Indikasi dan Dosis Ferrous Sulfate
Indikasi ferrous sulfate, dan zat besi secara umum, adalah anemia defisiensi besi atau sebagai suplementasi pada pasien yang berisiko.
Ferrous sulfate atau zat besi sebetulnya bisa didapatkan dari sumber makanan, namun beberapa kondisi menyebabkan pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan hariannya hanya dari makanan saja. Kondisi yang membutuhkan pemberian ferrous sulfate adalah anemia defisiensi besi, hamil, serta anak dan bayi. Berbagai studi telah mempelajari perlu tidaknya pemberian suplementasi zat besi pada ibu hamil secara rutin tanpa memandang status zat besi individual.[13]
Kebutuhan Zat Besi Harian
Angka kecukupan gizi atau recommended dietary allowances zat besi berbeda-beda tergantung usia, jenis kelamin, dan kondisi khusus seperti kehamilan dan menyusui; terdapat pada Tabel 2.[2]
Tabel 2. Angka Kecukupan Gizi (Recommended Dietary Allowances) Zat Besi
Usia | Laki-laki | Perempuan | Kehamilan | Menyusui |
0 – 6 bulan | 0,27 mg [intake adekuat] | 0,27 mg [intake adekuat] | ||
7 – 12 bulan | 11 mg | 11 mg | ||
1 – 3 tahun | 7 mg | 7 mg | ||
4 – 8 tahun | 10 mg | 10 mg | ||
9 – 13 tahun | 8 mg | 8 mg | ||
14 – 18 tahun | 11 mg | 15 mg | 27 mg | 10 mg |
19 – 50 tahun | 8 mg | 18 mg | 27 mg | 9 mg |
>50 tahun | 8 mg | 8 mg |
Anemia Defisiensi Besi
Pemberian preparat besi elemental oral diberikan pada anemia defisiensi besi dengan dosis 100-200 mg/hari selama tiga bulan. Untuk sediaan ferrous sulfate, umumnya diberikan 3 kali sehari dengan tablet 325 mg yang mengandung 65 mg besi elemental. Dosis pada anak adalah besi elemental 3-6 mg/kg/hari.
Dosis lebih besar dapat diberikan pada kasus anemia berat (Hb 80 g/L). Peningkatan hemoglobin 1 g per dL setelah satu bulan pengobatan menunjukkan respons yang memadai terhadap pengobatan dan menegaskan diagnosis. Terapi harus dilanjutkan selama tiga bulan setelah anemia dikoreksi untuk memungkinkan penyimpanan kembali zat besi.[13,16,19,20]
Suplementasi Besi Rutin pada Bayi dan Anak
Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan suplementasi zat besi untuk bayi berusia 6-24 bulan. Hal ini karena sebuah survey di tahun 2008 menunjukkan prevalensi anemia pada anak berusia di bawah 5 tahun di Indonesia diperkirakan sebesar 31,4 %, kemudian pada tahun 2011 diperkirakan 40-45%.[22]
Menurut WHO, rekomendasi dosis suplementasi zat besi pada bayi dan anak berbeda tergantung usia (Tabel 3).[3]
Tabel 3. Rekomendasi Dosis Suplementasi Besi Harian pada Bayi dan Anak
Usia | 6-23 bulan | 24-59 bulan | 5-12 tahun |
Komposisi Suplementasi | 10-12,5 mg besi elemental (setara 50-62,5 mg ferrous sulfate) | 30 mg besi elemental (setara 150 mg ferrous sulfate) | 30-60 mg besi elemental (setara 150-180 mg ferrous sulfate) |
Bentuk Sediaan | Drop/sirup | Drop/sirup/tablet | Tablet/kapsul |
Frekuensi | Setiap hari | ||
Durasi | Tiga bulan berturut-turut dalam satu tahun |
Suplementasi Zat Besi pada Ibu Hamil
Pada ibu hamil, ferrous sulfate diberikan untuk mencegah anemia defisiensi besi karena adanya peningkatan kebutuhan harian. Selain itu, ferrous sulfate juga diberikan untuk mencegah sepsis puerperal, berat badan lahir rendah, dan kelahiran prematur.[4,17]
WHO merekomendasikan penggunaan preparat besi oral bersama asam folat sebagai bagian dari antenatal care (ANC). Dosis yang direkomendasikan adalah 30-60 mg besi elemental (setara 150-325 mg ferrous sulfate) disertai 0,4 mg asam folat sebanyak satu kali sehari sepanjang kehamilan.[4,13]
Suplementasi Zat Besi pada Wanita Menstruasi
Dosis yang dianjurkan adalah 60 mg besi elemental (setara 300 mg ferrous sulfate heptahydrate) ditambah 2,8 mg asam folat dalam formulasi tablet atau kapsul secara intermitten. Untuk wanita menstruasi, pemberian dilakukan satu kali seminggu selama tiga bulan, diikuti dengan tiga bulan tanpa suplemen.[4,17]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja