Pendahuluan Levodropropizine
Levodropropizine merupakan obat antitusif non-opioid yang dapat digunakan dalam penanganan batuk akut dan kronik, misalnya akibat infeksi saluran pernapasan akut atau bronkitis. Levodropropizine bekerja dengan menghambat serabut C, yaitu serabut saraf sensorik di jalan napas yang dapat menimbulkan refleks batuk.
Levodropropizine dapat digunakan oleh anak berusia di atas 2 tahun hingga dewasa. Karena tidak mempengaruhi sistem saraf pusat, efek samping levodropropizine lebih ringan dibanding obat batuk lain yang bekerja pada saraf pusat seperti codeine dan dextromethorphan.[1,2]
Indikasi klinis dari levodropropizine adalah untuk penanganan gejala batuk non-produktif yang sering terjadi pada berbagai kondisi pernapasan. Levodropropizine dapat digunakan pada penyakit-penyakit seperti bronkitis akut dan kronis, pneumonia, dan bronkiolitis pada dewasa maupun anak.
Meskipun obat ini umumnya dianggap aman, beberapa efek samping telah dilaporkan. Efek samping yang paling umum meliputi gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah, dan gangguan pencernaan. Selain itu, efek samping lain yang dapat terjadi termasuk reaksi alergi seperti ruam kulit, gatal-gatal, dan angioedema.[3]
Di Indonesia, levodropropizine tersedia dalam merek dagang Levosin®, Levotusin®, Respituss®, Levopront®, dan Nosfocin®.[9]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Levodropropizine
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Obat batuk dan flu[3] |
Subkelas | Supresan batuk lain[3] |
Akses | Resep[9] |
Wanita hamil | FDA dan TGA tidak tersedia |
Wanita menyusui | Diperkirakan terdapat ekskresi ke ASI, jangan dikonsumsi oleh ibu menyusui[4,5] |
Anak-anak | Kontraindikasi untuk anak < 2 tahun[5] |
FDA | Not Approved[6] |