Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Favipiravir
Penggunaan favipiravir pada kehamilan dan ibu menyusui adalah termasuk kontraindikasi. Berdasarkan studi pada hewan coba, pemberian favipiravir memiliki efek teratogenik. Pada ibu menyusui, favipiravir diketahui dikeluarkan ke ASI.[1,10,12]
Penggunaan pada Kehamilan
Favipiravir belum memiliki kategori kehamilan menurut FDA maupun TGA. Secara umum, penggunaan favipiravir pada kehamilan termasuk kontraindikasi karena studi pada hewan menunjukkan bukti bahwa favipiravir memiliki efek teratogenik.
Favipiravir juga ditemukan diekskresikan pada sperma, sehingga sangat dianjurkan untuk pasangan pasien yang mengonsumsi favipiravir untuk menggunakan kontrasepsi yang efektif selama pengobatan hingga 7 hari pasca obat dihentikan.[1,10]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Penggunaan favipiravir pada ibu menyusui termasuk kontraindikasi karena favipiravir diekskresikan ke dalam air susu. Meski begitu, terdapat laporan kasus seorang bayi yang menerima air susu dari ibu yang mendapat terapi favipiravir dan tidak terjadi efek samping pada bayi tersebut.
Favipiravir sendiri dapat menyebabkan abnormalitas kadar enzim hepar, gangguan gastrointestinal dan peningkatan serum asam urat. Ketiga parameter tersebut harus selalu dipantau pada bayi yang terpaksa menerima air susu dari ibu yang mendapat favipiravir.[1,12]
Penulisan pertama oleh: dr. Reni Widyastuti, Sp.FK