Metode Persalinan pada Ibu Hamil dengan HIV

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha

Persalinan dengan operasi Caesar terjadwal menjadi pilihan utama metode persalinan pada ibu hamil dengan HIV yang belum mendapatkan terapi antiretroviral dengan baik atau viral load >1000 kopi/mL. Namun, pada ibu yang sudah menjalani terapi rutin dengan viral load <1000 kopi/mL, persalinan dapat dilakukan secara per vaginam.

Terdapat sekitar 1,3 juta wanita di dunia yang menderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) hamil setiap tahunnya. Penularan HIV dapat terjadi dari ibu ke anak pada saat kehamilan maupun persalinan. Tidak terdiagnosisnya infeksi HIV pada maternal sebelum konsepsi, kehamilan yang tidak terencana, kurangnya kunjungan antenatal, dan kurangnya edukasi merupakan faktor yang berperan dalam transmisi vertikal HIV dari ibu ke anak (mother to child transmission, MTCT). Penatalaksanaan pada ibu hamil dengan HIV harus berfokus pada penurunan risiko MTCT dan penurunan komplikasi baik pada maternal dan neonatus. Berbagai studi merekomendasikan metode persalinan Caesar secara elektif (operasi Caesar sebelum persalinan atau ruptur membran amnion) ketika viral load > 1000 kopi/mL. Operasi Caesar diketahui dapat menurunkan risiko terjadinya MTCT hingga 80%.[1,2]

Sumber: M Burtchaell, Wikimedia commons, 2007.

HIV pada Kehamilan

Referensi