Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Methylergometrine
Penggunaan methylergometrine atau methylergonovine pada kehamilan termasuk ke dalam kategori C oleh FDA. Penggunaan pada ibu menyusui juga tidak direkomendasi karena akan menghambat produksi ASI.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori C (FDA): studi pada binatang percobaan memperlihatkan ada efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Studi in vitro pada jaringan uterus beberapa hewan dan manusia menyimpulkan bahwa kerja methylergometrine tidak hanya terjadi melalui α-adrenoreseptor tetapi juga melalui perubahan potensial aksi. Studi in vivo pada hewan menunjukkan methylergometrine merangsang kontraksi uterus, sehingga tidak dianjurkan untuk wanita hamil. Obat ini biasanya diberi untuk merangsang kontraksi uterus pada wanita yang telah melahirkan untuk mencegah atau menangani perdarahan postpartum.[4,13,16,19,20]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Methylergometrine tidak direkomendasikan pada ibu yang menyusui. Penurunan ASI bisa terjadi setelah ibu mengonsumsi methylergometrine 0,75 mg per hari. Efek ini terjadi karena obat menghambat pelepasan prolaktin melalui perangsangan reseptor dopaminergik.[3,4,7,8,12,13,19]
Penggunaan methylergometrine saat menyusui juga dapat memberikan efek samping pada bayi berupa gejala ergotisme, yakni takikardia, kejang, bradikardia, muntah, diare, dan agitasi. Jika gejala terjadi, pemberian obat sebaiknya dihentikan segera. Tunda menyusui minimal 12 jam setelah pemberian dosis terakhir obat.[3,4,7,8,12,13,19]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur