Indikasi dan Dosis Vaksin Hepatitis B
Indikasi vaksin hepatitis B adalah untuk pencegahan infeksi virus hepatitis B. Vaksin hepatitis B dapat digunakan oleh seluruh kelompok usia, terutama kelompok risiko tinggi tertular virus hepatitis B. Dosis suspensi untuk injeksi 10 µg/0,5 mL digunakan untuk anak dan dosis 20 µg/mL untuk dewasa.[7,9,10,14-16]
Indikasi
Indikasi pemberian vaksin hepatitis B adalah untuk mencegah infeksi yang disebabkan semua subtipe virus Hepatitis B (HBV). Vaksin hepatitis B diberikan pada semua kelompok usia, mulai dari bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia. Vaksin ini terutama akan bermanfaat pada kelompok risiko tinggi tertular virus hepatitis B, yakni:
- Tenaga kesehatan
- Pekerja yang berisiko terpapar darah atau cairan tubuh
- Mahasiswa praktik klinis yang berisiko terpapar darah atau cairan pasien
- Pasien yang menerima transfusi darah, hemodialisis, pasien dengan penyakit hati kronis, pasien dengan HIV, dan pasien diabetes melitus
- Seseorang yang berhubungan seks dengan penderita hepatitis B
- Seseorang yang akan pergi ke tempat endemis hepatitis B
- Bayi baru lahir dengan ibu Hepatitis B surface Antigen (HbsAg) positif
- Pengguna jarum suntik ilegal, misalnya pecandu narkoba suntik[1-3,10]
Dosis Dewasa
Pasien dewasa diberikan dosis 20 µg/mL, baik dalam vaksin tunggal (Engerix-B®) atau kombinasi dengan vaksin hepatitis A (Twinrix®). Vaksin diberikan 3 kali, dengan rekomendasi jarak dosis ke-2 minimal 4 minggu dari dosis pertama, dan dosis ke-3 minimal 16 minggu dari dosis pertama atau 8 minggu dari dosis kedua.[7,10,14,18]
Dosis Anak
Pemberian vaksin hepatitis B saat lahir tergantung dari status serologi hepatitis B ibu. Anak dengan ibu HbsAg negatif sebaiknya mendapatkan 1 dosis dalam 24 jam setelah lahir. Sementara itu, anak dengan ibu HbsAg positif perlu mendapatkan 1 dosis vaksin hepatitis B dan 0,5 mL imunoglobulin hepatitis B dalam 12 jam setelah lahir di lokasi injeksi yang berbeda, tanpa perlu melihat berat badan. Anak dapat diperiksakan serologi hepatitis B saat berusia 9–12 bulan atau 1–2 bulan setelah dosis terakhir.
Anak dengan riwayat HbsAg ibu yang tidak diketahui mendapatkan vaksin hepatitis B dalam 12 jam setelah lahir, tanpa melihat berat badan saat lahir. Untuk anak dengan berat badan lahir di bawah 2000 gram, diberikan 0,5 mL imunoglobulin hepatitis B dalam kurun waktu 12 jam pasca kelahiran. Jika setelah diperiksa ibu memiliki HbsAg positif, imunoglobulin harus segera diberikan (tidak lebih dari usia 7 hari).
Untuk pemberian vaksin dosis kedua, ketiga, dan keempat, dosis yang diberikan adalah 10 µg/0,5 mL, baik dalam vaksin tunggal (Engerix-B®) atau kombinasi dengan vaksin lain.[10]
Protokol Pemberian
Vaksin hepatitis B diberikan 3 kali dengan durasi minimal antar pemberian adalah 4 minggu. Pemberian dengan dosis yang lebih banyak tidak direkomendasikan karena tidak meningkatkan efektivitas.
Di Indonesia, vaksin hepatitis B diberikan segera setelah lahir pada semua bayi sebelum berumur 24 jam. Untuk bayi dengan berat lahir kurang dari 2000 gram, vaksin hepatitis B sebaiknya ditunda sampai berumur 1 bulan atau lebih agar didapat respon imun yang adekuat. Dosis vaksin hepatitis B selanjutnya diberikan pada umur 2, 3, 4, dan 18 bulan bersama Diphtheria toxoid, tetanus toxoids, and whole-cell pertussis (DTwP) atau Diphtheria and tetanus toxoids, and acellular pertussis (DTaP).[5,10]
Untuk anak, remaja, maupun dewasa yang tidak diberikan vaksin sesuai jadwal yang ada, vaksin tetap diberikan dalam 3 dosis dengan jarak yang disarankan antara dosis pertama dengan dosis kedua adalah 4 minggu dan jarak antara dosis pertama dan ketiga adalah 16 minggu.[10,14]
Vaksinasi Dibutuhkan Secara Cepat
Pada kondisi tertentu dimana proteksi secara cepat dibutuhkan, misalnya pasien hendak bepergian ke daerah endemik hepatitis B, injeksi dapat diberikan pada hari ke-0, 7, dan 21. Dosis keempat dapat diberikan 12 bulan setelah dosis pertama. Beberapa vaksin hepatitis B dapat diberikan dalam 2 dosis pada remaja dan dewasa. Jarak antara kedua dosis tersebut adalah 4 – 6 bulan.[14]
Vaksin Tidak Sesuai Jadwal
Jika terdapat interupsi di antara pemberian jadwal, pemberian vaksin tidak perlu diulang dari awal. Jika interupsi terjadi setelah dosis pertama, maka dosis kedua diberikan sesegera mungkin dan dosis ketiga diberikan dengan jarak minimal 4 minggu dari dosis kedua. Jika dosisi ketiga yang tertunda, maka dosis ketiga dapat langsung diberikan sesegera mungkin.[14]
Kelompok dengan Respons Inadekuat
Setelah seri pemberian vaksin pertama, ada beberapa individu yang tidak memberikan respon yang baik, seperti pada individu berusia di atas 40 tahun, obesitas, merokok, atau memiliki penyakit kronik. Untuk kelompok tersebut, vaksin hepatitis B dapat diberikan 1 rangkaian lagi sehingga total menjadi 6 dosis.
Pemeriksaan serologi untuk memastikan respon dilakukan 1–2 bulan pasca penyuntikan terakhir. Jika setelah diberikan 6 dosis kekebalan belum adekuat, pemeriksaan HbsAg perlu dilakukan. Apabila HBsAg positif, pasien diterapi sebagai infeksi hepatitis B kronik. Sementara itu, apabila HbsAg negatif, pasien dikatakan rentan mengalami infeksi dan memerlukan pemberian imunoglobulin profilaksis.[10,14]
Penyesuaian Dosis
Penyesuaian dosis terhadap gangguan hepar tidak diperlukan. Penyesuaian dosis vaksin hepatitis B diperlukan pada pasien yang melakukan dialisis (hemodialisis intermiten, kontinyu, atau peritoneal dialisis). Dosis yang diberikan menjadi 40 µg/mL. Untuk pasien dengan gangguan ginjal yang tidak membutuhkan dialisis, penyesuaian dosis tidak dibutuhkan.[3,7,9,10]
Keterlambatan Jadwal Pemberian Vaksin
Vaksin hepatitis B sebaiknya diberikan sesuai jadwal. Jika jadwal pemberian terlewatkan, maka dapat segera diberikan, dilanjutkan dengan pemberian 3 dosis selanjutnya dengan interval 4 minggu.
Bila pada saat jadwal pemberian vaksin hepatitis B terdapat kendala (seperti demam, flu), vaksin diberikan setelah kondisi sehat tanpa perlu mengulang rangkaian dosis kembali. Keterlambatan pada jadwal pemberian vaksin dapat berdampak pada kekebalan yang terbentuk, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan titer anti-HBS.[5,10,14]
Tabel 1. Pemilihan Dosis Berdasarkan Vaksin Hepatitis B yang Digunakan
Umur (Tahun) | Vaksin | Dosis | Volume | Jadwal (Bulan) |
0 sampai < 15 | Engerix B pediatric® | 10 µg | 0.5 ml | 0,1,6 atau 0,1,2,121 |
11 sampai < 15 | Engerix B® | 20 µg | 1 ml | 0,62 |
>16 | Engerix B® | 20 µg | 1 ml | 0,1,6 atau 0,1,2,121 atau 0,7,21 hari3+bulan ke-12 |
>16 | Heplisav® | 20 µg | 0.5ml | 0,1 |
0 sampai < 15 | HBVAXPRO5® | 5 µg | 0.5ML | 0,1,6 atau 0,1,2,121 |
>16 | HBVAXPRO10® | 10 µg | 1ml | 0,1,6 atau 0,1,2,12 |
Pasien yang menjalani Predialisis atau hemodialisis | Recombivax HB® | 40 µg | 1 ml | 0,1,6 |
Engerix-B® | 40 µg | 1ml | 0,1,2,6 |
Keterangan jadwal penyuntikan:
- Saat perlindungan cepat diperlukan
- Pada usia 11-15 tahun jadwal ini dapat sebagai pilihan. Pilihan dilakukan bila risiko infeksi hepatitis B rendah
- Merupakan dosis akselerasi bila memerlukan perlindungan yang sangat cepat contohnya saat hendak bepergian ke daerah endemis hepatitis B
Sumber: dr. Nailla, Alomedika, 2022.[3,7,9,10,14,20]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani