Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Antitoksin Botulinum general_alomedika 2024-03-27T15:20:12+07:00 2024-03-27T15:20:12+07:00
Antitoksin Botulinum
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Antitoksin Botulinum

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Dari sisi farmakologi, antitoksin botulinum dapat bekerja dengan cara mengikat toksin botulisme. Namun, studi terkait proses farmakodinamik dan farmakokinetik antitoksin botulinum memang masih terbatas.

Farmakodinamik

Pada kasus botulisme, toksin botulinum berikatan secara ireversibel pada presinaptik saraf di neuromuscular junction. Ikatan ini dapat menyebabkan gangguan pelepasan asetilkolin pada celah sinaps, sehingga sindrom paralitik terjadi.

Antitoksin botulinum, baik berupa fragmen antibodi maupun imunoglobulin, bekerja dengan cara mengikat toksin bebas yang masih beredar di darah dan mencegah toksin mengikat presinaps. Ikatannya dengan toksin bebas ini akan mencegah perburukan penyakit tetapi tidak dapat mengembalikan paralisis yang telah terjadi.[1-3]

Saat ini, terdapat 2 jenis antitoksin botulinum, yaitu:

  • Heptavalent botulinum antitoxin (HBAT): larutan steril berisi fragmen antibodi F(ab’)2 dan F(ab) yang berasal dari plasma kuda, diindikasikan pada pasien botulisme akibat neurotoksin serotipe A, B, C, D, E, F, atau G

  • Botulism immune globulin intravenous human (BIG-IV): berisi immunoglobulin G (IgG) yang distabilkan oleh kandungan 5% sukrosa dan 1% albumin manusia, diindikasikan hanya pada pasien botulisme dengan neurotoksin serotipe A atau B[1-3]

Antitoksin konvensional ini mengikat domain translokasi rantai ringan atau rantai berat dan secara lemah mengikat receptor-binding domain (RBD).  Terdapat studi yang sedang mengembangkan antitoksin multivalen baru yang ampuh terhadap semua neurotoksin, dan berikatan dengan RBD lebih kuat.[11]

Farmakokinetik

Saat ini belum ada data farmakokinetik yang memadai tentang antitoksin botulinum. Parameter farmakokinetik antitoksin botulinum berbeda pada setiap serotipenya.

Absorbsi

Setelah pemberian intravena, antitoksin botulinum heptavalent (HBAT) akan diabsorbsi dengan konsentrasi maksimal plasma (Cmax) berbeda pada tiap serotipe antitoksinnya. Setelah pemberian 1 vial, konsentrasi maksimal plasma tertinggi dimiliki oleh antitoksin serotipe A (2,69 U/mL) dan serotipe F (2,37 U/mL). Sementara itu, konsentrasi maksimal plasma terendah dimiliki oleh antitoksin serotipe G (0,59 U/mL) dan D (0,81 U/mL).

Di lain sisi, setelah pemberian antitoksin botulinum yang berupa botulism immune globulin intravenous human (BIG-IV), titer antibodi serotipe A berkisar pada 15 U/mL dan antibodi serotipe B berkisar pada 4 U/mL. Tidak ada data mengenai waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi plasma ini.[2,3]

Distribusi

Distribusi HBAT dapat diukur dari volume distribusi yang berbeda pada setiap serotipe antitoksin. Setelah pemberian 1 vial, volume distribusi tertinggi dimiliki oleh antitoksin serotipe E pada 14.172 mL dan serotipe B pada 9.607 mL. Sementara itu, volume distribusi terendah dimiliki oleh antitoksin serotipe D pada 1.465 mL dan serotipe G pada 2.372 mL. Tidak ada data mengenai distribusi BIG-IV.[2,3]

Metabolisme

Tidak ada data khusus mengenai metabolisme antitoksin botulisme. Paparan HBAT dalam tubuh dapat dinilai dari area under the concentration curve (AUC). Setelah pemberian 1 vial, nilai AUC tertinggi dimiliki oleh serotipe C pada 57,34 U jam/mL dan serotipe F pada 31.4 U jam/mL. Sementara itu, nilai AUC terendah dimiliki oleh serotipe G pada 7,05 U jam/mL dan serotipe E pada 7,16 U jam/mL. Tidak ada data paparan pada BIG-IV.[2,3]

Eliminasi

Eliminasi antitoksin botulinum dapat dinilai dari laju eliminasi dan waktu paruh. Laju eliminasi dan waktu paruh HBAT juga berbeda pada tiap serotipe antitoksin. Setelah pemberian 1 vial, laju eliminasi tertinggi dimiliki oleh antitoksin serotipe E pada 1.250 mL/jam dan serotipe A pada 293 mL/jam. Sementara itu, laju eliminasi terendah dimiliki oleh antitoksin serotipe D pada 137 mL/jam dan serotipe C pada 144 mL/jam.

Waktu paruh terlama dimiliki oleh antitoksin serotipe B pada 34,2 jam dan serotipe C pada 29,6 jam, sedangkan waktu paruh tercepat dimiliki oleh antitoksin serotipe G pada 0,59 jam dan serotipe D pada 0,81 jam.[2,3]

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Ni SA, Brady MF. Botulism Antitoxin. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534807/
2. U.S. Food and Drug Administration. BAT® [Botulism Antitoxin Heptavalent (A, B, C, D, E, F, G) - (Equine)]. Department of Health and Human Services. 2017.
3. U.S. Food and Drug Administration. BabyBIG [Botulism Immune Globulin Intravenous (Human) (BIG-IV)]. Department of Health and Human Services. 2015.
11. Shi DY, Lu JS, et al. Characterization of a novel tetravalent botulism antitoxin based on receptor-binding domain of BoNTs. Appl Microbiol Biotechnol. 2023 May;107(10):3205-3216.

Pendahuluan Antitoksin Botulinum
Formulasi Antitoksin Botulinum

Artikel Terkait

  • Botulisme Iatrogenik, Efek Samping Langka Akibat Injeksi Botox
    Botulisme Iatrogenik, Efek Samping Langka Akibat Injeksi Botox
Diskusi Terkait
dr.Peter Fernando
Dibuat 06 Agustus 2023, 08:58
Mnemonic #25 : Gejala Botulisme
Oleh: dr.Peter Fernando
0 Balasan
B - Bicara tergangguO - Otot lumpuh (Paralisis) T - Tidak bisa menelan (Swallowing difficulty) O - Penglihatan gandaL - Lemas (Lethargy)Catatan :Mnemonic...
Anonymous
Dibalas 03 Desember 2020, 13:24
Pemberian bee pollen dan madu untuk bayi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat siang, Dok, apakah bee pollen sama dengan madu, tidak diperbolehkan utnuk diberikan pada anak bayi? atau apakah sebenarnya boleh diberikan untuk anak...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.