Pedoman Intraoperatif ERAS (Early Recovery After Surgery) untuk Persalinan Sesar – Ulasan Guideline Terkini

Oleh :
dr.Novita Mawar Hadini, Sp.FK

Pedoman penanganan intraoperatif ERAS atau early recovery after surgery untuk persalinan sesar dipublikasikan oleh Enhanced Recovery After Surgery Society pada tahun 2025. Tujuan pedoman ini yakni untuk meningkatkan kualitas dan keamanan tindakan operasi sesar guna memperoleh luaran maternal dan neonatal yang lebih baik.

Pedoman ini membahas mengenai rekomendasi antibiotik profilaksis, antiemesis profilaksis, dan pencegahan ataupun perawatan hipotensi akibat anestesi spinal, serta berbagai aspek perawatan intraoperatif lainnya. Untuk antibiotik profilaksis sendiri, pedoman ini merekomendasikan penggunaan sefalosporin generasi pertama, yang diberikan 60 menit sebelum insisi.[1]

Pedoman Intraoperatif ERAS Sesar

Tabel 1. Tentang Pedoman Klinis Ini

Topik ERAS atau early recovery after surgery untuk persalinan sesar
Tipe Penatalaksanaan
Yang Merumuskan Enhanced Recovery After Surgery Society
Tahun 2025
Negara asal Amerika Serikat
Sasaran Dokter spesialis obstetri, dokter umum, perawat dan bidan.

Penentuan Tingkat Bukti

Tingkat bukti ditentukan menggunakan sistem GRADE (Grading of Recommendations Assessment, Development, and Evaluation), yang menilai kualitas bukti berdasarkan aspek seperti risiko bias, konsistensi hasil, dan relevansi klinis. Setiap rekomendasi diklasifikasikan menjadi tingkat strong atau weak, tergantung pada kekuatan bukti dan keseimbangan antara manfaat dan risiko, serta pertimbangan nilai dan preferensi pasien.[1]

Rekomendasi Utama untuk Diterapkan dalam Praktik Klinis Anda

Pedoman ini merupakan pembaruan terhadap panduan tahun 2018, dengan tinjauan literatur hingga September 2024. Beberapa rekomendasi yang perlu diperhatikan adalah anjuran kondisional untuk kehadiran pendamping pribadi di ruang operasi, panduan dalam pemberian profilaksis antibiotik dan antiemetik, pencegahan hipotensi spinal, pemeliharaan suhu normal dan euvolemia, penggunaan uterotonik optimal, serta analgesia multimodal.[1]

Pendamping Pribadi Pasien

Kehadiran pendamping pribadi pasien di dalam ruang operasi boleh dilakukan jika operasi sesar dilakukan tanpa anestesi umum dan kehadiran pendamping tersebut diinginkan oleh pasien.[1]

Antibiotik Profilaksis

Rekomendasi terkait penggunaan antibiotik profilaksis antara lain:

  • Antibiotik profilaksis: sefalosporin generasi pertama, diberikan 60 menit sebelum insisi untuk mencegah infeksi postpartum.
  • Azithromycin ditambahkan sebagai antibiotik profilaksis jika operasi sesar dilakukan non-elektif.

  • Pada pasien obesitas, tambahan antibiotik bisa menggunakan azithromycin preoperatif ataupun cephalexin dan metronidazole[1]

Antiemetik Profilaksis

Profilaksis antiemetik dianjurkan menggunakan multiagen, yakni setidaknya menggunakan dua agen antiemetik.[1]

Persiapan Intraabdominal dan Vagina

Untuk persiapan intraabdominal dan vagina, rekomendasinya adalah:

  • Untuk persiapan intraabdominal preoperatif dianjurkan penggunaan antiseptik berbasis chlorhexidine.
  • Untuk persiapan vagina preoperatif bisa dipertimbangkan penggunaan antiseptik berbasis chlorhexidine atau povidone iodine.[1]

Analgesia Multimodal

Untuk optimalisasi analgesia, dapat dilakukan:

  • Pemberian morfin intratechal untuk meningkatkan analgesia postoperatif.
  • Paracetamol bisa diberikan preoperatif atau intraoperatif.

  • Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bisa diberikan intraoperatif.
  • Penggunaan dexamethasone dengan tujuan optimalisasi analgesia multimodal bisa dipertimbangkan.[1]

Rekomendasi Lainnya

Beberapa rekomendasi lain yang patut diperhatikan adalah:

  • Untuk mencegah hipotensi akibat anestesi spinal, bisa dilakukan left lateral tilt atau teknik uterine displacement

  • Penggunaan teknik-teknik untuk menjaga normotermia, seperti dengan infus saline hangat, dianjurkan selama operasi sesar.
  • Untuk mencegah atonia uterus, agen lini pertama yang direkomendasikan adalah oxytocin.[1]

Perbandingan dengan Pedoman Klinis di Indonesia

Secara umum, pedoman ERAS di Indonesia memiliki banyak kesamaan dengan pedoman ini. Meski demikian, pada pedoman ERAS di Indonesia, pencegahan hipotermia intraoperatif hanya dianjurkan dengan mengatur suhu ruangan. Sementara itu, pada pedoman ini pencegahan hipotermia dilakukan dengan menggunakan alat penghangat, mengatur suhu ruang operasi, dan penggunaan cairan intravena hangat.[2,3]

Kesimpulan

Enhanced Recovery After Surgery Society mempublikasikan pedoman penanganan intraoperatif ERAS atau early recovery after surgery untuk persalinan sesar. Beberapa rekomendasi utama yang perlu diperhatikan dari pedoman ini adalah:

  • Antibiotik profilaksis yang dianjurkan adalah golongan sefalosporin generasi pertama, yang diberikan 60 menit sebelum insisi untuk mencegah infeksi postpartum.
  • Pemberian multimodal antiemetik profilaksis dianjurkan, yakni setidaknya dengan dua jenis antiemetik.
  • Untuk analgesia, bisa diberikan multimodal, misalnya dengan morfin intratechal, paracetamol pre- atau intraoperatif, serta obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) intraoperatif.
  • Perawatan juga mencakup menjaga normotermia, pencegahan atonia uterus dengan oxytocin, serta pencegahan hipotensi akibat anestesi spinal.

Referensi