravena bersamaan dengan transfusi leukosit.[2,10-12,22]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

2. National Library of Medicine. Amphotericin B. 2022. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Amphotericin-b
3. Hamill RJ. Amphotericin B Formulation: A Comparative Review Efficacy and Toxicity. Drugs. 2013.[73]919-934. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23729001.
7. Pusat Informasi Obat Nasional Badan Pengawas Obat dan Makanan. Amphotericin B. 2022. http://pionas.pom.go.id/monografi/amfoterisin-amfoterisin-b
10. Drugs.com. Amphotericin B. 2022. https://www.drugs.com/pro/amphotericin-b.html
11. StatPearls. Antifungal antibiotic. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538168/
12. StatPearls. Antifungal Membrane Function Inhibitors [Amphotericin B]. 2022.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482327/
21. Andrew EC, Curtis N, Coghlan B, Cranswick N, Gwee A. Adverse effect of amphotericin B in children; a retrospective comparison of conventional and liposomal formulation. Br J Clin Pharmacol. 2018[84]1006-1012. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29352486.
22. Food and Drug Administration. ABELCET. 2022.https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/getFile.cfm?setid=5587db37-f21a-4a39-a319-e1077032ced9&type=pdf&name=5587db37-f21a-4a39-a319-e1077032ced9

Indikasi dan Dosis Amphotericin B
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Bahaya Penggunaan Douche Vagina
    Bahaya Penggunaan Douche Vagina
  • Perbandingan Efikasi Antifungal Peroral dan Intravaginal pada Kandidiasis Vulvovaginal Nonkomplikata
    Perbandingan Efikasi Antifungal Peroral dan Intravaginal pada Kandidiasis Vulvovaginal Nonkomplikata
  • Dampak Kemudahan Mengakses Antijamur untuk Kandidiasis Vulvovaginal
    Dampak Kemudahan Mengakses Antijamur untuk Kandidiasis Vulvovaginal
  • Pendekatan Diagnosis pada Kasus Pruritus Vulva
    Pendekatan Diagnosis pada Kasus Pruritus Vulva
  • Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Meningitis – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Meningitis – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2025, 11:11
Efektivitas tatalaksana candidiasis oral pasien HIV
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter mau tanya. Pasien hiv dgn candidiasis oral lebih efektif mana pake obat nistatin tab atau nistatin suspensi yaa ts ? Mohon pencerahannya
Anonymous
Dibalas 25 Februari 2025, 14:04
Vaksin meningitis pada bbrp kondisi khusus
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodok, izin bertanya sebagai dokter post isip1. Bagaimana pertimbangan pemberian vaksin meningitis pd ibu hamil/menyusui yg ingin berangkat umroh/haji?2....
Anonymous
Dibalas 30 Oktober 2024, 08:03
Kejang demam pada bayi usia 2 bulan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dokter, izin bertanya pada pasien usia 2 bulan yg datang dengan keluhan kejang tiba2 saat demam, suhu 38.7, tidak disertai keluhan lain. Apakah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.