Pengawasan Klinis Remdesivir
Pengawasan klinis saat pemberian remdesivir harus mencakup infusion-related reaction. Gejalanya antara lain berupa mual, muntah, diaforesis, menggigil, dan hipotensi. Jika gejala dan tanda ini terjadi, segera hentikan pemberian remdesivir.
Perlu diketahui bahwa WHO sudah tidak merekomendasikan penggunaan remdesivir sebagai pilihan utama dalam penanganan COVID-19. Uji klinis menunjukkan bahwa remdesivir tidak memberikan efek yang signifikan pada pasien.
Pemeriksaan fungsi hati harus dilakukan sebelum memulai pemberian remdesivir dan setiap hari selama mendapat remdesivir. Pemberian remdesivir sebaiknya tidak dilakukan pada pasien dengan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) ≥5 kali di atas normal. Remdesivir sebaiknya dihentikan jika terjadi peningkatan SGPT≥5 kali di atas normal. Pemberian remdesivir dapat dimulai kembali ketika SGPT <5 kali normal.
Selama pemberian remdesivir perlu dilakukan pemantauan terhadap fungsi ginjal secara berkala. Apabila didapatkan tanda gangguan ginjal, maka terapi remdesivir harus segera dihentikan.
Pasien anak harus diperiksa fungsi ginjalnya secara berkala, dan terapi harus dihentikan apabila terjadi penurunan fungsi ginjal yang bermakna.[11,12,14,24]