Pengawasan Klinis Clonidine
Pengawasan klinis penggunaan clonidine atau klonidin adalah pemeriksaan suportif umum untuk memantau efek samping obat, seperti laju nadi, tekanan darah, elektrokardiografi, kadar gula darah, dan pengukuran suhu tubuh. Umumnya tanda toksisitas atau kelebihan dosis clonidine akan tampak 1 jam setelah konsumsi obat. Tekanan darah hendaknya dimonitor secara seksama jika terjadi kelebihan dosis clonidine.[1,6]
Overdosis Clonidine
Toksisitas akibat kelebihan dosis obat clonidine biasanya akan tampak dalam waktu 1 jam setelah pemberian tablet clonidine dan jarang terjadi lebih dari 4 jam setelah paparan. Sindrom toksisitas klasik yang terkait dengan clonidine adalah depresi susunan saraf pusat, bradikardia, dan ukuran pupil yang kecil. Depresi susunan saraf pusat dapat bermanifestasi sebagai penurunan status mental, dari letargi sampai dengan koma.[10,11]
Pada pasien anak, bradikardi dan hipotensi sering terjadi dan dapat disertai dengan apnea yang membutuhkan bantuan jalan napas segera. Pada umumnya, pemberian stimulasi taktil dapat mengembalikan pernapasan pasien anak. [10]
Manajemen Overdosis Clonidine
Kasus toksisitas akibat kelebihan dosis clonidine umumnya memiliki luaran yang baik dengan perawatan suportif saja. Tidak terdapat antidot spesifik untuk toksisitas clonidine.[10]
Manajemen dimulai dengan penilaian dan stabilisasi airway, breathing, dan circulation. Intubasi dan ventilasi hanya diperlukan pada kondisi overdosis dengan dosis yang sangat besar. Hipotensi dapat ditangani dengan resusitasi cairan, yaitu dengan memberikan bolus cairan kristaloid, seperti cairan salin normal atau ringer laktat, sebanyak 20 mL/kgBB.[10]
Kondisi bradikardi umumnya dapat ditoleransi sehingga tidak memerlukan tata laksana. Jika pasien mengalami hipotensi, maka tata laksana yang dapat dipertimbangkan adalah:
Atropin: 0,01‒0,03 mg/kgBB secara bolus intravena, dosis maksimal 1,8 mg
- Isoprenaline: 1‒10 μg/menit secara drip infus untuk dewasa, atau 0,05‒1 μg/kgBB/menit untuk anak-anak
Epinefrin: 0,15 mg/kgBB secara drip infus dalam 50 mL cairan D5W, dengan laju 1‒10 mL/jam[10]
Walaupun tidak terdapat antidot spesifik untuk overdosis clonidine, tetapi naloxone dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi pasien. Namun, naloxone di sisi lain dapat menyebabkan respons hipotensi berat atau hipertensi pada pasien, sehingga penggunaannya untuk overdosis clonidine masih kontroversial.[10]
Pasien overdosis clonidine tidak perlu perawatan rumah sakit jika asimtomatik, dengan hasil EKG normal selama 6 jam setelah konsumsi obat. Sedangkan pasien dengan tanda depresi napas perlu dirawat di ICU.[10]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini