Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Dermatitis Kontak Alergi general_alomedika 2024-09-12T11:29:47+07:00 2024-09-12T11:29:47+07:00
Dermatitis Kontak Alergi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Diagnosis Dermatitis Kontak Alergi

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Diagnosis dermatitis kontak alergi perlu dicurigai pada pasien dengan lesi kulit yang timbul setelah paparan zat, obat, atau produk tertentu. Karakteristik lesi dapat berupa eritema, vesikel, bula dengan dasar edematosa, hingga skuama, fisura, dan likenifikasi. Pemeriksaan penunjang berupa uji cukit kulit dan patch test dapat digunakan untuk mengidentifikasi alergen.[1,2]

Anamnesis

Anamnesis dermatitis kontak alergi meliputi keluhan yang dialami, riwayat penyakit kulit, riwayat paparan alergen, pekerjaan, dan penggunaan obat-obatan.[1,2,7]

Keluhan

Ruam kemerahan yang terasa gatal disertai sensasi terbakar dan perih merupakan keluhan yang paling umum dialami. Lokasi keluhan sesuai dengan area yang berkontak dengan alergen.

Predileksi yang paling sering adalah tangan, kaki, wajah, dan kelopak mata. Meski begitu, keluhan dapat muncul di seluruh tubuh akibat secondary allergen transfer atau sensitisasi alergen sistemik.[1,2,7]

Riwayat Penyakit Kulit

Adanya penyakit kulit, seperti dermatitis kontak iritan (DKI), dermatitis stasis, dan dermatitis atopik akan meningkatkan risiko terjadinya dermatitis kontak alergi.[1,2,7]

Paparan Alergen

Riwayat penggunaan produk-produk tertentu, seperti parfum, sarung tangan lateks, dan perhiasan yang mengandung nikel sebelum munculnya paparan merupakan informasi diagnostik yang penting. Alergen lain dapat berupa bahan kimia untuk tekstil, pewarna rambut, sampo, sabun,  pewangi pakaian, lotion, atau deodorant.[1,2,7]

Riwayat Pekerjaan

Riwayat pekerjaan juga penting untuk ditanya secara mendetail untuk menggali kemungkinan paparan di tempat kerja. Beberapa pekerjaan seringkali berkaitan dengan dermatitis kontak alergi terkait penggunaan berulang sarung tangan, bahan kimia, maupun sabun cuci tangan, misalnya pada petugas kesehatan.[1,2,7]

Obat

Obat oles dapat menyebabkan dermatitis kontak alergi. Contohnya adalah penggunaan sediaan topikal neomycin dan kortikosteroid seperti triamcinolone.[1,2,7]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada dermatitis kontak alergi perlu meliputi pemeriksaan kulit. Melalui pemeriksaan kulit, dapat ditentukan apakah dermatitis kontak alergi masuk ke dalam kategori akut, subakut, atau kronik.

Lesi fase akut ditandai dengan tanda peradangan seperti eritema, vesikel, dan bula dengan dasar edematosa. Pada fase subakut, bisa tampak gambaran papul eritema dan weeping. Sementara itu, fase kronik dapat menunjukkan gambaran skuama, fisura, dan likenifikasi.

Pada dermatitis kontak alergi, lesi umumnya memiliki batas, garis, dan sudut yang jelas. Lokasi lesi dapat membantu mempersempit kemungkinan alergen penyebab. Contohnya, alergi terhadap komponen logam pada celana atau ikat pinggang dapat menimbulkan lesi periumbilikal. Lesi pada wajah, kelopak mata, bibir mungkin disebabkan kontak dengan bahan kosmetik. Pada beberapa profesi, lokasi lesi pada tangan dapat menunjukkan alergen berupa sarung tangan lateks, misalnya pada perawat dan dokter.[1,2]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari dermatitis kontak alergi mencakup dermatitis atopik dan dermatitis kontak iritan.[1,2]

Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik dan dermatitis kontak alergi kadang memberikan gambaran morfologi serupa. Dermatitis atopik masuk ke dalam triad atopik atau dikenal dengan istilah atopic march yakni dermatitis atopik, rhinokonjungtivitis alergi, dan asma. Pada dermatitis atopik, lesi kulit biasanya lebih luas dibandingkan dermatitis kontak alergi dan umumnya terdapat keterlibatan ekstremitas ekstensor.[8]

Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis kontak iritan merupakan inflamasi kulit akibat paparan dari agen yang bersifat iritan atau korosif. Lokasi dermatitis kontak iritan umumnya adalah regio manus. Gejala yang khas pada dermatitis kontak iritan yakni rasa perih dan terbakar, dapat disertai gatal. Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan kulit kering dan fisura. Batas lesi tidak sejelas dermatitis kontak alergi.[9]

Eczema Dishidrotik

Eczema dishidrotik atau dikenal dengan nama lain Pompholyx umumnya timbul di tangan dan kaki dalam bentuk vesikel yang jelas dan dalam, menyerupai “tapioca pudding”, disertai dengan eritema dan skuama. Kondisi ini disebut sebagai palmoplantar eczema.[10]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus dermatitis kontak alergi yakni berupa identifikasi alergen menggunakan uji cukit kulit, uji tempel atau patch test, dan repeat open application test (ROAT). Pemeriksaan patch test wajib dilakukan terutama pada pasien dengan dermatitis kontak alergi dengan gejala persisten.[1,2]

Skin Test

Uji cukit kulit dan patch test dapat dilakukan untuk identifikasi alergen pencetus dermatitis kontak alergi. Pada uji cukit kulit, alergen yang diujikan diaplikasikan pada kulit menggunakan jarum dan dievaluasi apakah menimbulkan reaksi alergi.

Sementara itu, pada patch test, plat aluminium yang sudah diberi zat alergen ditempelkan pada area kulit (biasanya pada punggung atas) dan didiamkan selama 48 jam. Setelah itu, dilihat apakah terdapat reaksi alergi pada area yang dipaparkan dengan alergen.[2]

Interpretasi hasil patch test didasarkan pada kriteria International Contact Dermatitis Research Group (ICDRG).[11]

Tabel 1. Interpretasi Patch Test Berdasarkan Kriteria ICDRG

Simbol Morfologi Interpretasi
- Tidak bereaksi Negatif
?+ Hanya sedikit makular eritema Reaksi diragukan
+ Eritema, infiltrasi, dan gambaran mirip papul Positif lemah
++ Eritema, infiltrasi, papul, dan vesikel Positif kuat
+++ Eritema intens, infiltrasi, dan vesikel berkerumun Positif ekstrem
IR Morfologi lain seperti nekrosis Reaksi iritan

Sumber: Goel S, et al. 2019.[11]

Repeat Open Application Test

Repeat open application test (ROAT) biasanya dilakukan apabila hasil patch test meragukan atau negatif. ROAT juga merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk menentukan alergen.

Produk yang akan diperiksa diaplikasikan pada area kecil di kulit secara berulang selama beberapa hari untuk melihat apakah terjadi dermatitis kontak alergi. Produk yang diaplikasikan biasanya berupa kosmetik dan obat topikal.[2,12]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah

Referensi

1. Murphy PB, Atwater AR, Mueller M. Allergic Contact Dermatitis. StatPearls. NCBI. 2022.
2. Helm TN. Allergic Contact Dermatitis. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1049216-overview#a1
7. Owen JL, Vakharia PP, Silverberg JI. The role and diagnosis of allergic contact dermatitis in patiens with atopic dermatitis. Am J Clin Dermatol. 2018; 19: 293-302.
9. Aneja S. Irritant Contact Dermatitis. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1049353-overview#a1
10. Sarmiento PM, Azanza JJ. Dyshidrotic eczema: a common cause of palmar dermatitis. Cureus. 2020; 12(10): e10839.
11. Goel S, Shetty VH, Efram H, Babu AM. Study of the clinical pattern of contact dermatitis over the face and its correlation with patch testing. Int J Res Dermatol. 2019; 5(2): 350-356
12. PERDOSKI. Panduan Praktik Klinis. 2017. https://perdoski.id/uploads/original/2017/10/PPKPERDOSKI2017.pdf

Epidemiologi Dermatitis Kontak A...
Penatalaksanaan Dermatitis Konta...

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
    Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Februari 2025, 09:18
Bintil, gatal, dan panas di kedua tungkai kaki sehabis bermain di pantai
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 5 tahun, laki2 datang dengan keluhan gatal dan panas di kedua tungkai kaki, sehabis bermain di pantai 3 hari lalu....
Anonymous
Dibalas 13 September 2024, 18:19
Laki-laki 51 tahun dengan lesi kemerahan yang gatal sejak 1 minggu lalu
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Laki usia 51 dtang dengan keluhan timbul lesi kemerahan di tangan kanan sejak 1 minggu disertai gatal, riw pekerjaan pegawai bangunan, udah di cek DM (-)...
dr. Risna Safitri
Dibalas 14 Agustus 2024, 17:16
Ruam hingga luka apakah infeksi bakteri?
Oleh: dr. Risna Safitri
2 Balasan
Izin berdiskusi dok. Seorang Pasien wanita usia 21 tahun dengan keluhan gatal dan luka pada kaki. Hal ini dialami sejak 3 hari. Ada riwayat membersihkan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.