Pengawasan Klinis Siklopentolat Tetes Mata
Secara umum, pengawasan klinis pada penggunaan siklopentolat atau cyclopentolate tetes mata jarang diperlukan. Obat ini sering kali hanya digunakan dalam dosis rendah dan pemberian tunggal, untuk keperluan diagnosis saat pemeriksaan visus dan funduskopi.
Meski demikian, pada penggunaan dengan sediaan konsentrasi tinggi (2%), jangka waktu lebih lama, dan pada populasi berisiko (anak dan lansia), diperlukan pemantauan karena potensi gejala toksisitas dan efek samping. Bila terjadi efek samping sistemik yang berat seperti kejang, gangguan motorik, atau penurunan kesadaran, maka hal tersebut adalah kegawatdaruratan.[5-7,11]
Toksisitas
Pada penelitian hewan, dosis toksik pada tikus kecil adalah 960 mg/kg sedangkan pada tikus adalah 4.000 mg/kg. Efek yang ditimbulkan adalah takikardia, pusing, mulut kering, gangguan perilaku, gangguan koordinasi, dan mengantuk.[1]
Pada populasi berisiko, misalnya bayi dan anak, dosis tinggi dapat menyebabkan gangguan perilaku, takikardia, hiperpireksia, hipertensi, peningkatan tekanan intraokular, vasodilatasi, retensi urin, hilangnya motilitas gaster, dan penurunan sekresi saliva, keringat, serta mukus saluran napas. Jika pasien menunjukkan tanda dan gejala overdosis, tata laksana yang diberikan bersifat suportif dengan pemantauan ketat.[8]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini