Kontraindikasi dan Peringatan Vaksin Rotavirus
Kontraindikasi vaksin rotavirus adalah pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas, riwayat intususepsi, riwayat severe combined immunodeficiency, dan riwayat malformasi kongenital pada saluran cerna yang belum ditata laksana.[4,23,24]
Kontraindikasi
Kontraindikasi pemberian vaksin rotavirus adalah adanya riwayat hipersensitivitas pada pemberian vaksin sebelumnya, riwayat hipersensitivitas pada komponen vaksin, adanya riwayat intususepsi dan severe combined immunodeficiency sebelumnya. Selain itu, vaksin ini tidak dianjurkan untuk anak dengan riwayat malformasi kongenital pada saluran pencernaan yang belum dikoreksi, seperti divertikulum Meckel.[23,24]
Studi surveilans menemukan adanya hubungan temporal antara pemberian vaksin rotavirus dan kejadian intususepsi, dengan penambahan 1–1,5 kasus per 100.000 bayi yang divaksinasi. Kejadian intususepsi ini paling banyak ditemukan 7 hari pasca imunisasi.[2,10]
Dengan adanya data ini, pemberian vaksin rotavirus pada pasien dengan riwayat intususepsi tetap tidak direkomendasikan walaupun pada dua studi acak ganda terkontrol dengan plasebo tidak ditemukan adanya perbedaan risiko intususepsi pada pasien yang mendapatkan vaksin rotavirus dengan yang mendapatkan plasebo.[2,10]
Peringatan
Penggunaan vaksin rotavirus perlu diperhatikan pada bayi prematur, individu dengan riwayat hipersensitivitas terhadap lateks, serta pasien imunodefisiensi, sakit akut, dan gangguan gastrointestinal kronik.
Bayi Prematur
Pemberian vaksin pada bayi prematur diperbolehkan selama bayi stabil secara kinis. Vaksin diberikan mengikuti usia kronologis saat atau setelah bayi dipulangkan dari ruang rawat. Vaksin rotavirus tidak direkomendasikan diberikan saat bayi masih dirawat karena terdapat risiko transmisi virus. Keamanan vaksin rotavirus pada bayi prematur sama dengan bayi yang tidak prematur.[24,26]
Pasien dengan Riwayat Hipersensitivitas terhadap Lateks
Bahan lateks terdapat pada aplikator oral vaksin rotavirus monovalen (RV1), sementara vaksin pentavalen (RV5) tidak mengandung bahan lateks. Pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap lateks disarankan untuk diberikan RV5. Jika hanya vaksin RV1 yang tersedia, maka vaksin tetap dapat diberikan tetapi dengan pengawasan khusus karena manfaat yang didapat dinilai lebih besar dibandingkan risiko hipersensitivitas.[27]
Pasien dengan spina bifida dan ekstrofi kandung kemih dinilai memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami alergi lateks sehingga pemberian vaksin rotavirus pada kelompok ini juga perlu diawasi.[27]
Pasien dengan Imunodefisiensi
Pasien dengan imunodefisiensi selain severe combined immunodeficiency dapat diberikan vaksin rotavirus, tetapi memerlukan perhatian khusus karena data mengenai efikasi dan keselamatan belum banyak ditemukan.
Pasien dengan kondisi imunosupresi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gastroenteritis berkelanjutan dan respon imun terhadap vaksin rotavirus berkurang. Berikut adalah beberapa kondisi imunosupresi yang memerlukan perhatian:
- Neoplasma yang menyebabkan supresi pada sumsum tulang atau mempengaruhi sistem limfatik (leukemia atau limfoma)
- Resipien kemoterapi atau radioterapi
- Pengguna kortikosteroid dosis tinggi dalam jangka panjang
- Defisiensi imun seluler
- Hipogammaglobulinemia dan agammaglobulinemia
- Infeksi HIV
Konsultasi kepada ahli imunologi dianjurkan sebelum memberikan vaksin kepada anak imunodefisiensi.[24]
Pasien yang Sakit Akut
Pasien dengan sakit ringan masih dapat diberikan vaksin rotavirus. Akan tetapi, pada pasien dengan derajat penyakit sedang, pemberian vaksin dapat ditunda sampai pasien sembuh. Pasien dengan gastroenteritis akut disarankan untuk menunda pemberian vaksin rotavirus sampai kondisi membaik.[24]
Gangguan Gastrointestinal Kronik
Pasien dengan gangguan gastrointestinal kronik yang tidak mendapatkan terapi imunosupresif dapat diberikan vaksin rotavirus. Namun, data mengenai efikasi dan keamanan pada pasien dengan sindrom malabsorbsi kongenital, penyakit Hirschsprung, sindrom usus pendek, muntah persisten yang belum diketahui penyebabnya, diare kronik, gagal tumbuh, riwayat gangguan abdomen kongenital, dan riwayat pembedahan pada abdomen belum banyak didapatkan, sehingga pemberian vaksin rotavirus pada kelompok tersebut tetap memerlukan perhatian khusus.[20,24]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini