Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Travoprost
Penggunaan travoprost pada ibu hamil masuk kategori C oleh FDA dan TGA, di mana ditemukan toksisitas pada janin hewan coba. Untuk penggunaan pada ibu menyusui, sampai dengan saat ini belum ada data penelitian pada manusia yang adekuat mengenai ekskresi obat ke ASI.[2,4,9,11,12]
Penggunaan pada Kehamilan
Travoprost masuk kategori C oleh Food and Drug Administration (FDA). Studi terhadap binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping pada janin, dimana travoprost akan diadministrasikan pada ibu hamil bila manfaat lebih besar daripada kerugian.
Data yang tersedia sampai dengan saat ini bahwa pada penelitian dengan tikus yang diberikan dosis 10 μg/kg/hari didapatkan malformasi skeletal dan viseral, seperti fusi pada tulang sternum dan hidrosefali. Beberapa efek samping lainnya adalah gangguan aktivitas motorik sampai peningkatan mortalitas.
Sementara, oleh Therapeutic Goods Administration (TGA), obat ini masuk kategori C (TGA). Efek farmakologis diduga memiliki efek yang berbahaya pada janin manusia atau neonatus tanpa menyebabkan malformasi.[2,4,10,11]
Penggunaan obat tetes mata travoprost untuk pasien glaukoma maupun hipertensi okular yang sedang hamil atau berencana hamil harus berdasarkan pertimbangan, bahwa manfaat lebih tinggi daripada risiko.[9,11]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Penelitian terhadap penggunaan travoprost pada ibu menyusui masih terbatas pada hewan coba tikus, yang mendapatkan sekresi travoprost dan metabolitnya di dalam ASI. Pada manusia, belum ada data penelitian yang adekuat sehingga administrasi travoprost pada ibu yang menyusui, perlu dipertimbangkan sesuai indikasi dan manfaat dibandingkan dengan risiko.[9,11]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini