Pengawasan Klinis Progesteron
Pengawasan klinis untuk pasien yang mengonsumsi progesteron meliputi pemantauan rutin terhadap tanda-tanda tromboemboli, gangguan kardiovaskular, dan retensi cairan, terutama pada pasien dengan riwayat kondisi terkait dan konsumsi progesteron jangka panjang.
Pasien dengan diabetes atau hiperlipidemia memerlukan pemantauan terhadap profil gula dan lipid. Selain itu, evaluasi secara berkala melalui pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan payudara dan panggul, serta tes Papanicolaou (Pap smear), direkomendasikan untuk mendeteksi potensi komplikasi.[3,6,10]
Pemantauan Efek Samping Tromboemboli
Salah satu aspek yang perlu dipantau adalah tanda-tanda tromboemboli atau gangguan kardiovaskular, seperti tromboflebitis, DVT (deep vein thrombosis), emboli paru, atau infark miokard. Pasien dengan riwayat tromboemboli, stroke, atau penyakit jantung harus dipantau lebih ketat karena progesteron dapat meningkatkan risiko kejadian tersebut.[3,6,10]
Pemantauan Retensi Cairan
Selain itu, pemantauan terhadap retensi cairan juga diperlukan, terutama pada pasien dengan kondisi yang dapat diperburuk oleh retensi cairan, seperti pasien dengan gangguan jantung dan ginjal. Progesteron dapat menyebabkan retensi cairan, yang bisa memperburuk gejala pada pasien dengan kondisi-kondisi tersebut. Oleh karena itu, penilaian terhadap status cairan dan fungsi organ terkait harus dilakukan secara berkala selama terapi berlangsung.[3,6,10]
Pemantauan Parameter Metabolik
Pasien dengan diabetes atau hiperlipidemia membutuhkan pemantauan terhadap kadar gula darah dan profil lipid. Progesteron dapat memengaruhi metabolisme karbohidrat dan lipid, sehingga pemeriksaan kadar glukosa dan lipid serum secara berkala penting untuk mencegah komplikasi metabolik.[3,6,10]
Pemantauan Tanda Keganasan
Pemeriksaan fisik yang komprehensif dianjurkan sebelum dan selama penggunaan progesteron, dengan perhatian khusus pada payudara dan organ panggul. Pemeriksaan payudara secara rutin serta tes Papanicolaou (Pap smear) sangat penting untuk mendeteksi adanya perubahan pada jaringan yang mungkin mengarah pada kondisi preneoplastik atau neoplastik.[3,6,10]