Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Vaksin Rotavirus
Penggunaan vaksin rotavirus pada kehamilan dan ibu menyusui harus berdasarkan prinsip manfaat yang lebih tinggi daripada risiko. Berdasarkan FDA, vaksin rotavirus masuk kategori C untuk penggunaan pada ibu hamil, sedangkan studi terkait penggunaan pada ibu menyusui masih minim.[7,24]
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan Food and Drug Administration (FDA), vaksin rotavirus termasuk dalam kategori C. Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[7]
Sedangkan berdasarkan Therapeutic Goods Administration (TGA), vaksin rotavirus memiliki kategori B2. Obat telah dikonsumsi oleh sedikit wanita hamil dan wanita usia reproduktif, dan tidak menunjukkan adanya peningkatan frekuensi malformasi atau efek berbahaya lain secara langsung maupun tidak langsung pada bayi. Studi pada hewan juga tidak adekuat atau bahkan kurang, walaupun data yang ada tidak menunjukkan adanya peningkatan kerusakan pada fetus.[7]
Vaksin rotavirus digunakan untuk mencegah infeksi rotavirus, yang menyebabkan gastroenteritis dengan gejala diare dan dehidrasi berat.[3]
Sampai saat ini belum ditemukan adanya studi terkontrol pada ibu hamil, sehingga masih belum dapat disimpulkan apakah pemberian vaksin rotavirus dapat menyebabkan gangguan pada fetus maupun pada proses kehamilan dan persalinan. Secara teori, vaksin rotavirus yang termasuk dalam vaksin hidup dapat meningkatkan risiko anomali kongenital pada fetus, tetapi hal ini belum dapat dibuktikan.[24]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Vaksin rotavirus tidak diindikasikan pada orang dewasa sehingga studi terkait pemberian vaksin rotavirus pada ibu menyusui jarang ditemukan.
Sampai saat ini juga belum diketahui apakah pemberian vaksin rotavirus pada ibu menyusui dapat menurunkan antibodi pasif ke bayi atau menimbulkan bahaya bagi bayi. Secara teori, ada kemungkinan vaksin hidup yang diberikan pada ibu menyusui dapat masuk ke dalam ASI. Namun, karena minimnya penelitian, hal ini belum dapat dibuktikan.[7,24]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini