Farmakologi Ruxolitinib
Farmakologi ruxolitinib adalah sebagai suatu inhibitor kinase, yang berfungsi menginhibisi Janus Associated Kinase (JAK) 1 dan 2. JAK berperan dalam mediasi sinyal beberapa sitokin dan growth factors yang penting untuk hematopoiesis dan fungsi imun.[1,3]
Farmakodinamik
Ruxolitinib adalah agen antineoplastik yang menghambat proliferasi sel, menginduksi apoptosis sel ganas, dan mengurangi kadar plasma sitokin proinflamasi dengan menghambat fosforilasi signal transducer and activator of transcription (STAT) yang diinduksi oleh JAK. Penghambatan fosforilasi STAT oleh ruxolitinib dicapai pada 2 jam setelah pemberian dosis yang kembali mendekati garis dasar dalam 10 jam pada pasien dengan myelofibrosis dan polisitemia vera.
Dalam uji klinis, ruxolitinib mengurangi splenomegali dan memperbaiki gejala myelofibrosis. Dalam model tikus neoplasma mieloproliferatif, pemberian ruxolitinib dikaitkan dengan peningkatan kesintasan.[1]
Farmakokinetik
Setelah pemberian oral, ruxolitinib mengalami penyerapan yang cepat dan konsentrasi puncak dicapai dalam waktu 1 jam setelah pemberian.[1]
Absorpsi
Setelah pemberian oral, ruxolitinib mengalami absorpsi cepat. Konsentrasi puncak dicapai dalam waktu 1 jam setelah pemberian. Selama rentang dosis tunggal 5 mg sampai 200 mg, rata-rata konsentrasi plasma maksimum (Cmax) meningkat secara proporsional.
Cmax berkisar dari 205 nM hingga 7100 nM. Waktu puncak plasma berkisar dari 1-2 jam setelah pemberian oral. Bioavailabilitas oral 95%.[1]
Distribusi
Rerata volume distribusi adalah 72 L pada pasien dengan mielofibrosis dan 75 L pada pasien dengan polisitemia vera. Tidak diketahui apakah ruxolitinib melintasi sawar darah-otak.[1]
Metabolisme
Lebih dari 99% ruxolitinib yang diberikan secara oral mengalami metabolisme yang dimediasi oleh CYP3A4 dan pada tingkat lebih rendah CYP2C9. Metabolit utama adalah M18 yang dibentuk oleh 2-hidroksilasi, serta M16 dan M27 yang dibentuk oleh 3-hidroksilasi.[1]
Eliminasi
Sekitar 74% dari total dosis diekskresikan dalam urin dan 22% diekskresikan dalam feses. Sebagian besar obat diekskresikan dalam bentuk metabolit hidroksil dan okso.[1]