Pengawasan Klinis Eperisone
Pengawasan klinis penggunaan eperisone adalah pengawasan efek samping obat dan interaksi dengan obat golongan lain. Obat ini memiliki potensi syok anafilaksis dan reaksi hipersensitivitas tipe cepat. Berdasarkan FDA, eperisone masih not approved, tetapi di beberapa negara disetujui untuk digunakan.[4,5]
Pengawasan Klinis Hipersensitivitas
Pengawasan klinis terutama dilakukan pada pasien yang mengonsumsi eperisone untuk pertama kali dengan riwayat hipersensitivitas obat lain. Hal ini dikarenakan eperisone memiliki potensi syok anafilaksis dan reaksi hipersensitivitas tipe cepat. Pasien yang dicurigai memiliki hipersensitivitas terhadap eperisone sebaiknya mengonsumsi obat pertama di klinik dan diobservasi hingga 15 menit.[9]
Pasien juga diminta untuk mengobservasi munculnya ruam kulit, karena potensi terjadinya erupsi obat dan sindrom Stevens-Johnson.[5]
Mengurangi Efek Samping Interaksi Obat Lain
Interaksi obat eperisone dengan obat lain dapat menimbulkan beberapa kondisi, seperti hipoglikemia, hiperkalemia, dan bradikardia. Pengawasan klinis terutama dilakukan pada pasien yang mengonsumsi eperisone bersamaan dengan obat-obat tersebut.[4]
Pemeriksaan Gula Darah
Pasien diabetes mellitus yang sedang mengonsumsi obat-obatan hipoglikemia, sebaiknya diinstruksikan untuk melakukan pemeriksaan gula darah mandiri apabila terdapat gejala lemas, ansietas, berkeringat dingin, atau gejala hipoglikemia lainnya.[4,10]
Pemeriksaan Elektrolit dan Elektrokardiografi
Konsumsi eperisone dengan obat lain seperti obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) meningkatkan risiko hiperkalemia. Untuk itu, pasien yang mengonsumsi kedua obat tersebut dan mengalami gejala-gejala hiperkalemia seperti dispnea, palpitasi, nyeri dada, mual, muntah, dan parestesia sebaiknya dilakukan pemeriksaan elektrolit kalium serum dan elektrokardiografi.[4,11]
Pemeriksaan Tanda Vital
Konsumsi eperisone dengan obat-obatan lain seperti beta bloker dapat meningkatkan derajat keparahan bradikardia yang ditimbulkan. Pemeriksaan tanda-tanda vital terutama frekuensi nadi sebaiknya dilakukan secara berkala.[4]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini