Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Kolesistitis general_alomedika 2023-02-28T13:33:58+07:00 2023-02-28T13:33:58+07:00
Kolesistitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Kolesistitis

Oleh :
dr. Queen Sugih Ariyani
Share To Social Media:

Diagnosis kolesistitis ditegakkan dari temuan klinis yang umumnya meliputi keluhan seperti nyeri perut, mual, muntah, demam, yang dapat bersifat episodik dan berulang. Dari pemeriksaan klinis, didapatkan nyeri kuadran kanan atas dengan Murphy sign positif. Pada pemeriksaan USG didapatkan gambaran penebalan dinding kandung empedu, dan laboratorium menunjukkan leukositosis.

Anamnesis

Keluhan utama yang biasanya dirasakan pasien dengan kolesistitis adalah nyeri perut kuadran kanan atas. Pada awalnya, pasien dapat merasakan nyeri kolik yang hilang timbul, kemudian nyeri menetap di kuadran kanan atas abdomen. Pada beberapa kasus, nyeri dapat diproyeksikan ke bahu kanan dan regio subskapula.

Keluhan utama dapat disertai dengan nyeri epigastrik, mual, muntah, perut kembung, dan demam. Pasien juga dapat mengeluh gejala timbul ataupun memberat setelah makan makanan berlemak. Gejala gejala ini biasanya terjadi secara episodik dan berulang.[1,3]

Pada pasien lansia, terutama dengan komorbiditas diabetes mellitus, tanda dan gejala yang timbul tidak spesifik. Nyeri dan demam bisa saja tidak timbul sebagai gejala. Nyeri tekan pada kuadran kanan atas dapat menjadi salah satu petunjuk yang dapat mengarahkan diagnosis kolesistitis.[3]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, bisa ditemukan nyeri tekan epigastrik dan kuadran kanan atas abdomen. Murphy sign positif yaitu terjadinya nyeri tekan dan jeda inspirasi pada palpasi dalam kuadran kanan atas abdomen. Pasien juga bisa mengalami peningkatan suhu badan. Pada beberapa kasus, pasien bisa datang dengan ikterus ringan.[3,16]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari kolesistitis meliputi penyakit dengan gejala nyeri abdomen akut seperti pankreatitis akut, appendicitis, ulkus peptikum, dan cholangitis akut.

Pankreatitis Akut

Pada pankreatitis akut, biasanya gejala yang timbul adalah nyeri abdomen kuadran atas, dapat menembus hingga punggung. Tes laboratorium yang dapat membedakan dengan kolesistitis adalah terjadinya peningkatan amilase dan lipase pada pankreatitis akut. Pemeriksaan penunjang untuk penegakan diagnosis pankreatitis adalah magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP). Hasil SGPT > 150 dapat mengarah pada pankreatitis yang disebabkan oleh penyakit bilier.[17]

Appendicitis

Pada appendicitis akut, gejala yang timbul adalah nyeri di perut kanan bawah, mual, muntah, dan anoreksia. Pada pemeriksaan fisik, bisa didapatkan nyeri tekan titik Mcburney. USG, appendicogram, atau CT scan abdomen dapat membantu menyingkirkan diagnosis. Pada USG appendicitis akan didapatkan penebalan dinding appendiks.[18,19]

Ulkus Peptikum

Pada ulkus peptikum, pasien akan mengeluhkan nyeri epigastrik dengan sensasi terbakar yang dirasakan saat perut kosong, post prandial, atau 2-3 jam setelah makan. Diagnosis ditegakkan dengan melakukan endoskopi yang akan menunjukan lesi ulkus peptikum.[20]

Cholangitis Akut

Gejala klasik yang timbul pada cholangitis akut adalah demam tinggi yang menetap dalam 24 jam, dapat diikuti dengan menggigil, ikterik, dan nyeri abdomen (trias Charcot). Nyeri abdomen kuadran kanan atas biasanya ringan. Pencitraan yang paling sensitif mendeteksi choledocolithiasis sebagai penyebab cholangitis adalah magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP) dan endoscopic ultrasound (EUS). Kedua pencitraan ini dapat melihat tingkat keparahan obstruksi.[21]

Pemeriksaan Penunjang

Dibutuhkan pemeriksaan penunjang untuk mengkonfirmasi hasil dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan meliputi pencitraan dan tes laboratorium.

Pencitraan

Pemeriksaan USG masih menjadi pilihan utama untuk mendiagnosis kolesistitis karena tidak invasif, cepat, dan mudah diakses. Namun, sensitivitas USG sangat bergantung pada kemampuan operator. Dari hasil USG kolesistitis, bisa didapatkan gambaran cairan perikolesistik, distensi dan penebalan kandung empedu (>4 mm), batu empedu, dan Murphy sign sonografi positif.[8,16]

Jika pada USG tidak didapatkan gambaran yang jelas, maka pemeriksaan Cholescintigraphy (HIDA scan) diindikasikan. Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas 95% untuk mendeteksi penyakit batu empedu akut. HIDA scan berfungsi untuk menilai patensi duktus choledocus dan ampula.[22]

MRI digunakan bila USG belum dapat menegakkan diagnosis kolesistitis. Pada MRI, didapatkan gambaran pembesaran dan penebalan dinding kandung empedu. Pemeriksaan CT scan lebih berguna untuk mendiagnosis kolesistitis dengan komplikasi yaitu kolesistitis emfisema dan gangren. Selain itu, CT scan dapat digunakan untuk menyingkirkan diagnosis intraabdomen lainnya yang sulit dideteksi oleh USG.[7,16]

Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang umum dilakukan meliputi pemeriksaan darah lengkap, CRP, dan fungsi liver. Hasil laboratorium menunjukkan adanya tanda inflamasi yang ditandai dengan leukositosis dan peningkatan CRP> 3 mg/dL. Kenaikan SGOT dan SGPT menunjukkan adanya hepatitis. Kadar bilirubin juga dapat ditemukan meningkat. Peningkatan kadar bilirubin mengindikasikan adanya obstruksi pada ductus choledocus. Kadar lipase juga dapat diukur untuk melihat adanya komplikasi pankreatitis.[1,3]

Kriteria Diagnosis

Tokyo Guideline menetapkan kriteria berikut untuk diagnosis kolesistitis akut :

  1. Tanda lokal inflamasi  : Murphy’s sign, nyeri tekan kuadran kanan atas abdomen
  2. Tanda sistemik inflamasi : demam, peningkatan CRP, peningkatan leukosit
  3. Hasil pencitraan : pencitraan menunjukkan karakteristik kolesistitis akut

Diagnosis suspek kolesistitis ditegakkan jika terdapat satu poin A dan satu poin B. Diagnosis definitif kolesistitis ditegakkan jika terdapat satu poin A, satu poin B, dan satu poin C.[16]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

 

Referensi

1. Jones MW, Genova R, O'Rourke MC. Acute Cholecystitis. 2022. In: StatPearls . Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459171/
3. Bloom AA. Cholecystitis. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/171886-overview
7. Gomes CA, Junior CS, Saveiro SD, Sartelli M, Kelly MD, Gomes CC, et al. Acute calculous cholecystitis: Review of current best practices. World J Gastrointest Surg 2017 May 27; 9(5): 118-126. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5442405/pdf/WJGS-9-118.pdf
8. Kimura Y. Takada T, Kawarada Y, Nimura Y, Hirata K, Sekimoto M. Definitions, pathophysiology, and epidemiology of acute cholangitis and cholecystitis: Tokyo Guidelines. J Hepatobiliary Pancreat Surg (2007) 14:15–26. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2784509/pdf/534_2006_Article_1152.pdf
16. Yokoe M, Takada T, Strasberg SM, Solomkin JS, Mayumi T, Gomi H, et al. New diagnostic criteria and severity assessment of acute cholecystitis in revised Tokyo guidelines. J Hepatobiliary Pancreat Sci. 2012;19:578–85. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3429769/
17. Shah AP, Mourad MM, Bramhall SR. Acute pancreatitis: current perspectives on diagnosis and management. J Inflamm Res. 2018;11:77–85. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5849938/
18. Ohle R, O'Reilly F, O'Brien KK, Fahey T, Dimitrov BD. The Alvarado score for predicting acute appendicitis: a systematic review. BMC Med. 2011;9:139. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3299622/
19. Fields JM, Davis J, Alsup C, Bates A, Arthur A, Adhikari S et al. Accuracy of Point‐of‐care Ultrasonography for Diagnosing Acute Appendicitis: A Systematic Review and Meta‐analysis. Academic Emergency Medicine. 2017; 24(9):1124-1136. https://doi.org/10.1111/acem.13212
20. Narayanan M, Reddy KM, Marsicano E. Peptic Ulcer Disease and Helicobacter pylori infection. Mo Med. 2018;115(3):219–224. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6140150/
21. Ahmed M. Acute cholangitis - an update. World J Gastrointest Pathophysiol. 2018;9(1):1–7. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5823698/
22. Bridges F, Gibbs J, Melamed J, Cussatti E, White ., Clinically diagnosed cholecystitis: a case series, Journal of Surgical Case Reports. 2018(2) rjy031, https://doi.org/10.1093/jscr/rjy031

Epidemiologi Kolesistitis
Penatalaksanaan Kolesistitis

Artikel Terkait

  • Diet Pasca Kolesistektomi
    Diet Pasca Kolesistektomi
  • Waktu Tepat untuk Kolesistektomi pada Pankreatitis Bilier
    Waktu Tepat untuk Kolesistektomi pada Pankreatitis Bilier
  • Rekomendasi Terapi Antibiotik pada Kolesistitis dan Kolangitis Akut
    Rekomendasi Terapi Antibiotik pada Kolesistitis dan Kolangitis Akut
  • Teknik Penutupan Laparotomi untuk Mengurangi Risiko Hernia Insisional
    Teknik Penutupan Laparotomi untuk Mengurangi Risiko Hernia Insisional
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 27 September 2022, 14:44
Terapi diare pada pasien pasca kolesistektomi - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat siang dr. Bayu, SpPD, apa terapi/obat yang dapat diberikan untuk pasien yang setiap hari diare. Riwayat kolesistektomi + 2 bulan lalu. Apakah obat...
Anonymous
Dibalas 02 Maret 2022, 10:50
Kolesistektomi - Bedah Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Siang dr. irene, SpBSaya mau bertanya, pada indikasi apa tindakan open cholecystectomy lebih dipilih daripada kolesistektomi laparoskopik?Terimakasih, dok.
dr. Novia Mulia Pertiwi
Dibalas 30 Agustus 2021, 14:57
Membedakan nyeri kolesistitis dengan nyeri lambung - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: dr. Novia Mulia Pertiwi
1 Balasan
Alo Dr. dr. Fardah, ijin bertanya. Bagaimana cara membedakan nyeri yg disebabkan oleh kolesistitis akut, dgn gejala ulkus atau gastritis pd anamnesis dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.