Patofisiologi Tinea Kapitis
Patofisiologi tinea kapitis diawali oleh infeksi dermatofita yang dapat menular melalui kontak antar manusia, kontak dengan hewan, atau kontak dengan objek yang sering bersentuhan dengan rambut dan kulit kepala. Contoh objek yang sering menjadi media penularan adalah sisir, topi, tutup kepala, sarung bantal, kasur, dan sofa.[1,3]
Awalnya, dari tempat inokulasi, hifa jamur tumbuh secara sentrifugal pada stratum korneum. Setelah itu, jamur akan bertumbuh ke arah bawah menuju bagian dalam rambut dan menginvasi keratin. Zona yang terinfeksi kemudian meluas ke arah luar seiring dengan bertumbuhnya rambut dan dapat terlihat pada permukaan kulit rambut pada hari ke-12 hingga 14. Rambut yang terinfeksi menjadi rapuh dan tampak patah pada minggu ke-3.[3]
Tipe Invasi Rambut
Pada tinea kapitis, rambut yang dapat terinfeksi tidak hanya di kepala saja tetapi juga jaringan rambut lain pada bulu mata dan alis. Rambut dapat terinfeksi oleh patogen melalui tiga tipe invasi, yaitu tipe endotriks, ektotriks, dan favus.
Pada tipe endotriks, jamur merusak batang rambut tetapi tidak merusak kutikula. Contoh organisme pada tipe endotriks ini adalah Trichophyton tonsurans. Pada tipe ektotriks, jamur merusak bagian luar batang rambut. Contoh organismenya adalah Microsporum canis.
Tipe yang ketiga adalah favus di mana terjadi reaksi inflamasi, pembentukan krusta, dan kerontokan rambut. Contoh organisme yang sering menyebabkan reaksi ini adalah Trichophyton schoenleinii.[1,3]
Faktor yang Memengaruhi Patofisiologi Jamur
Kemampuan jamur untuk menempel pada inang tergantung pada berbagai faktor dari sisi patogen, inang, maupun lingkungan. Infeksi terjadi ketika terbentuk deposit artrospora atau hifa yang viabel pada permukaan jaringan. Kondisi imunosupresi pada inang dapat mempermudah kolonisasi jamur.
Kondisi seperti diabetes mellitus, penggunaan steroid jangka panjang, kanker, penggunaan obat-obatan imunosupresan, dan anemia juga dapat mempermudah kolonisasi jamur pada rambut.
Akan tetapi, fakta menarik yang perlu diperhatikan adalah pada infeksi HIV, risiko kolonisasi dermatofita tidak meningkat karena adanya kompetisi koloni dengan Malassezia.[1,5]