Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Hernia Inguinalis general_alomedika 2023-01-18T08:01:24+07:00 2023-01-18T08:01:24+07:00
Hernia Inguinalis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Hernia Inguinalis

Oleh :
dr. Amelia Febrina
Share To Social Media:

Etiologi dari hernia indirek erat kaitannya dengan kelainan embriologi inguinal dan penurunan testis. Sehingga hernia indirek tergolong hernia kongenital, meski dengan onset usia beragam. Pada hernia indirek etiologi tonjolan hernia adalah prosesus vaginalis yang gagal menutup.

Kondisi lain yang menimbulkan peningkatan tekanan intraabdomen juga berkontribusi pada pembentukan hernia, antara lain pada kehamilan, batuk kronis, dan mengejan saat berkemih atau defekasi.

Pada hernia direk, proses patologi terjadi akibat dinding abdomen, secara khusus fascia transversalis, yang melemah. Hal ini diperkirakan akibat kelainan metabolisme kolagen. Ditemukan peningkatan kolagen tipe III, yaitu serabut yang tipis, dan penurunan kolagen tipe I, yaitu serabut yang tebal. Hal ini menyebabkan matriks kolagen pada dinding abdomen melemah, sehingga individu seperti ini lebih rentan mengalami hernia inguinalis.[3,6,8]

Faktor Risiko

Faktor risiko terjadinya hernia inguinalis dapat dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa usia dan jenis kelamin, serta kelainan anatomis, misalnya kegagalan penutupan prosesus vaginalis. Contoh faktor eksternal adanya pekerjaan dengan beban fisik yang besar.

Faktor Risiko Internal

Faktor risiko terjadinya hernia inguinalis primer adalah jenis kelamin laki-laki, usia yang lebih tua, prosesus vaginalis menetap, gangguan jaringan ikat, dan indeks massa tubuh (IMT) yang rendah. Peningkatan tekanan intraabdomen, misalnya akibat batuk kronis, mengejan akibat konstipasi, asites, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) juga menjadi faktor risiko timbulnya hernia.

Usia yang lebih tua dan IMT rendah meningkatkan risiko dibutuhkannya pembedahan untuk hernia medialis dan lateralis. Namun, IMT tinggi juga menyebabkan peningkatan tekanan intraabdominal, sehingga berisiko menyebabkan kekambuhan hernia

Riwayat keluarga dengan hernia inguinalis, pasien dengan riwayat hernia pada sisi kontralateral, serta riwayat prostatektomi juga merupakan faktor risiko internal terjadinya hernia.[3,7,8,12]

Faktor Risiko Eksternal

Peningkatan tekanan intraabdominal merupakan faktor risiko hernia lateralis yang diperantarai oleh prosesus vaginalis yang menetap. Tekanan intraabdominal dapat meningkat akibat batuk, meloncat, muntah, maupun stress kumulatif akibat aktivitas sehari-hari.[6,13]

Peningkatan tindakan pembedahan hernia ditemukan akibat paparan kumulatif terhadap mengangkat beban berat setiap hari dan berdiri atau berjalan dalam waktu lama. Mengurangi durasi berdiri atau berjalan menjadi kurang dari 4 jam per hari dapat menurunkan kebutuhan pembedahan sebanyak 30%.[6,13]

Tinjauan sistematis dan metaanalisis oleh Kuijer, et al. pada tahun 2020 menilai faktor risiko hernia inguinalis terkait pekerjaan. Studi tersebut menemukan pada pekerja laki-laki, berdiri atau berjalan lebih dari 6 jam setiap hari selama jam kerja, atau mengangkat beban lebih dari 4000 kg setiap hari selama jam kerja, dapat meningkatkan risiko terjadinya hernia inguinalis.[14]

Pada hernia medialis, stress kumulatif akibat kegiatan sehari-hari ditemukan tidak berhubungan dengan defek pada dinding abdomen dan bukan merupakan faktor risiko.[3,6]

Batuk kronis, merokok, diabetes, dan malnutrisi berkaitan dengan peningkatan rekurensi hernia. Hal tersebut diperkirakan akibat penurunan sintesis serta peningkatan degradasi kolagen pada dinding abdomen.[6,8]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

3. Öberg S, Andresen K, Rosenberg J. Etiology of inguinal hernias: a comprehensive review. Front Surg. 2017;4:52. doi:10.3389/fsurg.2017.00052
5. Holzheimer RG. Inguinal hernia: classification, diagnosis and treatment. Eur J Med Res. 2005;10: 121-134.
6. Onuigbo WI, Njeze GE. Inguinal Hernia: a review. J Surg Oper Care. 2016;1(2):202. doi: 10.15744/2455-7617.1.202
7. Rather AA. Abdominal Hernias. Medscape. 2021 https://emedicine.medscape.com/article/189563-overview#a1
8. Hammoud M, Gerken J. Inguinal Hernia. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513332
12. HerniaSurge Group. International guidelines for groin hernia management. Hernia. 2018 Feb;22(1):1-165. doi: 10.1007/s10029-017-1668-x.
13. Vad MV, Frost P, Rosenberg J, Andersen JH, Svendsen SW. Inguinal hernia repair among men in relation to occupational mechanical exposures and lifestyle factors: a longitudinal study. Occup Environ Med (2017).
14. Kuijer PPFM, Hondebrink D, Hulshof CTJ, Van der Molen HF. Work-relatedness of inguinal hernia: a systematic review including meta-analysis and GRADE. Hernia. 2020 Oct;24(5):943-950. doi: 10.1007/s10029-020-02236-0.

Patofisiologi Hernia Inguinalis
Epidemiologi Hernia Inguinalis

Artikel Terkait

  • Red Flag Pembengkakan Inguinal
    Red Flag Pembengkakan Inguinal
  • Perbandingan Operasi Hernia Inguinalis Teknik Total Ekstraperitoneal dan Teknik Lichtenstein – Telaah Jurnal Alomedika
    Perbandingan Operasi Hernia Inguinalis Teknik Total Ekstraperitoneal dan Teknik Lichtenstein – Telaah Jurnal Alomedika
  • Operasi Perbaikan Hernia Inguinalis dengan Mesh vs Tanpa Mesh
    Operasi Perbaikan Hernia Inguinalis dengan Mesh vs Tanpa Mesh
  • Perbedaan Penanganan Hernia Umbilikalis dan Inguinalis pada Bayi
    Perbedaan Penanganan Hernia Umbilikalis dan Inguinalis pada Bayi
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.