Indikasi dan Dosis Lugol Iodin
Indikasi lugol iodin adalah penggunaan pada pasien hipertiroid dan thyroid storm. Lugol iodin juga dipakai sebagai antiseptik oral atau topikal. Untuk hipertiroid, dosis yang digunakan biasanya sediaan 5-10%, sedangkan untuk antiseptik biasanya cairan lugol iodin diencerkan terlebih dahulu.[1,11,12,16]
Thyroid Storm
Thyroid storm merupakan kondisi mengancam jiwa akibat pelepasan hormon stimulan tiroid (TSH) yang berlebihan pada pasien hipertiroidisme. Iodin diberikan pada kondisi thyroid storm karena fungsi iodin yang dapat memberikan umpan balik negatif sehingga dapat mengurangi pelepasan hormon tiroid.[13]
Pada kondisi thyroid storm, Lugol iodin diberikan secara oral dengan dosis 250 mg (setara ±5 tetes atau 0,25 mL) setiap 6 jam, dan pemberian harus dimulai 1 jam setelah dosis pertama antitiroid lain, seperti propylthiouracil atau methimazole.[1]
Graves Disease
Penyebab paling sering dari hipertiroidisme adalah Graves disease. Penyebab Graves disease adalah antibodi yang menyerang dan mengaktivasi tiroid, menyebabkan hipertiroidisme. Pemberian iodin dapat menghambat ambilan iodin ke dalam tiroid, sehingga produksi hormon tiroid berkurang. Saat ini Lugol sudah jarang digunakan sebagai terapi Graves disease dan diganti oleh golongan obat antitiroid lain.[14,15]
Pada pasien dengan Graves disease yang akan menjalani tiroidektomi, Lugol iodin digunakan secara oral dalam periode preoperatif singkat selama ±10 hari untuk menurunkan pelepasan hormon tiroid dan mengurangi vaskularitas kelenjar. Lugol iodin sediaan 1 g/ml diberikan 50–100 mg 3 kali sehari (setara 1–2 tetes atau 0,05–0,1 ml per dosis). Pemberian idealnya dimulai setelah pasien mencapai kondisi euthyroid melalui terapi antitiroid lain.[1,16]
Ekspektoran
Lugol iodin digunakan secara oral dengan dosis 300–600 mg per kali minum (setara 0,3–0,6 ml), diberikan 3-4 kali sehari untuk membantu mengencerkan sekret saluran napas dan mempermudah pengeluaran dahak. Penggunaan harus dibatasi pada jangka pendek dan dipertimbangkan secara hati-hati pada pasien dengan gangguan tiroid, penyakit ginjal, atau penggunaan obat yang berinteraksi, karena risiko efek samping terkait beban iodin sistemik.[1]
Sporotrichosis
Sporotrichosis merupakan penyakit sub akut atau kronis yang disebabkan oleh jamur dimorfik, Sporothrix schenckii. Terapi yang paling awal dan paling tradisional yaitu penggunaan Lugol iodin.[17]
Dosis iodin yang dapat diberikan pada kasus Sporotrichosis pada pasien dewasa yaitu 65-325 mg per oral 3 kali sehari.[5]
Proteksi Terhadap Kelenjar Tiroid
Dosis iodin yang digunakan sebagai proteksi terhadap radiasi pada dewasa dan anak yaitu 0,13 ml atau sekitar 130 mg secara langsung sebelum atau setelah paparan. Hal ini dapat memproteksi 90% paparan radioaktif iodin. Dosis yang sama diberikan 3-4 jam setelah paparan, dapat menghambat 50% paparan radioaktif. Obat harus diberikan hingga 10 hari. Untuk dosis anak kurang dari 1 tahun, dosis diberikan setengah dari dosis dewasa.[5]
Antiseptik
Penggunaan iodin pada luka basah atau ulkus maksimal 50 gr setiap kali pemakaian, dan maksimal 150 gr per minggu. Ganti perban dengan iodin dapat dilakukan 3 kali dalam seminggu. Durasi pemakaian maksimal 3 bulan.
Pada luka dangkal atau luka kecil, sediaan 2% atau 2,5% dapat digunakan pada luka 1-3 kali sehari. Dosis yang digunakan pada anak-anak sama dengan dewasa.[3]
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha