Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Dermatitis Seboroik y2afrika 2023-08-25T14:09:33+07:00 2023-08-25T14:09:33+07:00
Dermatitis Seboroik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Diagnosis Dermatitis Seboroik

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Diagnosis dermatitis seboroik umumnya bisa ditegakkan secara klinis lewat anamnesis dan pemeriksaan fisik saja. Namun, pada kasus yang tampilan klinisnya tidak khas, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang seperti biopsi kulit atau kultur jamur untuk menyingkirkan diagnosis banding.[1,2,13]

Anamnesis

Pasien dermatitis seboroik datang dengan keluhan ruam kulit atau luka dengan rasa gatal hingga terbakar. Keluhan biasanya hilang timbul (intermiten). Keluhan dirasakan pada lokasi yang memiliki banyak kelenjar sebasea, seperti kulit kepala dan wajah. Dermatitis seboroik pada bayi biasanya asimtomatik tetapi sering disertai dermatitis atopi. Pada orang dewasa, keluhan gatal lebih sering dikeluhkan.[1,2,13]

Pasien juga mengeluhkan adanya sisik putih halus atau kerak kekuningan ketika lesi digaruk. Bentuk dermatitis seboroik yang paling ringan adalah varian noninflamasi yang biasa disebut sebagai pityriasis kapitis atau sicca. Bila terdapat keluhan yang dicurigai sebagai dermatitis seboroik parah yang muncul secara tiba-tiba, maka waspada dan lakukan anamnesis mendalam serta skrining HIV-AIDS.[1,2,13]

Gejala dermatitis seboroik muncul secara intermiten, dengan fase aktif berupa sisik atau terkelupasnya stratum korneum, rasa terbakar, atau rasa gatal, yang lalu hilang bergantian dengan fase inaktif. Fase aktif sering muncul saat musim dingin dan awal musim semi, sedangkan remisi tersering pada musim panas. Gejala yang muncul pada fase aktif dapat menimbulkan komplikasi berupa infeksi sekunder pada daerah lipatan paha dan kelopak mata [1,2,13]

Saat melakukan anamnesis, gali riwayat dermatitis yang lain, terutama dermatitis atopi pada bayi. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan autoimun perlu diperhatikan. Catat juga bila pasien memiliki obat yang rutin dikonsumsi karena beberapa obat bisa menginduksi atau memperparah dermatitis seboroik. Riwayat nutrisi dapat digali untuk mengetahui pola makan pasien karena pola diet juga diduga berhubungan dengan terjadinya dermatitis seboroik.[1,2]

Pemeriksaan Fisik

Diagnosis dermatitis seboroik biasanya bisa ditegakkan secara klinis saat pemeriksaan fisik. Distribusi lesi merupakan gambaran klinis terpenting dari dermatitis seboroik, yakni predileksi pada daerah yang kaya kelenjar sebasea seperti kulit kepala dan wajah.[1,2]

Pada bayi, dermatitis seboroik dapat muncul pada kulit kepala, wajah, retroaurikular, lipatan tubuh, dan badan. Lesi generalisata sangat jarang terjadi pada bayi. Cradle cap merupakan manifestasi klinis yang paling umum terjadi. Pada bayi, dermatitis seboroik sering disertai adanya dermatitis atopi.[1,2,13]

Pada dewasa, dermatitis seboroik muncul berupa bercak eritema, dengan sisik yang lebar, berminyak, ataupun kering. Lesi terdapat pada area yang kaya sebum seperti muka (87,7%), kulit kepala (70,3%), tubuh bagian atas (26,8%), ekstremitas bawah (2,3%), dan ekstremitas atas (1,3%). Pruritus kadang dapat muncul terutama pada dermatitis di daerah kulit kepala.[1,2,13]

Pada bayi, dermatitis seboroik dapat bersifat asimtomatik dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, pada orang dewasa, kondisi ini cenderung kronis dan mudah kambuh. Jika terjadi komplikasi akibat infeksi sekunder bakteri, gambaran dapat berupa lesi kemerahan, eksudat, dan iritasi lokal yang semakin meningkat.[1,2,13]

Pada penderita supresi imun, dermatitis seboroik dapat muncul dengan gambaran lesi yang lebih luas dan intens, juga sulit disembuhkan dengan pengobatan. Dermatitis seboroik berat yang terjadi secara tiba-tiba dapat dicurigai sebagai manifestasi klinis awal pada penderita HIV/AIDS.[1,2,13]

Diagnosis Banding

Dermatitis seboroik dapat didiagnosis banding dengan beberapa penyakit kulit seperti bentuk dermatitis lain maupun psoriasis.[1,13]

Psoriasis

Lesi psoriasis tampak sebagai plak tebal kemerahan berbatas tegas yang dilapisi sisik berwarna keperakan. Pasien biasanya memiliki riwayat keluarga dengan psoriasis dan mungkin mengalami arthritis (10% pasien). Lesi biasanya melibatkan area ekstensor, palmar, plantar, kuku dan ekstensor. Psoriasis jarang terjadi pada anak-anak.[1,13]

Tinea Kapitis dan Tinea Korporis

Tinea kapitis dan tinea korporis merupakan infeksi jamur pada kulit kepala atau badan. Lesi tampak memiliki tepi aktif dan meninggi serta tertutupi oleh sisik. Lesi juga tampak memiliki central healing (bagian tengah lesi nampak normal). Pada anak, tinea kapitis bisa tampak sebagai gambaran black dots (batang rambut patah). Pemeriksaan KOH dapat dilakukan untuk konfirmasi diagnosis tinea kapitis atau korporis.[1,13]

Rosacea

Rosacea terjadi pada area wajah, yakni berupa lesi papulopustul dan telangiektasis pada area malar, hidung, dan perioral dengan sedikit deskuamasi. Kulit eritema dan mengalami erupsi edematous berulang.[1,13]

Lupus Eritematosus Sistemik atau SLE

SLE fase akut bisa menunjukkan gambaran “butterfly rash” di area wajah. Pasien bisa mengalami fotosensitivitas. Dokter dapat melakukan pemeriksaan histologi dan serologi seperti ANA (antinuclear antibodies) untuk konfirmasi diagnosis.[1,13]

Dermatitis Atopi dan Dermatitis Kontak Alergi

Pada kasus dermatitis kontak alergi (DKA), inflamasi pada kulit muncul setelah kontak dengan substansi asing yang menyebabkan reaksi alergi tipe lambat. Sementara itu, pada kasus dermatitis atopi, keluarga pasien biasanya memiliki riwayat atopi.[1,13]

Tinea Versikolor

Pada tinea versikolor, lesi petaloid muncul pada batang tubuh dan bisa tampak sedikit eritema. Infeksi kulit ini disebabkan oleh Malassezia.[1,13]

Pemfigus Foliaceus

Lesi tampak eritem, bersisik, tererosi dengan rasa nyeri, dan berkrusta. Lesi pertama muncul pada wajah, diikuti lesi pada dada dan punggung.[1,13]

Pityriasis Rosea

Pityriasis rosea diawali dengan adanya herald patch (satu buah bercak bulat atau oval yang bersisik dengan tepi yang meninggi). Ada “Christmas-tree-distribution” dari papul-papul berwarna pink kekuningan di area tubuh dan ekstremitas proksimal.[1,13]

Sifilis Sekunder

Pada kasus sifilis sekunder, ada plak bersisik dan berwarna tembaga pada telapak tangan dan kaki. Lesi bisa disertai gejala flu-like syndrome dan adenopati general.[1,13]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang umumnya hanya diperlukan bila manifestasi klinis dermatitis seboroik tidak khas dan ada kesulitan penegakan diagnosis setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan dengan tepat.

Biopsi kulit dapat dilakukan untuk menyingkirkan beberapa diagnosis banding, seperti psoriasis, dermatitis atopi, dan rosacea. Prosedur ini terutama dianjurkan bagi pasien yang mengalami exfoliative erythroderma.[1,2,13]

Gambaran histologi biasanya tidak spesifik. Pada fase akut, inflamasi terdapat pada area perifolikular dan perivaskular. Spongiosis dan hiperplasia psoriaform juga sering terlihat. Gambaran klasik seperti parakeratosis “bahu” dengan parakeratosis sekeliling pembukaan folikular juga bisa ditemukan. Neutrofil bisa terlihat pada pinggiran kerak.

Pada fase kronis, gambaran mirip dengan psoriasis, tetapi psoriasis dapat dibedakan dengan adanya akantosis regular, rete ridge yang menipis, eksositosis, parakeratosis, dan tidak adanya spongiosis.[1]

Kultur jamur dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan tinea kapitis, walaupun pada orang dewasa jarang terjadi tinea kapitis. Pada pasien yang mengalami dermatitis seboroik yang parah dengan onset tiba-tiba, tes HIV perlu dipertimbangkan.[1]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Athieqah Asy Syahidah

Referensi

1. Tucker D, Masood S. Seborrheic Dermatitis. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551707/
2. Handler MZ. Seborrheic Dermatitis. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1108312-overview
13. Sasseville D. Seborrheic dermatitis in adolescents and adults. UpToDate. 2020.

Epidemiologi Dermatitis Seboroik
Penatalaksanaan Dermatitis Seboroik

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal untuk Kulit
    Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal untuk Kulit
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Rambut Rontok, Keluhan yang Banyak Ditanyakan Secara Telekonsultasi Selama Pandemi COVID-19
    Rambut Rontok, Keluhan yang Banyak Ditanyakan Secara Telekonsultasi Selama Pandemi COVID-19
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 22 September 2024, 23:02
Gatal di sela jari disertai dengan bintik berisi air yang gatal yang menyebar, apakah dermatitis atau tinea?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dokter2 mhn diskusi. Pasien usia 30 th dengan keluhan gatal2 dikulit sbb1. Gatal di sela jari jempol kaki sdh 1 bln blm membaik, Riw obat salep...
dr. Risna Safitri
Dibalas 28 Agustus 2024, 08:24
Ruam merah dan ungu pada extremitas, perut dan punggung yang terasa gatal
Oleh: dr. Risna Safitri
12 Balasan
Pasien wanita usia 25 tahun dengan keluhan tiba2 muncul bintik merah dan menjadi ungu di kaki tangan serta perut dan punggung. Terasa gatal. Bentuknya bulat...
Anonymous
Dibalas 11 Agustus 2024, 15:36
Gatal-gatal pada anak yang tidak kunjung hilang
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter,,izin berdiskusi dokter dan mohon bantuan nya.Ada kasus Pasien Anak laki2 usia 4 tahun timbul gatal brwarna kemerah di sekitar kelopak mata sejak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.