Efek Samping dan Interaksi Obat Paclitaxel
Obat paclitaxel memiliki beberapa efek samping yang cukup berbahaya, sehingga memerlukan pengawasan klinis secara ketat. Efek samping yang berbahaya adalah supresi sumsum tulang belakang, disfungsi ventrikel kiri, pneumonitis, hingga reaksi alergi berat seperti anafilaksis atau reaksi hipersensitivitas berat. Interaksi obat paclitaxel dengan obat lain yang perlu diperhatikan adalah penggunaan bersamaan dengan obat-obatan yang memiliki efek inhibitor atau memiliki efek menginduksi CYP2C8 dan CYP3A4.[15,16]
Efek Samping
Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat paclitaxel merupakan efek samping secara umum yang terdapat pada obat-obatan sitotoksik.[16]
Efek Samping yang Signifikan
Supresi sumsum tulang belakang, hipotensi, hipertensi, bradikardia, ekstravasasi pada area injeksi, dan neuropati perifer adalah beberapa efek samping signifikan yang perlu diperhatikan. Paclitaxel juga bisa menyebabkan reaksi hipersensitivitas yang berat, termasuk anafilaksis.
Efek samping lain yang bisa terjadi adalah sepsis, mual, muntah, dan diare. Gangguan konduksi, gagal jantung kongestif, dan disfungsi ventrikel kiri jarang terjadi, namun dapat berakibat fatal.[15]
Gangguan Umum Saat Menerima Regimen Terapi
Gejala yang sering dikeluhkan saat menjalani terapi adalah lemas, rasa lelah, meningkatnya suhu tubuh, dan berkurangnya kontrol terhadap otot.[15]
Komplikasi Karena Prosedur
Dapat terjadi komplikasi pada lokasi penyuntikan yaitu berupa nyeri, eritema, edema dan indurasi.[15]
Gangguan Hematologi
Efek samping pada sistem peredaran darah dan limfe dapat berupa anemia, leukopenia, trombositopenia, dan demam neutropenia.[15]
Gangguan pada Jantung
Efek samping pada jantung berupa gangguan irama jantung seperti takikardia, bradikardia, aritmia, dan supraventricular tachycardia. Pernah juga dilaporkan efek samping berupa nyeri dada dan dispnea.[15]
Gangguan pada Mata
Efek samping pada mata dapat berupa peningkatan lakrimasi dan pandangan kabur.[15]
Gangguan pada Sistem Pencernaan
Efek samping pada sistem pencernaan dapat berupa konstipasi, stomatitis, nyeri abdomen, dan distensi abdomen.[15]
Infeksi
Pasien yang mendapat paclitaxel bisa mengalami kandidiasis dan konjungtivitis.[15]
Efek Samping yang Terlihat pada Pemeriksaan Penunjang
Paclitaxel dapat menyebabkan peningkatan kadar enzim hepar, serum kreatinin, dan menyebabkan kelainan pada pemeriksaan EKG.[15]
Gangguan Metabolisme dan Nutrisi
Terdapat laporan efek samping paclitaxel berupa anoreksia, dehidrasi, dan edema.[15]
Gangguan Muskuloskeletal dan Jaringan Ikat
Terdapat laporan efek samping berupa nyeri sendi, nyeri otot, dan nyeri pada punggung.[15]
Gangguan Sistem Saraf
Paclitaxel dilaporkan bisa menimbulkan efek samping berupa paraesthesia, nyeri kepala, dan vertigo.[15]
Gangguan pada Sistem Respirasi
Paclitaxel bisa menimbulkan efek samping berupa infeksi saluran nafas atas, batuk, dan emboli paru.[15]
Gangguan pada Kulit dan Jaringan Subkutan
Paclitaxel pernah dilaporkan menimbulkan efek samping berupa alopecia, ruam, pruritus, eritema, perubahan bentuk dan warna kuku, dan hiperpigmentasi kulit.[15]
Interaksi Obat
Konsentrasi plasma dan risiko toksisitas paclitaxel dapat meningkat jika diberikan dengan obat yang memiliki efek inhibitor CYP2C8 dan CYP3A4. Contohnya ketoconazole, erythromycin, fluoxetine, clopidogrel, cimetidine, dan ritonavir.
Konsentrasi plasma dan efikasi paclitaxel bisa berkurang jika digunakan dengan obat yang memiliki efek induksi CYP2C8 dan CYP3A4. Contohnya rifampicin, carbamazepine, phenytoin, dan efavirenz.[15]