Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Vinorelbin
Penggunaan vinorelbin pada kehamilan dan menyusui tidak disarankan. Obat ini berpotensi menyebabkan efek buruk pada janin. Sementara itu, belum diketahui apakah pengaruhnya pada ASI dan bayi yang menyusu.[1,5,7]
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan FDA, vinorelbin masuk dalam kategori D. Artinya, ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misal untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.[5]
Berdasarkan TGA, obat ini juga dikategorikan D. Artinya, vinorelbin diduga atau telah menimbulkan insidensi malformasi janin manusia atau kerusakan permanen serta kemungkinan juga memiliki efek farmakologis yang merugikan.[7]
Dalam studi reproduksi hewan tikus dan kelinci, diketahui toksisitas embrio dan janin diamati dengan dosis vinorelbin masing-masing 0,33 dan 0,18 kali dosis terapi manusia. Vinorelbin dilaporkan bersifat embriotoksik dan fetotoksik, serta dapat mengakibatkan penurunan berat janin dan penundaan osifikasi.[5,8]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
FDA menyatakan bahwa tidak diketahui dengan pasti apakah vinorelbin diekskresikan ke dalam ASI atau tidak. Efek terhadap bayi menyusui juga tidak diketahui. Karena terdapat potensi bahaya dan efek samping yang merugikan, disarankan untuk menghentikan menyusui atau menghentikan obat dengan mempertimbangkan pentingnya obat bagi ibu. Apabila vinorelbin harus dikonsumsi, disarankan untuk tidak menyusui selama pengobatan dan selama 9 hari setelah dosis akhir.[5,8]