Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Isoniazid
Penggunaan isoniazid (INH) pada kehamilan berdasarkan FDA masuk dalam kategori C, sementara berdasarkan TGA masuk kategori A. Obat ini hanya diberikan pada ibu hamil jika memang benar-benar diperlukan. Proses menyusui tidak perlu dihentikan karena INH diekskresikan dalam konsentrasi kecil ke air susu ibu (ASI).[3,8,9,26]
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan kategori dari Food and Drug Administration (FDA), INH termasuk dalam kategori C, yang berarti dapat digunakan dengan berhati-hati apabila keuntungannya melebihi risiko yang mungkin ditimbulkan. Belum tersedia penelitian yang adekuat pada wanita hamil.[3,8]
INH sebaiknya tetap digunakan pada ibu hamil dengan tuberkulosis aktif, karena keuntungannya melebihi potensi risiko yang dapat ditimbulkan pada fetus. Terapi TB pada kehamilan selain untuk menyembuhkan infeksi, tetapi juga mencegah penularan ke janin yang dapat terjadi secara hematogen via vena umbilikalis.[3,8]
Berdasarkan kategori Therapeutic Good Administration (TGA), INH termasuk kategori A yang berarti tidak ditemukan peningkatan frekuensi malformasi fetus pada penggunaannya. Dilaporkan bahwa pada tikus dan kelinci hamil, INH dapat menimbulkan efek embriosidal tetapi tidak berhubungan dengan anomali kongenital. INH sebaiknya diberikan pada ibu hamil jika memang benar-benar diperlukan.[9,26]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
INH diekskresikan dalam konsentrasi kecil ke air susu ibu (ASI) sehingga proses menyusui tidak perlu dihentikan. Namun, monitoring tetap harus dilakukan sebagai antisipasi risiko terjadinya efek samping obat pada bayi, misalnya hepatotoksisitas.[3,9,10]
Terapi TB paru aktif pada ibu menyusui dengan INH harus diberikan suplemen piridoksin dosis 14‒25 mg/hari. Ibu harus diperiksa secara berkala untuk mendeteksi neuritis perifer dan efek hepatotoksisitas yang mungkin timbul.[3,9,10]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH