Farmakologi Vaksin Pertusis
Farmakologi vaksin pertusis mengandung Bordetella pertussis yang sudah dimatikan sehingga dapat menginduksi respon imun tanpa menyebabkan terjadinya pertusis. Vaksin pertusis aseluler hanya berisi satu atau lebih antigen dari bakteri dan diharapkan menimbulkan efek samping yang lebih sedikit.
Farmakodinamik
Vaksin pertusis terdiri dari dua jenis, yaitu vaksin whole cell (wP) dan vaksin aseluler (aP). Keduanya dapat menginduksi respon imun terhadap pertusis dan dinilai efektif untuk memberikan proteksi terhadap penyakit pertusis, terutama pada bayi.
Vaksin wP dinilai lebih baik dalam mencegah infeksi dan transmisi B. pertussis. Vaksin ini akan menginduksi respon imun sel T-helper 1 dan sel T-helper 17 (Th1 dan Th17) dalam pembentukan antibodi. Respon ini serupa dengan respon imun yang ditimbulkan saat terinfeksi oleh bakteri B. pertussis secara langsung. Penelitian pada babun menemukan bahwa induksi respon imun dengan vaksin aP dinilai lebih rendah dengan kadar Th1 yang lebih rendah. Hal ini menyebabkan pembersihan organisme dan pencegahan transmisi kurang efektif. Akan tetapi, penelitian pada manusia masih terbatas. [10]
Imunitas yang dibentuk dari dosis booster aP dinilai lebih cepat pudar pada individu yang mendapatkan vaksin primer aP dibandingkan pada individu yang mendapatkan dosis primer wP.[11,12]
Pada negara-negara maju seperti Inggris dan Portugal yang menggunakan vaksin aP sebagai vaksin pertusis primer, insidens pertusis pada anak dan bayi yang belum tervaksinasi mulai meningkat. [1] Individu yang menggunakan vaksin wP, minimal pada dosis pertama dinilai memiliki durasi proteksi yang lebih lama.[11]
Vaksin wP dan aP dapat memberikan proteksi selama 4 – 12 tahun setelah pemberian 3 dosis.[11]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja