Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Ulkus Dekubitus general_alomedika 2024-05-10T09:06:07+07:00 2024-05-10T09:06:07+07:00
Ulkus Dekubitus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Ulkus Dekubitus

Oleh :
dr. Amelia Febrina
Share To Social Media:

Penatalaksanaan dari ulkus dekubitus dapat berupa debridemen, terapi konservatif yang meliputi pencegahan tekanan pada lokasi yang rentan terjadi ulkus dekubitus, pengawasan nutrisi, kontrol infeksi, tatalaksana nyeri dan perawatan luka, serta pembedahan sesuai kebutuhan klinis dan derajat lukanya. Penatalaksanaan harus dilakukan secara cepat sejak diagnosa ulkus dekubitus ditegakkan.

Debridemen

Debridemen merupakan tatalaksana utama pada luka kronik, salah satunya adalah ulkus dekubitus. Tujuan dari debridemen adalah kontrol infeksi dengan cara menghilangkan jaringan nekrotik, biofilm, dan abses. Teknik debridemen yang dapat dilakukan pada pasien ulkus dekubitus adalah:

  • Surgical: Tata laksana ini dilakukan dengan menggunakan gunting atau scalpel dibawah anestesi lokal atau umum

  • Autolitik: Debridemen natural yang menggunakan makrofag, dan enzim proteolitik endogen seperti kolagenase, elastase, myeloperoxidase, acid hydrolase dan lysozymes dalam tubuh
  • Enzymatic: Aplikasikan proteolitik dan fibrinolitik eksogen pada permukaan luka

  • Biologic: Debridemen menggunakan larva lalat yang steril

  • Mechanical: Menghilangkan jaringan mati dengan balutan wet to dry, irigasi luka, ultrasonic mist, ultrasound frekuensi rendah[3]

Terapi Konservatif

Terapi konservatif adalah upaya menghilangkan atau mengurangi tekanan pada lokasi yang rentan terjadi ulkus dekubitus, pengawasan nutrisi, kontrol infeksi, tatalaksana nyeri dan perawatan luka.

Pressure Relief

Tatalaksana utama dari ulkus dekubitus adalah melakukan offloading tekanan dari lokasi luka. Offloading dari tekanan ini dapat dilakukan dengan mengatur posisi dan alas permukaan dari pasien luka tekan.

  • Pada pasien dengan risiko ataupun pasien dengan ulkus dekubitus, gunakan alas permukaan yang dapat mengurangi tekanan seperti egg crate mattress,natural sheepskin

  • Matras kasur yang statis dapat digunakan pada pasien yang masih dapat bergerak dalam berbagai posisi, static mattresses ini terbuat dari angin, busa, gel atau kombinasinya yang dapat mengurangi gesekan dan shear dari pasien luka tekan
  • Matras kasur yang dinamis digunakan pada pasien yang tidak dapat bergerak dalam berbagai posisi. Dynamic support surfaces merupakan alas dengan tekanan yang dapat diubah secara mekanik alas ini biasa disebut dengan low air loss atau air fluidised

  • Modalitas lain seperti waterbed sudah jarang digunakan, dan hanya digunakan di negara-negara dengan keterbatasan fasilitas
  • Gunakan bantalan dalam bentuk foam pada tonjolan tulang untuk mengurangi terjadinya gesekan
  • Perubahan posisi yang dilakukan setiap 1-2 jam[3,19]

Nutrisi

Menurut sebuah studi oleh Keys et al. Albumin dibawah 3.5 g/dL diasosiasikan dengan rekurensi terjadinya ulkus di dalam 1 tahun, maka diperlukan koreksi albumin dan prealbumin yang rendah. Namun, dalam mendeteksi adanya malnutrisi tidak hanya dilihat dari hasil albumin dan prealbumin saja, status nutrisi lainnya juga perlu diperhatikan seperti berat badan yang rendah atau asupan makanan yang kurang.

Kebutuhan energi dari pasien harus disesuaikan berdasarkan usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi dan aktivitasnya. Asupan nutrisi yang baik untuk pasien dengan luka tekan adalah tinggi kalori dan tinggi protein. Menurut The Trans Tasman Dietetic Wound Care Guidelines, kebutuhan energy pada pasien ulkus dekubitus  dewasa adalah 30 - 35 kcal/kgBB dan 1.25-1.5 gram protein/kgBB/hari. Tambahan untuk vitamin dan mineral diberikan apabila pasien terbukti mengalami defisiensi.[3,19]

Tata Laksana Nyeri

Salah satu hal penting yang harus ditangani pada pasien dengan ulkus dekubitus adalah nyeri. Tujuan dari tata laksana nyeri ini adalah upaya peningkatan kualitas hidup pasien dengan ulkus dekubitus. Tata laksana nyeri pada pasien ulkus dekubitus dapat dilakukan dengan cara perawatan luka ulkus dekubitus, penyesuaian tekanan pada luka, reposisi tubuh berkala, serta penyediaan obat analgetik topikal maupun sistemik

Menurut sebuah studi, pemberian preparat opioid ataupun non opioid topikal dapat mengurangi intensitas nyeri pada saat penggantian balutan ataupun debridemen luka.[9]

Pertimbangkan juga pemberian tata laksana nyeri non farmakologi pada pasien seperti musik, relaksasi progresif, perubahan posisi, meditasi, elektroterapi dan sebagainya.[3]

Kontrol Infeksi

Kontrol infeksi perlu dilakukan karena dapat menjadi salah satu penyebab dari terlambatnya penyembuhan luka yang dapat menyebabkan komplikasi seperti terjadinya osteomyelitis maupun sepsis apabila tidak ditangani.

Apabila terdapat tanda-tanda infeksi di sekitar ulkus dekubitus seperti peningkatan drainase, bau tidak sedap, kulit kemerahan dan hangat pemberian antibiotik topikal dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan kultur bakteri kuantitatif namun antibiotik topikal tidak memiliki pengaruh yang begitu signifikan dalam penyembuhan luka serta menghilangkan infeksi.

Beberapa dokter bedah juga memberikan sediaan antisepsis topikal seperti povidone iodine, silver sulfadiazine, hidrogen peroxida, atau cairan Dakin (sodium hypochlorite) untuk menghilangkan bakteri dan mempercepat penyembuhan luka, namun preparat ini hanya dapat diberikan dalam jangka pendek karena bersifat sitotoksik apabila diberikan dalam jangka panjang.

Pemberian antibiotik secara intravena tidak rutin diberikan pada pasien ulkus dekubitus, pemberian antibiotik ini hanya dianjurkan apabila terdapat tanda-tanda infeksi secara sistemik, selulitis, osteomyelitis, dan sepsis.[9,10]

Rawat Luka

Prinsip dasar perawatan luka dari ulkus dekubitus adalah preparasi dasar luka dengan cara: membersihkan, debridemen, dan pemilihan balutan dan preparat topikal yang tepat.

Membersihkan luka dilakukan menggunakan air mengalir atau cairan normal saline dilanjutkan dengan debridemen luka untuk menghilangkan jaringan yang sudah mati. Pemilihan balutan (dressing) pada luka juga disesuaikan berdasarkan jenis luka.

Hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan balutan adalah ukuran luka, kedalaman luka, bentuk luka, lokasi dari luka, banyaknya eksudat, jaringan pada dasar luka, serta kondisi tunnelling atau undermining serta kondisi dari kulit sekitar.

Tujuan dari memilih balutan yang tepat adalah meminimalisir terjadinya iritasi kulit yang lebih lanjut, mencegah dan mengatasi infeksi serta menyeimbangkan kelembaban luka. Balutan juga sebaiknya diganti secara berkala untuk menghindari adanya kontaminasi dari luka.[3,10]

Terdapat berbagai macam jenis balutan, dari balutan pasif seperti kain kasa hingga balutan dalam bentuk bioaktif dan digunakan tergantung kebutuhan. Beberapa jenis balutan yang terbuat dari bahan dasar interaktif sesuai dengan kebutuhan dari luka adalah foam, transparent films, hydrogels, hydrocolloid.

Foam:

Wound dressing berbentuk busa/foam terbuat dari polyurethane merupakan bahan semipermeabel yang dapat digunakan untuk luka dengan eksudat yang berlebih dan luka yang dalam.

Transparent Films:

Balutan ini berguna untuk menahan cairan dan mempertahankan kelembaban sehingga lebih cocok digunakan untuk luka yang kering.

Hydrogels:

Balutan hydrogel merupakan balutan yang terbuat dari gel dan air. Balutan ini sesuai untuk luka kering karena dapat mengikat air untuk melembabkan.

Hydrocolloid:

Balutan hydrocolloid terbuat dari busa atau film polyurethane yang mengandung gelatin atau gel dengan bahan dasar sodium caboxymethycellulose. Balutan ini sesuai untuk luka dengan eksudat yang sedikit hingga sedang. [10]

Modalitas terbaru dari perawatan luka lain yang dapat dilakukan dan masih dalam tahap pengembangan adalah Negative Pressure Wound Therapy (NPWT), terapi oksigen hiperbarik, terapi autologous, dan stem cells.

NPWT merupakan terapi yang terdiri dari busa dan vakum yang terikat dengan mesin suction. Alat ini terbukti dapat mempercepat penyembuhan luka dengan gaya mekanik yang dapat menstimulasi proliferasi dari fibroblas.[10]

Tata Laksana Pembedahan

Ulkus dekubitus yang sudah tertangani (nutrisi baik, infeksi terkontrol, terdapat jaringan granulasi) dan mempunyai defek yang besar dapat dilakukan rekonstruksi untuk menutup defek. Teknik penutupan defek dapat dimulai dari tutup primer / direct closure, skin graft, regional flap (flap muskulokutaneus), pedicle flap, free flap.

Penutupan defek bertujuan untuk mengurangi jaringan terekspose, mengurangi dead space, dan menurunkan angka infeksi. Indikasi bedah pasien pressure injury adalah pasien dengan luka tanpa adanya purulens, tergranulasi dengan baik serta terproteksi dengan baik dari kontaminasi seperti kotoran, urin maupun feses.[10]

Namun, perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang dapat menghambat penyembuhan luka seperti usia, infeksi, malnutrisi, riwayat penyakit seperti diabetes atau kanker, edema, konsumsi alkohol atau rokok, penggunaan obat imunosupresan seperti steroid ataupun terapi radiasi.[2]

Teknik rekonstruksi yang dapat dilakukan pada pasien luka tekan adalah simple to pedicle flap, dan microvascular flap. Indikasi dilakukannya pembedahan rekonstruksi ini adalah pada luka yang besar, luka dengan organ dan pembuluh darah yang terpapar, luka dengan osteomyelitis, atau luka kronis yang tidak sembuh.[10]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

2. Thorne CH, Adelan DM, Ahmad J, Aly AS. Grabb and Smith’s Plastic Surgery. Seventh. Chung KC, Mehrara BJ, Gosain AK, Gurtner GC, Spear SL, editors. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2014.
3. National Pressure Ulcer Advisory Panel, European Pressure Ulcer Advisory Panel, Pan Pacific Pressure Injury Alliance. Prevention and Treatment of Pressure Ulcers : Clinical Practice Guideline.
9. Mervis JS, Phillips TJ. Pressure ulcers: Prevention and management. J Am Acad Dermatol. 2019 Oct;81(4):893-902. doi: 10.1016/j.jaad.2018.12.068. Epub 2019 Jan 18. PMID: 30664906.
10. Boyko T V, Longaker MT, Yang GP. Review of the Current Management of Pressure Ulcers. 2016;00(00):1–11.
19. Deutsch CJ, Edwards DM, Myers S. Wound dressings. British Journal of Hospital Medicine. 2017;78(7):c103-9.

Diagnosis Ulkus Dekubitus
Prognosis Ulkus Dekubitus

Artikel Terkait

  • Prinsip Penatalaksanaan Luka Kronik
    Prinsip Penatalaksanaan Luka Kronik
  • Pencegahan Kejadian Ulkus Dekubitus pada Posisi Pronasi
    Pencegahan Kejadian Ulkus Dekubitus pada Posisi Pronasi
  • Terapi Nutrisi untuk Mencegah dan Menangani Ulkus Dekubitus
    Terapi Nutrisi untuk Mencegah dan Menangani Ulkus Dekubitus
Diskusi Terkait
dr.Pittara Pansawira
Dibalas 29 Februari 2024, 14:55
Penanganan ulkus dekubitus pada pasien kanker
Oleh: dr.Pittara Pansawira
1 Balasan
Alo, dokter,Ijin konsul dok. Pasien laki2 usia 27 tahun, pasca terapi Ca Nasofaring stadium 4, mobilisasi sangat terbatas (duduk harus dibantu, jalan belum...
dr.Nur Rachmawati Hanafiah
Dibalas 27 Maret 2023, 09:12
Perawatan luka dekubitus pada penderita diabetes
Oleh: dr.Nur Rachmawati Hanafiah
2 Balasan
Izin bertanya, untuk luka seperti ini, terapi terbaik apa yang bisa dilakukan agar bisa mempercepat proses penyembuhan? Dan bagaimana cara perawatan luka...
dr. Gabriela
Dibalas 20 Oktober 2022, 10:38
Pencegahan Kejadian Ulkus Dekubitus pada Posisi Pronasi - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter!Salah satu komplikasi yang dapat terjadi ketika menempatkan pasien dalam posisi pronasi atau tengkurap adalah ulkus dekubitus. Nah, sebenarnya apa...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.