Farmakologi Clonidine
Farmakologi clonidine atau klonidin adalah menstimulasi reseptor adrenoreseptor alfa pada batang otak, sehingga menyebabkan efek simpatolitik sentral. Clonidine dapat dipakai sebagai obat antihipertensi karena menurunkan frekuensi nadi, tekanan darah, serta resistensi pembuluh darah pulmonal dan ginjal. merespons pembuluh darah perifer.[1,6]
Farmakodinamik
Clonidine berfungsi melalui agonist alpha-2 adrenoceptors di hipotalamus posterior dan medula. Efek ini menyebabkan aliran simpatis pada sistem saraf pusat berkurang, yang secara klinis menurunkan tekanan darah arteri. Oleh karena itu, clonidine digunakan untuk obat penderita hipertensi.[2,4]
Clonidine digunakan juga untuk obat analgesik pasien kanker, karena obat ini menurunkan transmisi nyeri aferen. Obat ini menghasilkan analgesia adrenoreseptor alfa-2 presinaptik dan post-junctional dengan mencegah transmisi sinyal nyeri ke otak. Diketahui bahwa banyak sinyal nyeri terjadi di kornu dorsalis medula spinalis dan dikirim ke saraf yang lebih tinggi.[2,6]
Sedangkan mekanisme clonidine dalam pengelolaan attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan tic, dan sindrom Tourette belum jelas. Namun, ada kemungkinan stimulasi agonist alpha-2 pascasinaptik dapat mengatur aktivitas subkortikal di korteks prefrontal yang dapat mengurangi hiperaktivitas, distraksi, dan impulsif.[2,6]
Selain itu, dosis kecil clonidine dapat digunakan untuk profilaksis migrain dan meredakan gejala menopause flushing. Mekanisme aksi ini diduga karena modifikasi respons pembuluh darah perifer terhadap stimulus vasokonstriktor dan vasodilator, seperti norepinephrine, isoprenaline, dan angiotensin.[1]
Farmakokinetik
Clonidine dapat diabsorpsi baik dari sistem gastrointestinal dengan waktu paruh sekitar 9-26 jam. Gangguan fungsi ginjal dapat mempengaruhi waktu paruh dan ekskresi clonidine.[1,2]
Absorpsi
Farmakokinetik clonidine sangat dipengaruhi oleh dosis yakni berada pada di antara 75‒300 µg. Clonidine, dengan bahan aktif clonidine hidroklorida, dapat diabsorpsi dengan baik dari traktus gastrointestinal. Selain itu, farmakokinetik clonidine tidak dipengaruhi oleh makanan.[1,3]
Distribusi
Konsentrasi plasma dapat mencapai puncaknya dalam waktu 1‒3 jam setelah administrasi peroral. Durasi kerja clonidine bervariasi 6‒12 jam, dengan durasi kerja yang memanjang pada hipertensi ringan. Kemampuan pengikatan protein pada plasma adalah 30‒40%.[1,3]
Efek antihipertensi dapat dicapai pada konsentrasi plasma di antara 0,2‒2,0 ng/mL pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal. Efek hipotensi dapat memanjang atau menurun pada konsentrasi >2,0 ng/ml.[1,3]
Jika diberikan secara injeksi, clonidine hidroklorida efektif bekerja dalam waktu 5 menit. Efek hipotensi maksimal dalam waktu 20‒30 menit, yang bertahan hingga beberapa jam. Setelah pemberian secara intramuskular, clonidine hidroklorida dapat bekerja secara efektif dalam waktu 5‒10 menit, dengan efek hipotensi maksimal tercapai setelah 75 menit dan durasi kerja +5 jam.[1,3]
Metabolisme
Waktu paruh clonidine terjadi kisaran 9‒26 jam pada pasien dengan fungsi ginjal normal. Pada penderita gangguan fungsi ginjal, waktu paruh dapat memanjang hingga 18‒48 jam. Jalur metabolik clonidine meliputi pemecahan cincin imidazolidine dan hidroksilasi ring phenyl. Sampai saat ini, telah ditemukan 5 hasil metabolisme, di antaranya para-hydroxy-clonidine dan dichlorophenylguanidine.[1,3]
Eliminasi
Clonidine diekskresikan melalui urin sebanyak ⅔ dosis, di mana separuhnya berupa clonidine hidroklorida yang tidak berubah. Sisa obat diekskresikan ke dalam feses.[1,3]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini