Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Pyoderma general_alomedika 2023-04-28T12:15:53+07:00 2023-04-28T12:15:53+07:00
Pyoderma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Pyoderma

Oleh :
dr.Megawati Tanu
Share To Social Media:

Etiologi pyoderma yang paling sering adalah bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, atau Group A Beta Haemolyticus Streptococcus (GABHS).[1,3,4]

Impetigo

Impetigo paling banyak disebabkan oleh Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, atau GABHS. Selain itu, laporan kasus semakin banyak menyebutkan adanya impetigo akibat Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).[1]

Ektima

Ektima adalah bentuk impetigo yang lebih dalam yang disebabkan oleh GABHS. Ektima umumnya terjadi berkaitan dengan malnutrisi dan keadaan imunosupresi.[1]

Folikulitis

Folikulitis paling sering terjadi akibat Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, dan Pseudomonas aeruginosa.[1,2]

Selain karena infeksi bakteri, folikulitis dapat disebabkan oleh jamur, virus, infestasi parasit, paparan bahan kimia, dan trauma fisik akibat mencukur).[5]

Furunkulosis

Furunkulosis seringkali disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus.[1,2]

Karbunkel mayoritas disebabkan oleh S. aureus, tetapi juga bisa disebabkan oleh Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA), dan bakteri anaerob (terutama jika berlokasi di anogenital. Bakteri dapat ditransfer ke bagian anatomi lain ketika menggaruk.[5,6]

Erisipelas dan Selulitis

Erisipelas umumnya diawali dengan adanya kerusakan pada sawar kulit, misalnya pada luka akibat trauma atau dermatosis seperti dermatitis atopik. Hampir seluruh erisipelas disebabkan oleh Group A Streptococcus.

Sementara itu, GABHS merupakan penyebab tersering selulitis. Selulitis juga dapat disebabkan oleh Haemophilus influenzae, Streptococcus viridans, dan Enterococcus faecalis. [1]

Selulitis dengan warna biru keunguan dan bula merupakan kondisi yang berat dengan Vibrio vulnificus atau Streptococcus pneumoniae sebagai penyebabnya.[11-13]

Faktor Risiko

Faktor risiko terjadinya impetigo adalah usia muda, kontak erat dengan penderita impetigo, lingkungan tempat tinggal padat, kondisi yang lembab dan panas, serta hygiene yang buruk.

Kerusakan barier kulit pada pasien dermatitis atopik, imunosupresi, diabetes melitus, alkoholisme, malnutrisi, obesitas, hiperhidrosis, anemia, dan pencukuran rambut menjadi faktor predisposisi terjadinya folikulitis, furunkel, dan karbunkel.[1-4]

Erisipelas dan selulitis juga dipengaruhi oleh kerusakan sawar kulit. Ini mencakup adanya luka akibat trauma, luka operasi, tusukan jarum, fisura pada sela jari kaki, gigitan serangga atau binatang lain, serta adanya infeksi jamur. Kondisi seperti edema limfatik, obstruksi limfatik, fistula arteriovenosa sindrom nefrotik, serta kondisi imunokompromais juga meningkatkan risiko.[11,12]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

1. Gupta D. Bacterial Skin and Soft Tissue Infections in Children. Pediatr Inf Dis 2021;3(4):146–155.
2. Gahlawat G, Tesfaye W, Bushell M, Abrha S, Peterson GM, Mathew C, et al. Emerging Treatment Strategies for Impetigo in Endemic and Nonendemic Settings: A Systematic Review. Clin Ther. 2021 Jun;43(6):986–1006.
3. Schachner LA, Andriessen A, Benjamin LT, Claro C, Eichenfield LF, Esposito SM, et al. Do Antimicrobial Resistance Patterns Matter? An Algorithm for the Treatment of Patients With Impetigo. J Drugs Dermatol JDD. 2021 Feb 1;20(2):134–42.
4. Johnson MK. Impetigo. Adv Emerg Nurs J. 2020;42(4):262–9.
5. Stevens DL, Bisno AL, Chambers HF, Dellinger EP, Goldstein EJ, Gorbach SL, Hirschmann JV, Kaplan SL, Montoya JG, Wade JC; Infectious Diseases Society of America. Practice guidelines for the diagnosis and management of skin and soft tissue infections: 2014 update by the Infectious Diseases Society of America. Clin Infect Dis. 2014 Jul 15;59(2):e10-52. doi: 10.1093/cid/ciu444. Erratum in: Clin Infect Dis. 2015 May 1;60(9):1448. Dosage error in article text. PMID: 24973422.
6. Clebak KT, Malone MA. Skin Infections. Prim Care Clin Off Pract. 2018 Sep 1 ;45(3):433–54.
11. Michael Y, Shaukat NM. Erysipelas.In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
12. Brown BD, Hood Watson KL. Cellulitis.In: StatPearls.Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
13. Herchline TE. Cellulitis. Practice Essentials, Background, Pathophysiology. Medscape; 2022.

Patofisiologi Pyoderma
Epidemiologi Pyoderma

Artikel Terkait

  • Penggunaan Antibiotik untuk Abses Kulit Tanpa Komplikasi
    Penggunaan Antibiotik untuk Abses Kulit Tanpa Komplikasi
  • Antibiotik Oral atau Topikal untuk Impetigo
    Antibiotik Oral atau Topikal untuk Impetigo
  • Terapi Topikal Vs Sistemik untuk Bisul atau Folikulitis Bakterial
    Terapi Topikal Vs Sistemik untuk Bisul atau Folikulitis Bakterial
  • Membedakan Pyoderma Gangrenosum dari Gangrene
    Membedakan Pyoderma Gangrenosum dari Gangrene
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 23 Mei 2025, 14:47
Lesi merah dan gatal di daerah selangkangan - apakah ini impetigo bulosa atau candidiasis?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
ALO Dokter, izin bertanya. Pasien anak usia 2 tahun keluhan gatal dan merah sejak kemarin di area selangkangan. kemudian digaruk dan sempat diberikan salep...
Anonymous
Dibalas 09 April 2025, 20:59
Lesi kemerahan di kaki sejak 2 minggu pada pasien usia 66 tahun
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya menemukan pasien ny X usia 66 tahun dengan keluhan 2 lesi kemerahan di kaki sejak 2 minggu yll. Kemerahan muncul tiba-tiba, tidak terasa...
Anonymous
Dibuat 05 Februari 2025, 08:52
Pyoderma pada pipi bayi usia 8 bulan
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alodokter, izin diskusi, saya kedatangan pasien bayi umur 8 bulan dengan keluhan infeksi sekunder pada pipi kiri, awalnya pasien digigit nyamuk 2 hari yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.