Pendahuluan Vaksin Pertusis
Vaksin pertusis merupakan vaksin yang mencegah terjadinya infeksi pertusis atau batuk rejan, penyakit saluran napas akut yang disebabkan oleh Bordetella pertussis.
Vaksin pertusis terdiri dari dua jenis, yaitu vaksin whole cell (wP) dan vaksin aselular (aP). Vaksin whole cell merupakan vaksin yang dibuat dari B. pertussis yang dibunuh baik dengan pemanasan atau dengan pemberian formalin.
Pada sisi lain, vaksin aseluler merupakan vaksin yang dibuat dari satu antigen atau lebih yang telah dipurifikasi. Saat ini, vaksin aseluler ini lebih banyak digunakan; vaksin wP diasosiasikan dengan reaktogenitas yang lebih berat.[1]
Di Indonesia, vaksin ini telah masuk ke dalam program pemerintah dan selalu diberikan bersamaan dengan vaksin difteri dan tetanus (DTP) dalam bentuk DTaP dan Tdap. Selain itu, terdapat sediaan vaksin DPT dengan kombinasi vaksin lainnya, seperti vaksin hepatitis B dan Haemophilus influenzae tipe B.[2,4,5]
Berdasarkan jadwal imunisasi anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin DTaP dapat mulai diberikan sejak anak usia 2 bulan. Terdapat 3 dosis vaksin primer DTaP yang wajib diberikan dan 2 dosis booster DTaP dan 1 dosis booster Tdap yang kemudian diulang setiap 10 tahun.[5]
Vaksin pertusis dapat diberikan untuk ibu hamil dalam bentuk vaksin Tdap pada usia kehamilan 27-36 minggu. Orang dewasa yang belum pernah menerima vaksin Tdap sama sekali harus diberikan vaksin 1 dosis.[17,18]
Pada tahun 2021, cakupan vaksinasi dengan 1 dosis pertusis adalah 86% dari total populasi sementara vaksinasi dengan 3 dosis pertusis mencakup 81% populasi secara global. Jika vaksin pertusis tidak digunakan, maka diperkirakan akan ada lebih dari 1,3 juta kematian akibat pertusis.[2-5]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Vaksin Pertusis
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Vaksin, serum, dan imunoglobulin[6] |
Subkelas | Vaksin[6] |
Akses | Resep |
Wanita hamil | Kategori FDA: C[7] Kategori TGA: B2 (dalam vaksin kombinasi)[8] |
Wanita menyusui | Ditemukan IgA antipertusis pada ASI[9] |
Anak-anak | Aman digunakan pada anak |
Infant | Aman digunakan pada bayi |
FDA | Approved[7] |
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja