Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Dermatitis Kontak Alergi general_alomedika 2023-04-28T10:14:22+07:00 2023-04-28T10:14:22+07:00
Dermatitis Kontak Alergi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Penatalaksanaan Dermatitis Kontak Alergi

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Penatalaksanaan dari dermatitis kontak alergi yang paling utama adalah dengan identifikasi dan menghindari alergen pencetus. Terapi topikal dapat diberikan dengan steroid jika lesi <20% luas tubuh. Pada lesi lebih luas, mungkin diperlukan steroid oral. Pasien juga bisa diberikan obat antihistamin untuk mengurangi keluhan gatal.[2,12]

Non-medikamentosa

Tata laksana nonmedikamentosa yakni berupa identifikasi dan menghindari bahan alergen yang diduga menjadi penyebab terjadinya dermatitis kontak alergi. Selain itu, pasien juga dianjurkan untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan, sepatu bot, atau apron apabila memang terpaksa atau harus terus terpapar oleh bahan alergen karena tuntutan pekerjaan atau hal lain.

Kompres dingin menggunakan cairan salin juga diduga dapat membantu meredakan gejala gatal dan perih, terutama pada kasus dermatitis vesikular. Kompres dilakukan menggunakan 2-3 lapis kain kasa yang dibasahi cairan salin normal.[2,12]

Medikamentosa

Tata laksana medikamentosa dengan obat topikal umumnya cukup untuk mengatasi gejala pada pasien dengan lesi yang <20%. Pada kasus lesi lebih luas, steroid sistemik mungkin bermanfaat.

Terapi Topikal

Emolient atau pelembap kaya kandungan lipid, seperti petrolatum atau Eucerin, dapat bermanfaat. Pelembap digunakan sesudah mandi atau setelah bekerja. Tujuan pemberian pelembap yakni untuk melapisi kulit sebagai functioning barrier, agar dapat mengurangi risiko paparan langsung dengan alergen atau iritan.

Kortikosteroid potensi sedang – tinggi berperan sebagai antiinflamasi, dan dianjurkan pada lesi kulit dermatitis kontak alergi yang tidak terlalu luas. Contoh kortikosteroid yang dapat digunakan yakni mometasone furoate, fluticasone propionate, dan clobetasol. Kortikosteroid dioleskan sekali sehari dengan durasi pemberian hingga 3 minggu. Perlu diingat bahwa penggunaan kortikosteroid topikal dapat menyebabkan atrofi kulit.

Topikal kalsineurin inhibitor seperti tacrolimus 0,1% dapat digunakan pada kasus dermatitis kontak alergi pada kelopak mata ataupun dermatitis kronik atau berat yang tidak berespon dengan steroid.

Apabila dijumpai adanya infeksi sekunder atau superinfeksi, antibiotik topikal dapat diberikan. Perhatikan jenis antibiotik yang dipilih dengan zat pencetus dermatitis kontak alergi pada pasien karena antibiotik seperti neomycin, gentamicin, polymyxin B, dan bacitracin dapat bersifat sebagai alergen.[12,16]

Terapi Sistemik

Antihistamin oral, seperti cetirizine atau loratadine 10 mg/hari, dapat diberikan untuk mengurangi keluhan gatal.

Pada kasus lesi yang luas atau tidak berespon dengan steroid topikal, dapat diberikan kortikosteroid oral seperti prednison 20 mg/ hari untuk 3 hari hingga 2 minggu. Pemberian kortikosteroid oral tidak direkomendasikan pada pasien dengan osteoporosis dan diabetes melitus.

Terapi imunosupresif sistemik, seperti azathioprine atau cyclosporin, hanya dipertimbangkan pada kasus dermatitis kontak alergi yang berat yang tidak berespon dengan obat topikal.[12-15]

Fototerapi

Fototerapi dengan menggunakan narrow-band UVB phototherapy atau psoralen-plus UVA diindikasikan pada pasien dengan dermatitis kontak alergi yang tidak terkontrol dengan baik menggunakan kortikosteroid topikal. Penggunaanya harus hati-hati karena fototerapi diduga berkaitan dengan peningkatan risiko kanker.[2]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah

Referensi

2. Helm TN. Allergic Contact Dermatitis. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1049216-overview#a1
12. PERDOSKI. Panduan Praktik Klinis. 2017. https://perdoski.id/uploads/original/2017/10/PPKPERDOSKI2017.pdf
13. Sung CT, McGowan MA, Machler B, Jacob SE. Systemic treatments for allergic contact dermatitis. Dermatitis. 2019; 30(1): 46-53
14. MIMS. Cetirizine. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/cetirizine?mtype=generic
15. MIMS. Loratadine. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/loratadine?mtype=generic
16. Kreft B, Wohlrab J. Contact allergies to topical antibiotic applications. Allergol Select. 2022; 6: 18-26

Diagnosis Dermatitis Kontak Alergi
Prognosis Dermatitis Kontak Alergi

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
    Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Februari 2025, 09:18
Bintil, gatal, dan panas di kedua tungkai kaki sehabis bermain di pantai
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 5 tahun, laki2 datang dengan keluhan gatal dan panas di kedua tungkai kaki, sehabis bermain di pantai 3 hari lalu....
Anonymous
Dibalas 13 September 2024, 18:19
Laki-laki 51 tahun dengan lesi kemerahan yang gatal sejak 1 minggu lalu
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Laki usia 51 dtang dengan keluhan timbul lesi kemerahan di tangan kanan sejak 1 minggu disertai gatal, riw pekerjaan pegawai bangunan, udah di cek DM (-)...
dr. Risna Safitri
Dibalas 14 Agustus 2024, 17:16
Ruam hingga luka apakah infeksi bakteri?
Oleh: dr. Risna Safitri
2 Balasan
Izin berdiskusi dok. Seorang Pasien wanita usia 21 tahun dengan keluhan gatal dan luka pada kaki. Hal ini dialami sejak 3 hari. Ada riwayat membersihkan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.