Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan e-Prescription Alomedika Tinea Kapitis general_alomedika 2024-09-09T15:44:26+07:00 2024-09-09T15:44:26+07:00
Tinea Kapitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription Alomedika

Panduan e-Prescription Alomedika Tinea Kapitis

Oleh :
dr.Ciho Olfriani
Share To Social Media:

Panduan e-prescription pada tinea kapitis ini dapat digunakan oleh Dokter Umum saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.

Tinea kapitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur superfisial pada kulit kepala, alis, dan bulu mata yang menyerang batang dan folikel rambut.

Tanda dan Gejala

Pada anamnesis, pasien dengan tinea kapitis biasanya mengeluhkan kepala yang gatal dan bersisik. Selain itu, dapat ditemukan gejala lain, yaitu rambut yang mudah patah, rambut berwarna abu-abu, dan kebotakan atau alopecia.[1]

Tanda kardinal dari tinea kapitis adalah kerion. Di samping itu, pemeriksaan fisik dapat menunjukkan skuama tipikal, alopecia, grey patch, black dot, dan pembesaran kelenjar getah bening.[1,2]

Peringatan

Pemberian griseofulvin dikontraindikasikan pada pasien porfiria dan gagal hati. Selain itu, pasien laki-laki yang hendak mengonsumsi griseofulvin sebaiknya tidak sedang menjalani program hamil dalam 6 bulan ke depan.[3,4]

Griseofulvin dapat menurunkan efikasi kontrasepsi oral, sehingga kontrasepsi tambahan, yaitu kondom, perlu diberikan pada pasien yang menggunakan kontrasepsi oral. Kontrasepsi tambahan perlu dilanjutkan sampai 1 bulan setelah terapi griseofulvin dihentikan.[5]

Itraconazole dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat penyakit jantung dan gangguan hati.[3,4]

Pada penggunaan fluconazole, pemeriksaan fungsi hati dan ginjal dianjurkan untuk dilakukan sebelum terapi dilakukan.

Penggunaan terbinafine pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati memerlukan penyesuaian dosis.[3]

Perhatian khusus atau rujukan perlu dilakukan apabila:

  1. Tanda dan gejala tidak membaik setelah 10–14 hari terapi
  2. Pasien memiliki kondisi imunokompromais, seperti HIV

  3. Pasien memiliki penyakit penyerta yang memerlukan multifarmaka

Medikamentosa

Pemilihan terapi tinea kapitis disesuaikan dengan jenis jamur yang menginfeksi, derajat inflamasi, dan pada beberapa kasus, status imun dan gizi pasien. Penatalaksanaan tinea kapitis memerlukan antifungal sistemik karena antifungal topikal dinilai tidak dapat menembus batang rambut dengan baik.

Dewasa

Lini pertama:

Griseofulvin 500 mg, peroral, 1 kali/hari selama 8 minggu[3,6]

Lini kedua:

Pilih salah satu dari terapi berikut ini:

Terbinafin: 250 mg, peroral, 1 kali/hari selama 4 minggu[3,7]

Itraconazole: 50–100 mg/hari, peroral selama 6 minggu [1,4]

Fluconazole: 3–6 mg/hari (150 mg untuk BB <50 kg, 300 mg untuk BB 50–60 kg, 450 mg untuk BB 60–75 kg), peroral.

Anak

Lini Pertama:

  • Griseofulvin (hanya untuk anak >2 tahun):

    Griseofulvin microsize 20–25 mg/kg/hari, dosis tunggal atau terbagi dalam 2 dosis; Griseofulvin ultramicrosize 15–20 mg/kg/hari, dosis tunggal atau terbagi dalam 2 dosis. Terapi diberikan selama 4–6 minggu[3]

Lini Kedua:

Pilih salah satu dari terapi berikut ini:

  • Itraconazole 50–100 mg/hari peroral, atau 5 mg/kg/hari peroral selama 6 minggu
  • Terbinafine (hanya untuk anak >4 tahun):

    Anak dengan BB 10–20 kg: 62,5 mg/hari peroral

    Anak dengan BB 20–40 kg: 125 mg/hari peroral

    Anak dengan BB >40 kg: 250 mg/hari peroral

Terapi diberikan selama 4 minggu peroral

  • Fluconazole 6 mg/kg/hari peroral, selama 2–3 minggu[3,4,8]

Terapi Ajuvan

  • Selenium sulfide sampo 1% dan 2,5% 2–4 kali/minggu, atau
  • Ketoconazole sampo 2% 2 hari sekali selama 2–4 minggu[3,4]

Pemberian pada Ibu Hamil

Semua antifungal sistemik di atas dikontraindikasikan pada kehamilan, kecuali terbinafine. Terbinafine merupakan satu-satunya antifungal sistemik yang terdaftar sebagai kategori B, sehingga dapat diberikan pada ibu hamil.[4]

Terapi Topikal

Terapi topikal dengan sampo dapat digunakan sebagai terapi tambahan dari terapi antifungal oral dan dapat menjadi terapi pencegahan atau pengobatan pada pasien asimptomatis.

Kandungan yang dapat memberi efek antifungal meliputi selenium sulfide, povidone iodine, ciclopirox, dan zinc pyrithione, dengan pemberian 2 kali seminggu disesuaikan dengan kondisi pasien. Selenium sulfide diperkirakan dapat menurunkan risiko penyebaran pada tahap awal terapi melalui cara menurunkan jumlah spora mikroba.[3,9,10]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. Perkumpulan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Jakarta;2017.
2. PB IDI. Panduan Praktik Klinis Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Cetakan ke-2. Jakarta:2017.
3. Handler MZ. Tinea Capitis Treatment & Management. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1091351-treatment#d7
4. Alkeswani A, Cantrell W, Elewski B: Treatment of Tinea Capitis. Skin Appendage Disord 2019;5:201-210. doi: 10.1159/000495909
5. Australian Product Information Grisovin (Griseofulvin). 2019. https://www.ebs.tga.gov.au/ebs/picmi/picmirepository.nsf/pdf?OpenAgent&id=CP-2009-PI-00933-3&d=201908261016933
6. Pusat Informasi Obat Nasional. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Griseofulvin. 2022. http://pionas.pom.go.id/monografi/griseofulvin
7. Pusat Informasi Obat Nasional. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Terbinafin. 2022. http://pionas.pom.go.id/monografi/terbinafin
8. Pusat Informasi Obat Nasional. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Flukonazol. 2022. http://pionas.pom.go.id/monografi/flukonazol
Gupta AK, Foley KA, Versteeg SG. New Antifungal Agents and New Formulations Against Dermatophytes. Mycopathologia. 2017 Feb;182(1-2):127-141. doi: 10.1007/s11046-016-0045-0. Epub 2016 Aug 8. PMID: 27502503.
Bennassar A, Grimalt R. Management of tinea capitis in childhood. Clin Cosmet Investig Dermatol. 2010 Jul 14;3:89-98. doi: 10.2147/ccid.s7992. PMID: 21437064; PMCID: PMC3047946.
9. Sari AB, Widaty S, Bramono K, et al. Tinea kapitis di poliklinik kulit dan kelamin RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta periode tahun 2005–2010. MDVI. 2012;49(3):113-117.
10. Rahadiyanti DD, Ervianti E. Studi retrospektif: Karakteristik dermatofitosis. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. 2018 May 2;30(1):66-72.

Edukasi dan Promosi Kesehatan Ti...

Artikel Terkait

  • Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
    Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
  • Batuk Kering pada Dewasa – Panduan e-Prescription Alomedika
    Batuk Kering pada Dewasa – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Batuk Berdahak pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
    Batuk Berdahak pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
    Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika
    Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Nabel
Dibalas 11 April 2025, 15:05
Pseudoefedrin sudah bisa diresepkan dari My Patient Alomedika?
Oleh: dr.Nabel
1 Balasan
Alo Dokter, kupikir resep pseudoefedrin tidak bisa diberikan secara online. Tetapi, kemarin saat saya coba kirim resep dari My Patient Alomedika, saya bisa...
dr.Meidina
Dibalas 08 April 2025, 15:50
Pengalaman tulis resep di fitur My Patient Alomedika
Oleh: dr.Meidina
2 Balasan
Gak nyangka bakal semudah ini buat bantu saudara saat lebaran di Bandung kemarin. Hari ke-2 lebaran kemarin, ada saudara yang mengeluh batuk pilek dan...
Anonymous
Dibalas 27 Maret 2025, 07:20
Untuk meresepkan obat di fitur My Patient, apakah harus punya SIP?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya Alo dokter,Saya mau mengirim resep obat asma rutin adek saya yang ada di Bandung. Apakah bisa melalui Alomedika - My Patient? Apa saja...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.