Pengawasan Klinis Desvenlafaxine
Pengawasan klinis pada penggunaan desvenlafaxine perlu mencakup evaluasi status mental, risiko bunuh diri, dan efek samping berat lainnya.[4,11]
Pemantauan Risiko Bunuh Diri
Evaluasi mental dan risiko bunuh diri diperlukan terutama pada anak, remaja, dan dewasa muda, karena peningkatan risiko pikiran atau perilaku bunuh diri dapat terjadi pada fase awal terapi atau saat penyesuaian dosis. Pemeriksaan berkala terhadap gejala agitasi, kecemasan, insomnia, perubahan suasana hati, atau perilaku impulsif juga disarankan untuk mendeteksi perburukan gejala.[4,11]
Tekanan Darah
Selain itu, pasien perlu menjalani pemantauan tekanan darah, karena desvenlafaxine dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah signifikan, terutama pada individu dengan hipertensi atau penyakit kardiovaskular. Bila terjadi hipertensi persisten, disarankan untuk menurunkan dosis atau menghentikan obat.[1,4,11]
Kadar Natrium
Pemeriksaan kadar natrium serum perlu dipertimbangkan pada pasien lanjut usia, pasien dengan risiko syndrome of inappropriate antidiuretic hormone secretion (SIADH), atau yang menggunakan diuretik, karena desvenlafaxine dapat menyebabkan hiponatremia.[1,11]
Sindrom Serotonin
Pemantauan juga mencakup pengamatan terhadap tanda-tanda sindrom serotonin, terutama bila pasien menggunakan obat serotonergik lain. Gejala seperti hiperrefleksia, tremor, hipertermia, dan perubahan status mental perlu dikenali dan ditangani.[1,11]
Penghentian Terapi
Saat penghentian terapi, pasien dipantau terhadap gejala putus zat, seperti pusing, iritabilitas, gangguan tidur, dan parestesia. Penghentian sebaiknya dilakukan secara bertahap untuk meminimalkan efek ini.[1,11]
Fungsi Seksual
Dokter perlu memantau fungsi seksual pasien secara aktif karena disfungsi seksual dapat terjadi pada penggunaan desvenlafaxine. Disfungsi seksual bisa mencakup penurunan libido, kemampuan ereksi atau ejakulasi pada pria, serta orgasme dan gairah seksual pada wanita. Evaluasi perlu dilakukan secara aktif, karena pasien sering enggan melaporkan adanya gangguan seksual secara spontan.[1,4,11]