Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Hernia Inguinalis general_alomedika 2023-01-18T08:01:18+07:00 2023-01-18T08:01:18+07:00
Hernia Inguinalis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Hernia Inguinalis

Oleh :
dr. Amelia Febrina
Share To Social Media:

Berdasarkan patofisiologi terbentuknya, hernia inguinalis diklasifikasikan menjadi hernia inguinalis direk dan indirek. Klasifikasi hernia inguinalis direk dan indirek menunjukkan posisi hernia terhadap arteri epigastrika inferior dan segitiga Hasselbach pada dinding abdomen. Selain klasifikasi tersebut, berdasarkan keluar masuknya hernia melalui celah defek, hernia juga dibedakan menjadi hernia reponibilis dan ireponibilis.[5]

Hernia Indirek

Pada hernia indirek atau lateralis, isi abdomen menonjol melalui anulus inguinalis profunda, yang terjadi pada sisi lateral dari pembuluh epigastrika. Hernia tipe ini disebabkan oleh kegagalan penutupan embrionik dari prosesus vaginalis. Pada pria, jalur hernia indirek mengikuti jalur yang sama dengan jalur penurunan testis. Pada masa perkembangan organ berkemih dan reproduksi, testis berpindah dari abdomen menuju skrotum.[3,8]

Secara anatomis, kanalis inguinalis pada pria memiliki diameter yang lebih besar dan annulus yang lebih dalam yang memungkinkan migrasi testikel beserta struktur korda spermatika. Hal ini yang diperkirakan berkontribusi pada tinggi nya insidens hernia inguinalis pada pria dibandingkan wanita.[6]

Setelah penurunan testis pada skrotum, prosesus vaginalis secara normal akan menghilang. Namun bila prosesus vaginalis menetap, struktur tersebut dapat berpotensi menjadi kantung hernia, yang akan berkembang menjadi hernia inguinalis indirek. Pada hernia indirek, proses kongenital memegang peranan utama.[8]

Stress kumulatif akibat kegiatan sehari-hari seperti berdiri, berjalan atau mengangkat beban, juga menjadi salah satu faktor terbentuknya hernia lateralis. Peningkatan tekanan intraabdomen yang sering dijumpai pada berbagai kondisi patologis juga diperkirakan berpengaruh pada pembentukan hernia inguinalis. Kondisi peningkatan tekanan intraabdomen tersebut meliputi asites, masa intraperitoneal, obstipasi, organomegali, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).[7,8]

Hernia Direk

Pada hernia inguinalis direk atau medialis, kelainan terjadi pada sisi medial dari pembuluh epigastrika inferior. Pada hernia tipe ini, isi rongga abdomen menonjol melalui sisi yang lemah pada fascia transversalis, yaitu lapisan yang membentuk dinding posterior dari kanalis inguinalis pada area segitiga Hasselbach.[6]

Kelemahan ini diperkirakan merupakan akibat perubahan struktur jaringan ikat yang ditemukan lebih prominen pada hernia inguinalis tipe direk (medialis). Perubahan tersebut berhubungan dengan perubahan rasio kolagen. Pada pasien hernia, kolagen pada dinding abdomen ditemukan sekitar 60% lebih rendah dibanding populasi kontrol.[3,10]

Pada hernia medialis juga ditemukan perubahan struktur fasia abdominalis, di antaranya serabut elastis yang tidak beraturan, serta selaput muskulus rektus yang lebih tipis yang berkontribusi terhadap terbentuknya defek pada fascia transversalis.[3]

Hernia Inguinalis Reponibilis dan Ireponibilis

Berdasarkan mobilitasnya melalui celah defek, hernia juga diklasifikasikan sebagai reponibilis dan ireponibilis. Pada hernia reponibilis, tonjolan hernia dapat dimasukkan kembali dengan memberikan tekanan manual, yang biasa dilakukan dengan jari. Pada hernia ireponibilis atau inkarserata, lesi tidak dapat dimasukkan kembali meski diberikan tekanan manual eksternal. Pada kondisi tersebut, isi abdomen dapat terjepit dan menimbulkan obstruksi dan strangulasi.

Pada hernia obstruksi, lumen usus terjepit dan menimbulkan gejala obstruksi seperti mual dan muntah. Sedangkan pada hernia strangulasi, terdapat penurunan suplai aliran darah pada usus yang terjepit sehingga menimbulkan obstruksi usus, bahkan iskemia usus. Hernia juga dapat terpelintir di dalam abdomen, misalnya akibat perlengketan. Hal ini menyebabkan strangulasi usus yang merupakan indikasi pembedahan emergensi.[6,11]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

3. Öberg S, Andresen K, Rosenberg J. Etiology of inguinal hernias: a comprehensive review. Front Surg. 2017;4:52. doi:10.3389/fsurg.2017.00052
5. Holzheimer RG. Inguinal hernia: classification, diagnosis and treatment. Eur J Med Res. 2005;10: 121-134.
6. Onuigbo WI, Njeze GE. Inguinal Hernia: a review. J Surg Oper Care. 2016;1(2):202. doi: 10.15744/2455-7617.1.202
7. Rather AA. Abdominal Hernias. Medscape. 2021 https://emedicine.medscape.com/article/189563-overview#a1
8. Hammoud M, Gerken J. Inguinal Hernia. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513332
9. American College of Surgeons. Groin Hernia Repair. Surgical Patient Education. 2018 https://www.facs.org/media/0aihsqg0/groin_hernia.pdf
10. Peeters E, De Hertogh G, Junge K, et al. Skin as marker for collagen type I/III ratio in abdominal wall fascia. Hernia. 2014;18:519–25. doi:10.1007/s10029-013-1128-1
11. Pastorino A, Alshuqayfi AA. Strangulated Hernia. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555972/

Pendahuluan Hernia Inguinalis
Etiologi Hernia Inguinalis

Artikel Terkait

  • Red Flag Pembengkakan Inguinal
    Red Flag Pembengkakan Inguinal
  • Perbandingan Operasi Hernia Inguinalis Teknik Total Ekstraperitoneal dan Teknik Lichtenstein – Telaah Jurnal Alomedika
    Perbandingan Operasi Hernia Inguinalis Teknik Total Ekstraperitoneal dan Teknik Lichtenstein – Telaah Jurnal Alomedika
  • Operasi Perbaikan Hernia Inguinalis dengan Mesh vs Tanpa Mesh
    Operasi Perbaikan Hernia Inguinalis dengan Mesh vs Tanpa Mesh
  • Perbedaan Penanganan Hernia Umbilikalis dan Inguinalis pada Bayi
    Perbedaan Penanganan Hernia Umbilikalis dan Inguinalis pada Bayi
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.