Pengawasan Klinis Nifedipine
Pengawasan klinis pemberian nifedipine adalah terhadap tekanan darah pasien. Dokter perlu memastikan target tekanan darah telah tercapai. Pemantauan juga diperlukan untuk menilai efek samping yang sering terjadi, misalnya edema perifer, dizziness, dan flushing. Tidak terdapat pemeriksaan laboratorium khusus yang harus diperiksa pada penggunaan nifedipine, tetapi fungsi hepar dapat diperhatikan.[4,14]
Pemantauan Tekanan Darah
Pengawasan klinis pada pemberian nifedipine yang harus dilakukan secara umum adalah pemantauan tekanan darah. Pemantauan tekanan darah terutama harus dilakukan pada saat awal pemberian, dan saat titrasi dosis. Jika terjadi efek samping yang sangat hebat, hentikan nifedipine dan ganti dengan antihipertensi lain.
Bila target tekanan darah tidak dapat dicapai dengan nifedipine saja, mungkin diperlukan peningkatan dosis atau kombinasi dengan antihipertensi lain, misalnya ACE inhibitor, seperti captopril, atau diuretik tiazid. Jika tekanan darah masih belum terkontrol, pertimbangkan menambahkan antihipertensi ke-3. Saat nifedipine digunakan pada kehamilan, pemantauan ketat tekanan darah dan viabilitas fetus harus dilakukan.[3,4,14]
Overdosis
Overdosis nifedipine dapat menyebabkan vasodilatasi sistemik, refleks takikardia, dan hipotensi berat yang membutuhkan support kardiovaskular. Hipotensi berkepanjangan dapat menyebabkan syok, bahkan kematian. Tidak ada antidotum spesifik untuk overdosis nifedipine.
Lakukan pemantauan tekanan darah, frekuensi pernapasan, elevasi ekstremitas, dan resusitasi cairan. Bila perlu, berikan infus kalsium dan agen vasopresor, misalnya dopamine. Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan elektrokardiografi (EKG), tanda-tanda vital, fungsi ginjal, urine output, dan elektrolit.
Pasien yang mengalami overdosis akibat nifedipine lepas cepat perlu dipantau selama 4–7 jam. Jika overdosis terjadi karena nifedipine lepas lambat, lakukan pemantauan selama 24 jam.[3,4,14]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra