Formulasi Vaksin Pertusis
Formulasi vaksin pertusis di Indonesia adalah sediaan kombinasi dengan vaksin lainnya. Vaksin yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah vaksin aseluler.
Bentuk Sediaan
Vaksin whole cell (wP) dan vaksin aseluler (aP) tersedia dalam bentuk injeksi.
Vaksin Whole Cell
Vaksin wP mengalami proses panjang untuk menilai potensi, toksisitas, sterilitas, dan konsentrasi bakteri. Proses ini menggunakan metode yang berbeda-beda bergantung dari produsennya, sehingga vaksin wP relatif heterogen.
Vaksin wP mengandung lipopolisakarida, garam alumunium (berperan sebagai ajuvan), dan tiomersal atau fenoksietanol (berperan sebagai pengawet dalam kemasan dosis multipel).
Vaksin Aseluler
Vaksin aP mengandung satu atau lebih antigen yang telah dipurifikasi. Masing-masing produsen menggunakan antigen yang berbeda dalam pembuatan vaksin ini. Antigen yang dapat ditemukan adalah PT (pertussis toxin), FHA (filamentous hemagglutinin), PRN (pertaktin) dan FIM (fimbrial antigens) tipe 2 dan 3.
Selain komponen antigen, masing-masing produsen juga memiliki perbedaan dalam hal jumlah konsentrasi antigen, kolonisasi bakteri yang digunakan saat produksi, metode purifikasi dan detoksifikasi, penggunaan adjuvan dan pengawet, sehingga vaksin ini juga bersifat heterogen.[13-15]
Kombinasi dengan Obat Lain
Sampai saat ini, di Indonesia tidak ada kemasan tunggal yang hanya berisi vaksin pertusis. Vaksin pertusis biasanya digabungkan dengan vaksin lain, seperti vaksin difteri dan tetanus toksoid dalam bentuk DTaP atau Tdap.
Yang membedakan antara DTaP dan Tdap adalah kadar vaksin difteri, toksoid tetanus toksoid, dan pertusis yang lebih tinggi pada DTaP; sementara pada Tdap, kadar vaksin difteri dan pertusis lebih rendah.
Berikut adalah contoh kombinasi vaksin pertusis yang ada di Indonesia:
- Vaksin pertusis + vaksin difteri + tetanus toksoid dalam sediaan injeksi 0,5 ml
- Vaksin pertusis + vaksin difteri + tetanus toxoid + vaksin Haemophilus influenzae B + inactivated poliovirus type 1-3 dalam sediaan injeksi 0,5 ml
- Vaksin pertusis + difteri toxoid + hepatitis B surface antigen + tetanus toxoid + vaksin Haemophilus influenzae B dalam sediaan injeksi 0,5 ml
- Vaksin pertusis + difteri toxoid + tetanus toxoid + vaksin Haemophilus influenzae B + hepatitis B surface antigen + inactivated poliovirus type 1-3 dalam sediaan injeksi 0,5 ml[16]
Cara Penggunaan
Vaksin pertusis diberikan secara intramuskular. Penyuntikan dapat dilakukan di sisi anterolateral paha pada bayi atau di muskulus deltoid untuk anak yang berusia lebih tua.
Sebelum diberikan, vaksin perlu diinspeksi terlebih dahulu. Jika terdapat partikel asing atau warna cairan tidak tampak putih keabuan, maka sebaiknya vaksin tidak digunakan.
Vaksin pertusis yang akan diberikan bersamaan dengan injeksi vaksin lain dapat dilakukan di ekstremitas yang berbeda; misalnya di paha kanan dan kiri. Jika terdapat 3 injeksi yang akan diberikan sekaligus, injeksi pertama dan kedua dapat dilakukan di ekstremitas yang sama dengan memberi jarak minimal 2,5 cm antar lokasi injeksi.[13,14]
Cara Penyimpanan
Vaksin wP dan aP tidak boleh dibekukan. Vaksin ini harus disimpan dalam tempat yang tertutup dalam suhu 2 – 8 C. Tidak disarankan untuk menyimpan vaksin di dalam spuit.[13,14]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja